Sosok Dewi Agustiningsih Jadi Lulusan Doktor Tercepat dan Termuda di UGM,  Lulus S3 di Usia 26 Tahun

Inilah sosok Dewi Agustiningsih, Dosen ITB berusia 26 tahun lulusan dokter tercepat dan termuda di Universitas Gadjah Mada (UGM), kisahnya inspiratif

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Dok. UGM
WISUDAWATI TERMUDA - Dewi Agustiningsih, dosen ITB yang menjadi wisudawan termuda, tercepat S3 di UGM, kisahnya inspiratif 
 

TRIBUNJABAR.ID - Inilah sosok Dewi Agustiningsih, Dosen ITB berusia 26 tahun lulusan dokter tercepat dan termuda di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Baru-baru ini kisahnya lulus S3 di usia muda menjadi sorotan dan menginspirasi.

Dia bukan berasal dari keluarga yang mapan.

Namun, ia mampu membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika dia tempuh dengan usaha.

Sejak kuliah S1 pada 2016, Dewi Agustiningsih bisa kuliah lewat bantuan beasiswa Bidikmisi.

Baca juga: Kisah Inspiratif Lansia di Tegal Naik Haji dari Hasil Nabung Rp25.000 Jualan Ponggol selama 5 Dekade

Ia menceritakan saat kuliah S1, ia mendapatkan uang saku Rp 600.000 per bulan yang harus dia tur untuk keperluan kos, makan hingga kebutuhan perkuliahan.

Meski begitu, Dewi sangat bersyukur lewat beasiswa itulah menjadi langkah awalnya menempuh pendidikan dan belajar kemandirian.

Setelah lulus sarjana pada 2020, Dewi kembali menerima beasiswa Program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).

Program tersebut. memberikan percepatan bagi sarjana unggulan untuk menempuh S2 dan S3 sekaligus.

Demikian lewat program itulah pula akhirnya Dewi menjadi lulusan doktor tercepat dan termuda di Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Awalnya, saya tidak menyangka bisa sampai di jenjang doktoral. Tapi setelah menyelesaikan S1, saya mendapatkan kesempatan mengikuti seleksi program PMDSU, dan bersyukur diterima,” ujar Dewi, Jumat (25/4/2025) dilansir UGM.

Lalu, seperti apa sosoknya?

Dewi Agustiningsih baru berusia 26 tahun saat dinobatkan sebagai lulusan doktor tercepat dan termuda di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dikutip dari Kompas.com, Dewi Agustiningsih merupakan mahasiswa dari Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM.

Rata-rata masa studi program doktor adalah 4 tahun 7 bulan, namun Dewi berhasil lulus dengan masa studi 2 tahun 6 bulan 13 hari.


Diketahui rata-rata usia lulusan Program Doktor di Indonesia biasanya adalah 42 tahun, namun Dewi berhasil lulus di usia 26 tahun. 

Dewi saat ini bekerja sebagai dosen Program Studi Kimia di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dewi adalah alumnus prodi Kimia UGM jenjang sarjana pada tahun 2020, yang kemudian menyelesaikan studi magister dan doktoral di kampus yang sama pada tahun 2022 dan 2025.

Peraih beasiswa bidikmisi yang penuh mimpi Dewi bukanlah berasal dari keluarga yang mapan.

Ia dapat mengawali kuliahnya pada tahun 2016 lewat bantuan beasiswa Bidikmisi saat itu.

Bagi Dewi, tantangan terbesarnya dalam menempuh pendidikan hingga menyelesaikan pendidikan doktor adalah persoalan keterbatasan ekonomi.

Namun ia memiliki motivasi ingin membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan suatu penghalang meraih impian.

“Motivasi saya sederhana, saya hanya ingin membuktikan bahwa latar belakang ekonomi tidak membatasi impian seseorang,” ujar Dewi.

Baca juga: Sosok Ikhsan, Suami Tipu Istri KTP dan Ijazah Palsu, Ngaku PNS dan Lulusan UGM, Terkuak Pekerjaannya

Selama menempuh pendidikan doktor, disertasinya membahas mengenai sintesis dan pengembangan material katalis berbasis material anorganik, khususnya untuk aplikasi reaksi organik seperti reaksi cross-coupling.

Dalam penelitian itu Dewi memodifikasi material berbasis silika dan titania dengan senyawa organosilan dan logam transisi untuk meningkatkan aktivitas dan kestabilannya sebagai katalis heterogen.

“Tujuannya adalah menghasilkan material yang bisa digunakan untuk sintesis senyawa-senyawa penting, namun dengan metode yang lebih ramah lingkungan dan efisien,” ujarnya.

Sebagai seorang dosen, Dewi tetap akan melanjutkan penelitian sebagai penerapan tri dharma pendidikan.

Ia ingin mengembangkan material katalis yang tidak hanya aktif, tapi juga stabil dalam berbagai kondisi reaksi.

Selain itu, ia juga ingin menjajaki kolaborasi lintas disiplin, misalnya antara kimia material dengan teknik lingkungan atau farmasi, untuk aplikasi yang lebih luas.

Ke depannya, Dewi ingin terus mengembangkan riset, khususnya dalam bidang katalis dan kimia material.

“Saya juga berharap bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa-mahasiswa dari latar belakang sederhana seperti saya, bahwa mimpi setinggi apapun bisa dicapai asal kita punya tekad dan semangat belajar yang kuat,” pungkas Dewi.

(Tribunjabar.id/Hilda Rubiah) (Kompas.com/Sandra Desi Caesaria/Ayunda Pininta Kasih)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved