Menteri LH Hanif: Pesantren Bisa Jadi Garda Terdepan dalam Mengatasi Masalah Sampah

Hanif mengungkapkan bahwa pengelolaan sampah di pesantren merupakan bagian dari kerjasama dengan Kementerian Agama. 

Penulis: Deanza Falevi | Editor: Ravianto
deanza falevi/tribun jabar
SAMPAH DI PESANTREN - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq saat berada Pondok Pesantren Al-Muhajirin 3, Purwakarta, Jawa Barat, pada Sabtu (8/3/2025) sore. Hanif Faisol Nurofiq, mengajak pesantren di seluruh Indonesia untuk berperan aktif dalam mengurangi sampah melalui pengelolaan yang lebih baik, guna membantu menanggulangi masalah sampah yang semakin mengkhawatirkan di tanah air. 

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengajak pesantren di seluruh Indonesia untuk berperan aktif dalam mengurangi sampah melalui pengelolaan yang lebih baik, guna membantu menanggulangi masalah sampah yang semakin mengkhawatirkan di tanah air.

Dalam acara Asta Pesantren dengan tema Gerakan Gaya Hidup Sadar Sampah di Lingkungan Pondok Pesantren yang diadakan di Pondok Pesantren Al-Muhajirin 3, Purwakarta, Jawa Barat, pada Sabtu (8/3/2025) sore, Hanif memberikan contoh nyata dampak sampah yang dihasilkan pesantren besar. 

"Pondok Pesantren Al-Muhajirin 3 memiliki hampir 7.000 santri. Jika setiap santri menghasilkan 0,5 kg sampah per hari, maka total sampah yang dihasilkan bisa mencapai 3,5 ton per hari."

"Angka ini menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan sampah yang efektif di pesantren," ucap Hanif kepada wartawan di lokasi, Minggu (9/3/2025).

Hanif mengungkapkan bahwa pengelolaan sampah di pesantren merupakan bagian dari kerjasama dengan Kementerian Agama. 

Fokusnya adalah pesantren-pesantren besar, yang memproduksi sampah lebih banyak. 

“Jika kita terapkan prinsip tiga Reduce, Reuse, Recycle di pesantren, kita bisa mengurangi sampah secara signifikan. Ini juga akan berdampak positif dalam mengurangi sampah di tingkat daerah,” ucapnya.

Pentingnya perubahan kebiasaan sehari-hari dalam pengelolaan sampah juga menjadi sorotan Hanif. 

Salah satu langkah sederhana namun efektif adalah dengan mengurangi food waste. 

"Di Indonesia, 50 persen sampah organik berasal dari makanan yang terbuang. Dengan konsumsi yang lebih bijak, kita bisa mengurangi angka ini," katanya.

Tak hanya itu, Hanif juga mengimbau pesantren untuk mengurangi penggunaan produk sekali pakai, seperti botol plastik. 

Semakin sedikit sampah yang dihasilkan, kata Hanif, semakin ringan pula beban biaya dan upaya yang diperlukan untuk pengelolaannya. 

"Dengan langkah-langkah kecil ini, kita bisa membuat perubahan besar dalam pengelolaan sampah di Indonesia," ucap Hanif.(*)

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved