Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar Sudah Capai 1.600 Orang, di Thailand Jumlahnya Juga Bertambah

Update terkini pada Senin 31 Maret 2025 pagi, jumlah korban tewas sudah mencapai 1.600 orang.

Editor: Ravianto
capture video youtube@abc7
GEMPA MYANMAR - Tangkapan layar YouTube ABC7 pada Minggu (30/3/2025) menunjukkan Salah satu bangunan di Myanmar runtuh akibat gempa 7,7 SR. Seorang wanita berusia 30 tahun, Phyu Lay Khaing, berhasil diselamatkan setelah terjebak selama 30 jam di reruntuhan Sky Villa Condominium akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang mengguncang Mandalay. 

TRIBUNJABAR.ID, MANDALAY - Gempa besar 7,7 Skala Magnitudo yang mengguncang Myanmar pada Jumat 28 Maret 2025 menelan ribuan korban tewas.

Update terkini pada Senin 31 Maret 2025 pagi, jumlah korban tewas sudah mencapai 1.600 orang.

Jumlah itu merupakan korban tewas yang sudah ditemukan.

Diduga ada puluhan ribu orang yang menjadi korban tewas.

Tim penyelamat terus berupaya menggali reruntuhan bangunan yang runtuh demi mencari korban selamat.

Dalam pernyataan resmi, pemerintah militer Myanmar mengonfirmasi bahwa sebanyak 1.644 orang tewas dan lebih dari 3.400 orang mengalami luka-luka, sementara setidaknya 139 orang masih dinyatakan hilang setelah gempa berkekuatan 7,7 magnitudo pada Jumat (28/3/2025).

Baca juga: BREAKING NEWS Gempa 7,1 Skala Magnitudo Guncang Tonga, Warga Berduyun-duyun ke Tempat yang Tinggi

Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar yang berada dekat dengan episentrum gempa, mengalami dampak yang sangat parah.

"Malam yang sangat tidak nyaman bagi banyak orang. Mereka memilih untuk tidur di luar rumah. Kami melihat banyak orang di taman dengan kasur yang mereka letakkan di luar rumah," lapor Tony Cheng dari Al Jazeera di ibu kota Naypyidaw.

GEMPA GUNCANG MYANMAR - Tangkapan layar YouTube ANI News pada Jumat (28/3/2025). Foto ini menunjukkan Sebuah gedung pencakar langit yang sedang dibangun runtuh di Bangkok pada tanggal 28 Maret setelah gempa bumi dahsyat melanda Myanmar .
GEMPA GUNCANG MYANMAR - Tangkapan layar YouTube ANI News pada Jumat (28/3/2025). Foto ini menunjukkan Sebuah gedung pencakar langit yang sedang dibangun runtuh di Bangkok pada tanggal 28 Maret setelah gempa bumi dahsyat melanda Myanmar . (Tangkapan layar YouTube ANI News)

"Masih ada gempa susulan, beberapa di antaranya kami rasakan pagi ini. Meski tidak terlalu besar, guncangan tersebut cukup membuat orang enggan kembali ke bangunan," tambahnya.

Operasi kemanusiaan di Myanmar mengalami hambatan besar akibat infrastruktur yang rusak, termasuk jalan dan jembatan utama, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

“Kerusakan pada jalan tol Yangon-Naypyidaw-Mandalay menyebabkan gangguan layanan, dengan retakan dan distorsi permukaan yang memaksa bus antarkota menghentikan operasinya,” kata OCHA dalam pernyataannya.

Pemerintah militer Myanmar juga mengakui bahwa gempa telah merusak infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan, yang menyebabkan korban jiwa dan luka-luka di kalangan warga sipil. Saat ini, operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung di daerah terdampak.

Untuk mempermudah upaya bantuan pascagempa, Pemerintahan Persatuan Nasional (NUG), kelompok oposisi yang menentang junta militer, mengumumkan gencatan senjata sepihak selama dua minggu di wilayah terdampak gempa mulai Minggu.

Dalam pengumuman pada Sabtu malam, sayap militer NUG, Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), menyatakan bahwa mereka akan "bekerja sama dengan PBB dan organisasi non-pemerintah untuk memastikan keamanan, transportasi, serta pendirian kamp penyelamatan dan medis sementara" di wilayah yang mereka kendalikan.

Jumlah Korban Tewas di Thailand Juga Meningkat
Sementara itu dikutip dari AP News, jumlah korban tewas akibat gempa di Thailand meningkat menjadi 17 orang.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved