'Di Luar Nalar' Kasus Cucu di Purwakarta Rencanakan Pembunuhan pada Kakek yang Rawat sejak Kecil

Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Purwanto, angkat bicara dengan nada tegas dan penuh keprihatinan.

Penulis: Deanza Falevi | Editor: Ravianto
Istimewa/ warga
KAKEK DIBACOK CUCU - Kondisi TKP tindakan kekerasan terhadap kakek yang diduga dilakukan oleh cucunya di Perumahan Ciganea Indah, Desa Mekargalih, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Minggu (27/4/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Dunia pendidikan kembali diguncang kabar memilukan.

Dua pelajar SMP di Purwakarta, berinisial ALF (kelas 9) dan RAW (kelas 7) terlibat dalam kasus penganiayaan terhadap seorang kakek hingga kritis.

Diketahui, kakek Suyono (69) ditemukan dalam kondisi penuh luka tusuk dan bersimbah darah di dalam warung miliknya, di Perumahan Ciganea Indah, Desa Mekargalih, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat pada Minggu (27/4/2025) pagi.

Suyono diduga dianiaya oleh ALF yang merupakan cucunya.

Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Purwanto, angkat bicara dengan nada tegas dan penuh keprihatinan.

“Ini kasus di luar nalar. Anak kelas 7 dan kelas 9 melakukan hal yang seharusnya tak terbayangkan. Kami sudah dalami kasus ini. ALF, sudah tidak punya ibu, ayahnya pun pisah. Sekarang diasuh kakek dan neneknya. Tapi bagaimana dia bisa sampai berbuat seperti itu?” ujar Purwanto saat ditemui Tribunjabar.id, Senin (28/4/2025).

Baca juga: Dirawat Sejak Kecil, Remaja 15 Tahun di Purwakarta Ini Malah Mau Bunuh Kakek, Beruntung Ada Tetangga

Masalah ini, menurutnya, tidak berdiri sendiri. Ia menyoroti lemahnya pengawasan keluarga dan minimnya dukungan lingkungan. 

Sekolah, kata dia, sudah menerapkan berbagai aturan tegas, larangan membawa motor, larangan pulang larut malam, bahkan pembatasan penggunaan HP. Tapi aturan itu kerap diabaikan, bahkan oleh orang tua sendiri.

“Anak ini sering nongkrong bawa motor malam-malam. Masyarakat diam. Enggak ada yang menegur. Orang tua pun tetap kasih motor dan HP. Kita ini seperti melawan arus,” ucapnya.

Dari hasil penelusuran, kata Purwanto, kedua siswa tersebut sudah beberapa kali mendapat teguran dari sekolah atas perilaku bermasalah mereka. 

Kini, lanjut dia, pihak sekolah memutuskan langkah tegas, mengeluarkan kedua siswa dari sekolah.

“Sekolah sudah tidak sanggup lagi. Kami akan kembalikan ke orang tuanya. Hak pendidikan mereka masih akan kami bantu arahkan, tapi pola seperti ini tidak bisa dilanjutkan. Tanpa dukungan keluarga dan masyarakat, pendidikan jadi omong kosong,” ucap Purwanto.

Lebih jauh, ia menyebut kasus ini sebagai potret sistem pendidikan yang tak didukung lingkungan sekitar. 

“Kalau orang tua dan masyarakat tidak ikut mendidik, maka sekolah tidak punya daya. Kita perlu sinergi, bukan sekadar seremonial,” katanya.

Diketahui sebelumnya, ALF dan RAW diduga melakukan penganiyaan terhadap kakek Suyono lantaran kesal sering dimarahi.

Suyono kini dalam kondisi kritis di RSUD Bayu Asih Purwakarta usai mendapatkan sejumlah luka tusuk dari penganiayaan yang dilakukan oleh ALF dan RAW.

Sementara untuk ALF dan RAW sudah berhasil diamankan oleh pihak kepolisian tak lama dari kejadian tersebut.

Polisi pun masih memeriksa kedua anak berhadapan dengan hukum tersebut.(*)

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved