Dulu Kuliah di Inggris Lewat LPDP, Janu Kini Pilih Jadi Tukang Sayur di Sleman: Saya Gak Malu

Meski lahir dan dibesarkan dari keluarga sederhana, tidak membuat Janu Muhammad menghentikan semua impiannya.

(Tangkap layar laman Kementerian Keuangan.)
Hingga pada tahun 2016, Janu berhasil mendapatkan beasiswa LPDP 2025 (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Janu berkesempatan mengenyam pendidikan di University of Birmingham dan memilih program Human Geography. 

Janu mengaku, sekarang ia bisa bekerja di rumah dan ternyata lebih nyaman.

Ia menjadi bisa lebih banyak berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat.

Pada 2021, setelah anak keduanya lahir, Janu pun memutuskan berhenti menjadi guru.

Saat awal merintis Sayur Sleman, Janu merasa kesulitan untuk mengembangkannya.

Pendapatannya hanya cukup untuk membayar kurir dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya. 

Namun Tuhan selalu memberi jalan bagi hambanya yang mau berusaha. Janu mengikuti kompetisi dari UNDP (United Nations Development Program) Indonesia. Ide inovasi tentang Sayur Sleman milik Janu berhasil memenangkan kompetisi tersebut. 

Janu mendapat dana dan fasilitas yang cukup untuk bisa mengembangkan usahanya. Semakin banyak dia berinteraksi dengan masyarakat, Janu sadar dia ingin membantu lebih banyak. 

“Jadi menurut saya ada value yang harus saya kembalikan kembali ataupun giving back-kan ke masyarakat yang sudah mendukung saya selama ini gitu. Karena di mana pun saya melangkah ya pasti akan kembali lagi ke tempat di mana saya dilahirkan gitu,” terangnya. 

Sayur Sleman yang awalnya hanya menjadi platform pemasaran sayur online saat ini telah berkembang dan memiliki beberapa program lain. 

Melalui program Sayur Sleman Berbagi Janu mencoba membantu masyarakat yang saat ini masih kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dengan menyalurkan donasi dari dermawan kepada warga kurang mampu dalam bentuk paket sayur, lauk, dan buah. 

Banyak dari pelanggannya yang kemudian berbelanja sambil bersedekah. 

“Lewat program sedekah, saya setiap hari Jumat pagi sama Minggu pagi di 3 titik di jogja. Nah ini sebagian keuntungan juga kita salurkan ke situ. Tapi rata-rata orang-orang malah ingin sedekah sayur gitu,” kata agri-socioprenuership satu ini. 

Dikutip dari sayursleman.id, program yang telah berjalan sejak September 2020 itu telah menyalurkan lebih dari 100 juta rupiah kepada 220 penerima manfaat. 

Selain itu, program lainnya adalah Sayur Sleman Academy, yaitu program pelatihan untuk menumbuhkan minat berwirausaha sosial (social entrepreneurship) bagi generasi muda usia 15-40 tahun maupun masyarakat umum. 

Baca juga: Kisah Haqiqi Alumni ITB Dulu Cuma Bisa Bekal Ikan Asin, Kini Jadi Bos Tambang dan Punya Istri Bule

Salah satu tujuannya adalah memberikan solusi atas permasalahan sosial dengan membuka usaha yang menghasilkan nilai sosial (kebermanfaatan) untuk masyarakat miskin. 

Programnya bermacam mulai dari pemasaran digital, pelatihan kewirausahaan, agribisnis, manajemen organisasi, hingga pembuatan kompos dan pestisida nabati. 

“Ternyata kalau dari dulu saya bisnis modelnya hanya di bagian hilir ataupun ujung pasar, ternyata enggak cukup. Ternyata masalahnya justru di hulu juga. Hulunya adalah sulitnya mencari petani ataupun anak muda yang mau bertani. Di situlah kita ingin mengedukasi lebih banyak generasi muda untuk mau terjun di pertanian gitu,” terang Founder Sayur Sleman itu. 

Tidak ada penyesalan yang dirasa Janu saat ini. Walaupun awalnya orangtua Janu menginginkan anaknya menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), saat ini mereka malah menjadi orang yang paling bahagia dengan pekerjaan Janu karena ada yang meneruskan profesi mereka. 

“Saya juga enggak malu karena yang kami lakukan juga halal, enggak nyuri juga gitu maksudnya. Kadang kalau alumni LPDP mungkin masih pada gengsi, ya gimana bisa maju negeri kita gitu. Karena dari akar rumput itu harus dibangun secara kuat kalau mau ada perubahan besar,” lanjutnya. 

Janu selalu mengingat pesan dari orangtuanya, agar selalu menjadi orang jujur di manapun dan kapanpun, di profesi apapun.  

"Ya dari situ beliau sebenarnya selalu berdoa apa pun yang menjadi keputusan saya. Saya harus tanggung jawab terhadap keputusan saya, Bapak ibu hanya bisa mendoakan. Kalau beliau ridho saya tenang ya sebagai anak,” ucap Janu. 

Selain disibukkan dengan pekerjaannya di Sayur Sleman, Janu juga memiliki banyak kegiatan lainnya. 

Seperti kegiatannya di komunitas petani milenial yang mengantarkannya menjadi salah satu Duta Muda Pertanian dari Kementerian Pertanian. 

Ia memiliki tugas untuk meresonansi serta meningkatkan keterlibatan anak muda dalam dunia pertanian. Janu pernah mengikuti temu petani milenial se-ASEAN, serta telah melatih 65.000 anak muda di 28 provinsi di Indonesia bersama rekan-rekan duta pertanian lainnya. 

Selain itu masih banyak kegiatan Janu lain, antara lain Community Manager pada RCE Regional Youth Coordinator for Asia-Pacific, kegiatan di Equity initiative yang telah mengantarnya ke berbagai negara, delegasi Indonesia di 2024 One Young World Summit, ASEAN Youth Fellow dan lainnya. 

Dari sekian banyak pengalaman yang diperoleh Janu, menurutnya Equity Inisiative fellowship sangat berkesan. 

"Karena dari filosofi ini saya bisa menginjakkan ke HBS gitu, di Harvard Business School. Iya enggak nyangka bisa ke Harvard. Siapa yang nyangka, orang kampung bisa di Harvard. Saya waktu di outlet juga sempat nangis sih. Kok bisa sampai di sini saya enggak expect bisa terbang sampai sini gitu. Ya itu jadi life changing experience sih menurut saya,” kenangnya sembari tersenyum. 

Janu hanya ingin pengin jadi orang yang bermanfaat membawa keluarga saya menjadi keluarga yang bermanfaat juga. 

"Menurut saya harus ada something yang bisa disiapkan. Kebaikan-kebaikan yang sedang ditabung dan itu bisa dilakukan dalam bentuk apapun yang memang bernilai pahala ataupun manfaat untuk orang lain," lanjutnya. 

“Saya enggak tahu caranya menjadi role model gimana. Tapi saya yakin apa yang bisa kita perbuat, sekecil apapun itu asalkan bernilai kebaikan itu bisa menjadi inspirasi buat orang gitu,” tutur Janu. 

Kedepan Janu ingin mencetak lebih banyak smart farmer dari para pemuda Indonesia. 

Janu juga ingin membuka kursus Bahasa Inggris untuk petani agar teman-teman petani bisa lebih mengglobal. 

Janu juga mengajak anak muda untuk bisa berbagi ilmu dan berkolaborasi dengannya terutama dalam hal wirausaha dan pertanian. 

“Untuk teman-teman, para pemuda generasi terdidik di Indonesia. Ayo sama sama kita membuat sebuah perubahan dengan mengawali mencoba menjadi wirausaha seperti itu. Terutama di pertanian. Kalau hanya sekadar bertani tapi tidak memiliki skill wirausaha itu agak susah nanti untuk bisa lebih maju. Sama-sama kita ini memperjuangkan sektor pertanian dengan terlibat langsung di dalamnya,” pungkasnya.

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved