Sosok Try Sutrisno Mantan Panglima ABRI Dukung Pencopotan Gibran, Rekam Jejaknya Tak Sembarangan
Santer isu pencopotan Gibran Rakabuming Raka dari Wakil Presiden Republik Indonesia. Sosok Try Sutrisno mantan ABRI disebut dukung rencana tersebut
TRIBUNJABAR.ID - Beriringan dengan memanasnya politik di Indonesia, santer kabar isu pencopotan Gibran Rakabuming Raka dari Wakil Presiden Republik Indonesia.
Bahkan kini muncul, pencopotan Gibran tersebut didukung oleh Try Sutrisno, yaitu mantan panglima Angkatan Bersenjata Republik Indoneia (ABRI).
Dukungan Try Sutrisno terhadap rencana itu pun diamini oleh ratusan purnawirawan lainnya.
Sontak, kini sosok Try Sutrisno pun menjadi sorotan publik.
Baca juga: Rocky Gerung Singgung Isu Matahari Kembar Tanding Politik Prabowo-Jokowi, Gibran Manfaatkan Momen
Ternyata sosok dan rekam jejak Try Sutrisno tak sembarangan.
Selain mantan ABRI dan pensiunan TNI, dia ternyata juga wakil presiden yang pernah bersanding bersama Soeharto.
Menurut pemberitaan yang ada, Try Sutrisno turut mendukung rencana pencopotan Gibran.
Bahkan, eks Wakil Presiden RI itu dikabarkan turut memberikan catatan-catatan khusus kepada Presiden RI Prabowo Subianto.
Selain Try Sutrisno, ternyata ada ratusan pensiunan TNI yang mendukung rencana pencopotan Gibran Rakabuming Raka.
Pensiunan TNI itu terdiri dari beberapa matra.
Mereka yang mendukung rencana pencopotan Gibran Rakabuming Raka berasal dari pensiunan TNI AD, AL, dan AU.
Adapun jumlah pensiunan yang mendukung pencopotan Gibran dan sudah membubuhkan tanda tangan yakni 103 purnawirawan jenderal, 73 laksamana, 65 marsekal, dan 91 kolonel.
Forum Purnawirawan Prajurit TNI membuat pernyataan sikap terhadap wacana pencopotan Gibran.
Kegiatan diselenggarakan di kawasan Kepala Gading, Jakarta Utara pada Kamis (17/4/2025) lalu.
Tak hanya Try Sutrisno, surat pernyataan itu turut ditekan oleh mantan Menteri Agama Fachrul Razi, KSAD periode 1999-2000 Jenderal TNI (Purn) Tyasno Soedarto, KSAL periode 2005-2007 Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, KSAU periode 1998-2002 Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan.
Sosok Try Sutrisno
Dikutip dari laman resmi Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI), tni.mil.id, Try Sutrisno lahir di Surabaya, 15 November 1935.
Pria kelahiran 15 November 1935 ini adalah anak ketiga dari pasangan Soebandi dan Mardiyah.
Awal mula karier Try Sutrisno di dunia militer yakni saat ia berusia 21 tahun tepatnya tahun 1956, ia diterima menjadi taruna Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad).
Baru setahun menjalani pendidikan, Try Sutrisno sudah harus ikut berperang.
Saat itulah ia mengawali karier militer sebagai prajurit yang turut bertempur melawan Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik indonesia (PRRI).
Lima tahun setelahnya atau 1962, Try Sutrisno terlibat dalam Operasi Pembebasan Irian Barat.
Di situlah ia mengenal Soeharto.
Kala itu, Soeharto yang sudah berpangkat Mayor Jenderal ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Panglima Komando Mandala yang berpangkalan di Sulawesi.
Kedekatan antara Try Sutrisno dengan Soeharto terjalin dari tugas tersebut.
Soeharto kemudian terpilih menjadi Presiden kedua RI pada 1968.
Empat tahun setelahnya yakni 1974, Try Sutrisno ditunjuk Soeharto menjadi ajudannya.
Dari situlah karier Try Sutrisno meroket.
Baca juga: Komentar Menohok Rocky Gerung Soal Langkah Jokowi Tempuh Jalur Hukum Terkait Tuduhan Ijazah Palsu
Tahun 1978, Try diangkat menjadi Kepala Komando Daerah Staf di Kodam XVI/Udayana.
Setahun kemudian, ia menjadi Panglima Daerah Kodam IV/Sriwijaya.
Empat tahun berikutnya, ia diangkat menjadi Panglima Daerah Kodam V/Jaya dan ditempatkan di Jakarta.
Agustus 1985 pangkat Try Sutrisno dinaikkan lagi menjadi Letnan Jenderal (Letjen).
Saat itu Try Sutrisno sekaligus diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) mendampingi KSAD Jenderal TNI Rudhini.
Sepuluh bulan kemudian tepatnya Juni 1986, Try Sutrisno diangkat menjadi KSAD menggantikan Rudhini.
Tak sampai setahun yakni April 1987, dia naik jabatan ke tingkat tertinggi menjadi Jenderal.
Karier Try Sutrisno moncer.
Jabatan KSAD diembannya selama 1,5 tahun hingga pada awal 1988 ia dipromosikan menjadi Panglima ABRI (Pangab) menggantikan Jenderal TNI LB Moerdani.
Try Sutrisno akhirnya memimpin ABRI selama 5 tahun, sejak 1988 hingga 1993.
Ketika itu ABRI masih terdiri dari institusi TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan POLRI.
Banyak peristiwa penting yang terjadi selama Try Sutrisno memimpin, seperti meletusnya kembali pemberontakan GPK (Gerakan Pengacau Keamanan) di Aceh pada pertengahan 1989 menyusul dibubarkannya Kodam I/Iskandarmuda.
Peristiwa penting lainnya yakni pembantaian Santa Cruz di Timor Timur pada November 1991.
Try Sutrisno pun terpilih menjadi Wakil Presiden RI dalam sidang umum Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 1993.
Ia dicalonkan oleh Fraksi ABRI MPR-RI, mendahului pilihan terbuka dari Presiden Soeharto ketika itu.
Try Sutrisno tercatat menjadi wakil presiden Soeharto yang ketiga dari kalangan militer.
Ia menjabat di kursi RI-2 persis setelah Sudharmono turun tahta.
Tahun 1998 tugas Try Sutrisno sebagai wapres berakhir.
Ia lantas digantikan oleh BJ Habibie yang terpilih sebagai wakil presiden melalui Sidang Umum MPR 1998.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Beri Penegasan Ini soal Isu Akan Tinggalkan Pemerintah Prabowo-Gibran
Viral tak Disalami Jokowi
Beberapa waktu lalu sempat ramai pemberitaan bahwa Try Sutrisno tidak disalami Jokowi ketika HUT ke 79 TNI.
Videonya kemudian viral, hingga menuai pro kontra di masyarakat.
Dalam video yang beredar, tampak Try Sutrisno yang mengenakan seragam lengkap TNI sudah berdiri hendak menyalami Jokowi.
Namun, Jokowi melewati Try Sutrisno begitu saja.
Ia melangkah melewati sang jenderal, dan menyalami tamu lain.
Karena hal itu pula, Try Sutrisno kemudian duduk kembali di bangkunya.
"Momen Jokowi tak menyalami Mantan Wakil Presiden ke 6 Bpk Tri Sutrisno padahal pak Tri sudah berdiri tapi hanya dilewati saja...," tulis @BangPino__ dilansir dari Warta Kota, Senin (7/10/2024).
Setelah videonya viral, Istana mengklarifikasi masalah itu.
Istana membantah Jokowi tidak menyalami Try Sutrisno.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana mengatakan bahwa Presiden sudah menyalami Try Sutrisno di Ruang Holding VVIP.
"Iya Bapak Presiden sudah salaman dan menyapa Wakil Presiden ke-6 Bapak Try Sutrisno beserta Ibu di Holding VVIP Room," kata Yusuf, dikutip dari Tribunnews, Senin, (7/10/2024).
Menurut Yusuf, Presiden menyalami tokoh-tokoh yang lainnya saat acara karena belum sempat bertemu di ruang Holding.
Baik itu Jusuf Kalla, Boediono, hingga Sinta Nuriyah wahid.
"Sedangkan untuk yang lainnya seperti Ibu Shinta, Bapak Jusuf Kala, Pak Boediono dll Beliau belum sempat bertemu di Holding Room," katanya.
Yusuf mengatakan Presiden sangat menghormati semua elemen masyarakat. Apalagi para tokoh yang pernah memimpin bangsa.
"Bapak Presiden sangat menghormati semua elemen Masyarakat apalagi dengan Para Tokoh pemimpin Bangsa," katanya.
Demikianlah, profil mengenai Try Sutrisno Manta Wapres RI 1993-1998 yang mendampingi Mantan Presisen Soeharto, usia dan anak-anaknya hingga klarifikasi Istana ihwal Trys Sutrisno viral disebut tak disalami Jokowi.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
Prabowo Akan Bentuk Kementerian Baru, Perubahan Nama dari Badan Penyelenggara Haji |
![]() |
---|
Rekam Jejak Immanuel Ebenezer Wamenaker Kena OTT KPK, Pernah Jadi Relawan Jokowi Beralih ke Prabowo |
![]() |
---|
Sosok Immanuel Ebenezer, Wamenaker Eks Relawan Jokowi yang Ditangkap KPK, Hartanya Rp 17 Miliar |
![]() |
---|
Potret Cucu Bung Hatta Pakai Kain Slobog, Ungkap Pernyataan Mengejutkan Kritik Presiden dan Wakilnya |
![]() |
---|
Respons Dedi Mulyadi setelah Dikritik Maruf Amin soal Penghapusan Dana Hibah Pesantren di Jabar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.