Anak 3 Tahun Jadi Korban Kekerasan Seksual di Garut, Bupati: Sedih dan Prihatin

Ia menuturkan bahwa perlindungan dan pendampingan terhadap korban akan dilakukan oleh Pemkab Garut.

tribunjabar.id / Sidqi Al Ghifari
SEDIH - Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mengaku sedih dan prihatin atas terjadinya peristiwa kekerasan seksual terhadap anak di wilayah selatan Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sebut sejumlah tim sudah dikerahkan ke lokasi untuk mendampingi keluarga korban. 

Terkejut dengan temuan itu, ia mengaku panik dan segera membawa anaknya ke bidan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

"Pas di bidan Puskesmas di sarankan harus di visum, harus lapor dulu ke polisi, saya di situ bingung kenapa dengan anak saya," tuturnya.

Ia lalu memilih untuk kembali ke rumah dan berusaha mencari tahu penyebabnya dengan bertanya kepada teman-teman anaknya di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.

Dalam proses itu, sang ibu menemukan salah satu teman anaknya yang diduga mengetahui kejadian yang menimpa buah hatinya.

"Saya syok, ternyata anak itu tahu bahwa anak saya luka, saya juga kaget ketika ada tetangga saya yang mengaku hal yang sama," ungkapnya.

Menurut pengakuannya, tetangganya juga pernah mencegah anaknya keluar rumah karena sang anak sempat bercerita bahwa pakaiannya pernah dilepas oleh seseorang.

Orang yang dimaksud ternyata adalah kakek dari teman anaknya.

"Saya coba tanya temannya anak saya itu, benar yang melakukan itu adalah kakekmu?, dia kemudian mengiyakan,"

"Saya kaget, langsung gemetar ingin menangis," ucapnya.

Sang ibu kemudian mencari tahu peristiwa tersebut dengan melibatkan linmas desa mendatangi rumah terduga pelaku dengan maksud mencari kebenaran atas peristiwa yang menimpa anaknya.

Tak ada hasil yang didapatkan setelah pertemuan itu, ia kemudian hanya disuruh untuk melakukan pengobatan terhadap anaknya.

"Saya di situ tak banyak bicara, karena situasinya rame (tidak kondusif),"

"Yang bikin saya sakit hati adalah ucapan pihak keluarga terduga yang bilang bahwa jika terduga pelakunya, nanti biaya berobat akan ditanggung berdua," jelasnya.

Tak lama kemudian, ia menyebut meminta bantuan aparat TNI-Polri di desanya untuk mengantar melakukan visum terhadap anaknya. Hingga akhirnya resmi melapor ke kantor polsek untuk melakukan visum.

Polsek menyarankan anaknya itu dibawa langsung ke Polres Garut untuk didampingi oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved