Atap SD di Sumedang Ambruk
Dugaan Penyebab Atap Tujuh Kelas di SDN 2 Panyingkiran Sumedang Ambruk, Berat Genting Bertambah
Cuaca diduga menjadi faktor penyebab ambruknya atap SDN 2 Panyingkiran di Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Cuaca diduga menjadi faktor penyebab ambruknya atap SDN 2 Panyingkiran di Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Peristiwa itu terjadi Minggu (16/2/2025) sekira pukul 23.00.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumedang, Eka Ganjar Kurniawan, mengatakan, hujan membuat genting yang terbuat dari tanah liat khas Jatiwangi menjadi berat. Sementara genting-genting itu disangga oleh rangka baja ringan.
Rangka baja ringan yang dipasang pada renovasi tahun 2010 tersebut tidak kuat menahan beban yang semakin hari semakin berat seiring dengan curah hujan yang naik itu.
Baja ringan pun meleyot dan ankhirnya genting-genting ambruk.
Baca juga: BREAKING NEWS, Atap Tujuh Kelas di SDN 2 Panyingkiran Sumedang Ambruk
Bangunan SDN 2 Panyingkiran tidak bisa digunakan sementara. Disdik Sumedang telah mengambil langkah perbaikan sejak hari ini, Senin.
"Tadi saya sudah ke lokasi melihat SD 2 Panyingkiran. Ini disebabkan curah hujan tinggi, jadi baja ringan itu diindikasikan tidak kuat menahan genting. Gentingnya pakai genting tanah liat, bebannya berat saat basah," kata Eka.
Dia memastikan, bencana ini tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun, murid dipulangkan dan belajar di rumah pada hari ini.
Selanjutnya, murid SDN 2 Panyangkiran akan mengungsi ke SDN 1 Panyingkiran dan SDN 3 Panyingkiran
"Kami koordinasi dengan SDN Panyingkiran 1 dan 3, supaya siswa bisa tetap belajar. Teknisnya sedang dibahas, apakah mungkin ada kelas siang, dan lain sebagainya," katanya.
Baca juga: Murid SDN 2 Panyingkiran Sumedang Akan Diungsikan ke SD Lain, Perbaikan Bangunan Sekitar 3 Minggu
Perbaikan bangunan ambruk dimulai hari ini, berupa pembersihan material yang berserakan.
Menurut Eka, perbaikan ditargetkan selesai dalam tiga minggu.
"Kami sudah cek ke lapangan, dan lokasi SD lain (yang dipakai untuk mengungsi KBM) masih dalam satu hamparan (berdekatan)," katanya.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini karena terjadi nyaris tengah malam. Namun, kerugian material mencapai Rp 200 juta. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.