"Kasihan Adik Kelas" Kata Hanifah, Alasan Berani Bongkar Pungli di SMAN 7 Cirebon ke Dedi Mulyadi

Siswi SMAN 7 Cirebon, Hanifah memiliki alasan tersendiri saat dirinya berani untuk membongkar adanya terhadap penerima PIP di sekolahnya.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
eki yulianto/tribun jabar
DEDI SIDAK - Siswi SMAN 7 Cirebon, Hanifah Kaliyah Ariij saat berbincang dengan Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, Jumat (7/2/2025). 

TRIBUNJABAR.ID - Siswi SMAN 7 Cirebon, Hanifah memiliki alasan tersendiri saat dirinya berani untuk membongkar adanya pungutan liar (pungli) terhadap penerima Program Indonesia Pintar (PIP) di sekolahnya.

Belakangan ini, kasus pungli terhadap dana PIP hingga adanya dana SPP, uang bangunan, hingga sumbangan masjid di SMAN 7 Cirebon masih terus menjadi perbincangan.

Terlebih, setelah Hanifah bertemu dengan Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi untuk melaporkan adanya pungli tersebut.

Potongan video ketika Hanifah melaporkan adanya pungli dana PIP sebesar Rp250.000 dari jumlah yang seharusnya diterima Rp1,8 juta pun viral di media sosial

Setelah viral, nama Hanifah pun kian tersorot khalayak ramai.

Kendati demikian, Hanifah tidak gentar dalam membongkar adanya pungli di sekolahnya tersebut.

Ia memikirkan nasib adik-adik kelasnya jika pungli tersebut masih terus berjalan di SMAN 7 Cirebon.

"Kalo saya ga speak up, kasian adik kelas saya," ucap Hanifah saat bertemu Dedi Mulyadi, dikutip dari YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL yang tayang Minggu (9/2/2025).

SISWA KECEWA - Hanifah (kiri), salah satu siswi kelas XII IPS 1 SMAN 7 Cirebon, Sabtu (8/2/2025). Upaya finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) SMAN 7 Cirebon dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) berakhir tanpa hasil.
SISWA KECEWA - Hanifah (kiri), salah satu siswi kelas XII IPS 1 SMAN 7 Cirebon, Sabtu (8/2/2025). Upaya finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) SMAN 7 Cirebon dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) berakhir tanpa hasil. (Tribun Cirebon/ Eki Yulianto)

Baca juga: Dugaan Pemotongan PIP, Siswi SMAN 7 Cirebon Diintimidasi Guru, Disebut Hoaks hingga Tidak Beradab

"Awalnya kan bicara PDSS SNBT. Terus saya denger sudah ga boleh ada SPP, uang bangunan (dan pungutan lain). Jadi (saya berpikir) kalo saya speak up, ga ada salahnya," tutur Hanifah.

Dedi kemudian bertanya, "Kamu nggak takut?" ucapnya. 

Dengan tegas, Hanifah menjawab tidak. 

"Kenapa nggak takut?" tanya Dedi lagi. 

Hanifah menjelaskan bahwa karena hal ini tidak ada salahnya dilaporkan.  Terlebih, dia menyampaikannya dengan sikap sopan.

Hanifah menegaskan bahwa ia melaporkan hal ini karena kasihan kepada anak-anak yang benar-benar membutuhkan. 

"Soalnya ada teman kita yang benar-benar butuh. Banyak yatim piatu, sedangkan uang, buku tabungan, kartu, dan PIN ditahan sekolah," tegas Hanifah

Hanifah Dapat Intimidasi

Belakangan, Hanifah mengaku mendapatkansindiran dari beberapa guru yang menyebut ia dan teman-temannya tidak beradab, seperti preman, serta menyebarkan hoaks.

Menanggapi hal tersebut, Humas SMAN 7 Kota Cirebon, Undang Ahmad Hidayat, mengatakan pihak sekolah telah memanggil guru-guru yang diduga melakukan intimidasi tersebut. 

Beberapa guru mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan mereka. 

"Kami sudah memanggil yang bersangkutan dan sudah meminta jangan pernah menyinggung menyindir lagi, termasuk saat memberikan pelajaran. Mereka meminta maaf dan tidak akan mengulangi," kata Undang, Kamis (13/2/2025), dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: 150 Siswa SMAN 7 Cirebon yang Eligible Dipastikan Gagal Ikut SNBP

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Googel News.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved