Terkait Kasus yang Menjerat Sekjen PDIP, Survey MEDIAN Jawab Isu Penahanan Hasto di Mata Netizen

Media Survei Nasional (MEDIAN) melakukan survei untuk mengukur persepsi publik pengguna media sosial terhadap dinamika politik ini.

Istimewa
SURVEI PENAHANAN HASTO - Foto dokumentasi Direktur Eksekutif MEDIAN, Rico Marbun. MEDIAN merilis survei tentang opini publik soal penahanan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Survei ini bertujuan menggali opini warganet terkait situasi politik yang berkembang pesat. 

TRIBUNJABAR.ID - Suhu politik Tanah Air sedang naik dalam dua pekan terkahi.

Hal ini berkaitan dengan penahanan Sekjen PDIP Hasto Krisyanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Penahanan Hasto menimbulkan berbagai persepsi di mata publik. 

Terkait hal ini, Media Survei Nasional (MEDIAN) melakukan survei untuk mengukur persepsi publik pengguna media sosial terhadap dinamika politik ini.  

Direktur Eksekutif MEDIAN, Rico Marbun, menyatakan survei ini bertujuan menggali opini warganet terkait situasi politik yang berkembang pesat.

Baca juga: Respon Permintaan Hasto untuk Periksa Keluarga Jokowi, KPK: Silakan Lapor dan Bawa Dokumen

Kuesioner disebarkan pada 21-22 Februari 2025 kepada 518 responden di 30 provinsi.

“Situasi politik dua pekan terakhir sangat dinamis. Kami ingin mengetahui bagaimana persepsi publik terhadap isu-isu yang mencuat. Namun, survei ini hanya mencerminkan opini pengguna media sosial, bukan populasi secara keseluruhan,” ujar Rico dalam keterangan yang diterima Tribunjabar.id, Selasa (25/2/2025).

Survei MEDIAN menunjukkan 85,7 persen responden mengetahui isu penahanan Hasto oleh KPK. Dari jumlah tersebut, 55,8 persen menilai penahanan tersebut sebagai langkah hukum murni, sementara 26,6 persen menganggapnya sebagai tekanan politik.

“Dari 55,8 persen yang percaya ini langkah hukum murni, sebanyak 44,6 persen setuju sepenuhnya, 13,5 persen menganggap KPK menjalankan tugasnya, dan 11,4 persen menilai ini sebagai penegakan hukum yang adil,” jelas Rico.

Di sisi lain, dari 26,6 persen yang melihat penahanan sebagai tekanan politik, sebanyak 28,3 persen beralasan karena PDIP merupakan oposisi pemerintah, 15,9 persen menyebut faktor konflik antara PDIP dan Presiden Joko Widodo, serta 10,9 persen menuding tekanan dari penguasa.

Baca juga: Jelang Lawan Australia, Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert Akan Panggil 27 Pemain

Survei juga menyoroti instruksi PDIP agar kepala daerah dari partai tersebut tidak ikut retret. Sebanyak 37,3 persen warganet setuju dengan arahan tersebut, sementara 46,1 persen tidak setuju.

Tagar #Kaburajadulu

Survei MEDIAN juga mencatat popularitas tagar #Kaburajadulu. Sebanyak 85,7 persen responden mengetahui gerakan ini, dengan 53,7 persen menyatakan setuju dan 34,9 persen tidak setuju, sementara 11,4 persen tidak menjawab.

Dukungan terhadap gerakan ini didominasi oleh kelompok usia 17-39 tahun. Alasan utama yang dikemukakan adalah sulitnya lapangan kerja (18,3 persen) serta anggapan bahwa pemerintah tidak peduli pada rakyat (16,9 persen).

“Dari mereka yang tidak setuju, 18,2 persen beralasan bahwa gerakan ini tidak bertanggung jawab, sedangkan 13,8 persen menilai setiap masalah pasti ada solusinya,” tutur Rico Marbun.

Sebagai informasi, Media Survey Nasional (MEDIAN) merupakan anggota Asosiasi Riset dan Opini Publik Indonesia (AROPI) serta terdaftar sebagai lembaga survei dan penghitungan cepat di Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejak Januari 2024. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved