Tanam Pohon ke-10 Ribu: Paseban Gelorakan Semangat Hari Bumi di Megamendung Bogor

“Kita harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita konsumsi dan ke mana sampah kita berakhir. Setiap konsumsi adalah keputusan ekologis,” tuturnya. Ia juga mengutip ajaran Sunda, “Gunung teu meunang dilebur, Lebak teu meunang dirusak,” sebagai pengingat pentingnya menjaga alam.

Diskusi tersebut ditutup dengan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Administratur Perhutani KPH Bogor dan perwakilan BPDAS Citarum-Ciliwung. Mereka membuka peluang kolaborasi lebih lanjut untuk melestarikan kawasan hulu Megamendung, yang menjadi penopang keseimbangan ekosistem wilayah Bogor dan sekitarnya.

Acara ini bukan sekadar peringatan, tetapi sebuah langkah nyata menuju masa depan yang lebih hijau, penuh harapan, dan lestari.