Profil PT Produksi Film Negara, BUMN yang Jadi Sorotan usai Ifan Seventeen Ditetapkan sebagai Dirut

PT Produksi Film Negara (PFN) menjadi sorotan setelah musisi Ifan Seventeen diangkat menjadi direkur utama BUMN di bidang industri film tersebut.

Laman Resmi PFN
ILUSTRASI - PT PFN adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri audivisual perfilman Indonesia. PFN menjadi sorotan setelah musisi Ifan Seventeen diangkat menjadi direkur utama BUMN di bidang industri film tersebut. 

“Kita lihat nanti dengan kreativitasnya, pengalamannya, dan background-nya, apa gebrakannya yang bisa dibuat untuk PFN. Kita tunggu saja pembuktiannya,” pungkasnya.

Lalu, bagaimana profil PT Produksi Film Negara tersebut?

Profil PT Produksi Film Negara

Melansir laman resmi PFN, Produksi Film Negara (PFN) merupakan BUMN yang bergerak di bidang industri audivisual.

Ssaat ini, PFN bertransformasi menjadi perusahaan pembiayaan film.

Hal itu selarasa dengan komitmen PFN untuk mengembangkan ekosistem berkualitas demi kemajuan industri perfilman dan konten Indonesia.

PFN juga mempunyai tiga misi yang dibagi menjadi:

  • Mengelola pembiayaan film dan konten untuk Pemerintah (Kementerian/Lembaga), BUMN, dan sektor Swasta. (Manage Fund) 
  • Mengelola talenta film dan konten yang mendorong kemampuan daya kreatif dan inovasi di film dan konten. (Development People) 
  • Mengorkestrasi ekosistem film dan konten untuk kemajuan industri perfilman Indonesia. (Orchestrator Film & Content)

Sejarah PT Produksi Film Negara (PFN)

Sebelum menjadi PFN, perusahaan ini mengalami tiga fase.

Mulai dari Era Belanda, Era Jepang dan lahirnya Berita Film Indonesia.

Simak berikut ini pembasahan tentang sejarah PFN dalam tiga fase tersebut.

PFN di Era Belanda 

Sejarah PFN dimulai dengan berdirinya Java Pacific Film (JPF) pada tahun 1934. Didirikan oleh Albert Balnik, JPF berhasil memproduksi beberapa film, salah satunya adalah film yang berjudul “Pareh.” 

Film tersebut menarik perhatian di Belanda dan diakui sebagai salah satu karya sinematik terbaik Hindia Belanda kala itu. 

Pada tahun 1936, JPF kemudian berubah menjadi Algemeen Nederlandsch Indisch Filmsyndicaat (ANIF) atau Sindikat Umum Film Hindia Belanda. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved