Dedi Mulyadi Soroti Banjir di Bandung Raya, Warga Ungkap Biang Keroknya Singgung Kereta Cepat & Tol

Dedi Mulyadi menyoroti banjir yang melanda wilayah di Bandung Raya. Warga ungkap dugaan biang kerok banjir di wilayahnya singgung kereta cepat dan tol

Editor: Hilda Rubiah
Tribun Jabar/ Cikwan Suwandi
BANJIR BANDUNG RAYA - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Kantor Bupati Karawang, Selasa (4/3/2025). - Dedi Mulyadi menyoroti banjir yang melanda wilayah di Bandung Raya. Warga ungkap dugaan biang kerok banjir singgung kereta cepat dan tol 

TRIBUNJABAR.ID - Sejak menjabat jadi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dihadapkan pada ujian bencana banjir di sejumlah wilayah di Jawa Barat.

Termasuk sejumlah banjir yang melanda wilayah di Bandung Raya.

Dedi Mulyadi pun menyoroti alih fungsi lahan di Kawasan Bandung Utara (KBU) sebagai penyebab utama banjir di wilayah di Bandung Raya tersebut.

Namun, warga pun mengungkap dugaan biang kerok banjir yang terjadi di wilayahnya.

Menurut Dedi, pembukaan lahan hutan untuk perkebunan sayur yang tidak ramah lingkungan menyebabkan lahan kritis dan mempercepat pendangkalan sungai.

"Penyebabnya pendangkalan sungai dan kerusakan hulu. Hutannya kan sudah jadi kebon sayur, kebon sayurnya menanam pakai plastik," ujar Dedi saat ditemui di Cipatat, Bandung Barat, Rabu (19/3/2025).

Baca juga: Pemkot Bandung Siapkan Solusi Lain Tangani Banjir Gedebage, Bikin Sodetan Hingga Bangun Tol Air Lagi

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dedi berencana melakukan penertiban serupa dengan yang telah diterapkan di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

"Saya akan beresin sama seperti (kawasan) Puncak, Bogor," katanya.

Salah satu daerah terdampak adalah Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Bandung Barat, di mana luapan Sungai Cimeta merendam 25 rumah.

Berkurangnya daya resapan air di hulu menyebabkan debit air sungai meningkat dan meluap ke pemukiman.

Zulkifli (58), warga Kampung Cibarengkok, RT 03 RW 13, Desa Nyalindung, mengaku bahwa banjir baru terjadi dalam dua tahun terakhir.

"Hampir 60 tahun saya tinggal di sini, gak pernah ada banjir. Tapi dua tahun terakhir ini banjir jadi tiap tahun," ujarnya.

Ia menduga bencana ini bukan sekadar akibat hujan deras, melainkan dampak dari perubahan tata guna lahan dan proyek pembangunan di wilayah hulu.

"Saya duga ini akibat ada pengerasan di atas sana macam kereta cepat, jalan tol, dan pembangunan lain. Imbasnya penyerapan air berkurang," kata Zulkifli.

Ia berharap pemerintah segera melakukan intervensi untuk mengendalikan pembangunan di wilayah hulu dan menormalisasi sungai guna mencegah banjir yang terus berulang.

"Harapan saya bagaimana di wilayah hulu pembangunan bisa dikendalikan. Agar warga yang tinggal di hilir gak menderita kena banjir," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menurut Dedi Mulyadi, Ini Biang Kerok Penyebab Banjir di Bandung Raya"

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved