Workshop Keramik di Buns Ceramics: Menyelami Seni Tembikar di Bandung
Buns Ceramics memastikan setiap peserta mendapatkan perhatian dan panduan yang maksimal selama kelas berlangsung.
Penulis: Nappisah | Editor: Siti Fatimah
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Terdengar suara putaran roda tembikar yang berirama, saat tangan-tangan peserta workshop membentuk tanah liat dengan hati-hati di Studio Burns Ceramics yang berada di Gang Babakan Asih Dalam, Bojongloa Kaler, Kota Bandung.
Aroma tanah liat yang basah menyatu dengan aroma bahan-bahan keramik yang digunakan.
Meja yang dipenuhi dengan alat-alat tembikar, seperti spons, alat ukir, alat lukis dan roda putar.
Di sekelilingnya, ada berbagai karya yang sedang dikeringkan, mulai dari cangkir sederhana hingga vas hiasan yang rumit.
Beberapa peserta workshop terlihat sedang berlatih, mencoba mencetak bentuk-bentuk mereka sendiri, sementara yang lain sedang mengamati dengan saksama.
Bagi pecinta pottery, workshop di Buns Ceramics bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengisi waktu luang.
Rivan, pemilik Buns Ceramics, mengatakan, workshop tersebut buka setiap hari kecuali hari Selasa selama empat sesi yang dapat diikuti oleh siapa saja yang ingin mencoba tangan mereka dalam seni keramik.
"Mulai tahun ini, kami buka setiap hari dengan empat sesi, mulai dari jam 9 pagi hingga 9 malam," ujar Rivan, Sabtu (8/2/2025).
Sesi pertama dimulai pada pukul 09.00, dilanjutkan dengan sesi kedua pada 01.00 siang, sesi ketiga pada 04.00 sore, dan sesi terakhir pada 07.00 malam.
Dengan pembatasan peserta yang cukup ketat maksimal 6 orang untuk sesi throwing dan 8 orang untuk hand building.
Buns Ceramics memastikan setiap peserta mendapatkan perhatian dan panduan yang maksimal selama kelas berlangsung.
Memutar (throwing) adalah cara membuat pot dengan bantuan kecepatan gerak berputar roda dengan bantuan kecepatan gerak berputar roda dengan menggunakan tangan dan air sebagai pelumas (pelicinnya). Ini merupakan salah satu teknik yang paling menarik, ekspresif dan impresif dalam pembuatan keramik.
Sedangkan teknik handbuilding atau yang biasa dikenal dengan teknik pembentukan tangan langsung merupakan teknik dasar utama dalam pembuatan keramik.
Cara kerja teknik ini ialah membuat bentuk keramik dengan menggunakan telapak tangan, jari, dan perkakas tangan.
Rivan menjelaskan bahwa setiap jenis kelas memiliki ciri khasnya sendiri. Untuk sesi hand building, peserta bisa mengeksplorasi kreasi mereka sesuai keinginan dengan bantuan referensi dari pihak Buns Ceramics.
"Kami bantu mereka memilih apa yang ingin mereka buat dan ajarkan teknik dasar yang tepat," katanya.
Sementara itu, untuk sesi throwing, semua peserta akan memulai dengan membuat gelas, yang dianggap sebagai bentuk yang paling mudah, sebelum akhirnya mereka bebas berkreasi sesuai referensi yang diinginkan.
Sesi berlangsung selama dua jam, dengan satu jam pertama untuk pelatihan langsung oleh instruktur dan satu jam sisanya untuk peserta bebas berkarya.
Rivan menambahkan, selama dua jam tersebut, peserta akan terus didampingi oleh instruktur, memastikan pengalaman belajar yang mendalam.
Tak hanya sekadar workshop, Buns Ceramics juga menghadirkan produk keramik yang dijual baik secara online maupun dalam event-event di Jakarta dan Bandung.
Sebagian besar bahan baku keramik yang digunakan berasal dari Sukabumi, diolah dengan hati-hati hingga menghasilkan tanah liat berkualitas tinggi, seperti stoneware yang dipilih untuk menghasilkan karya keramik yang awet dan bernilai.
Rivan menjelaskan, meski di Indonesia banyak sumber daya alam yang kaya, termasuk tanah liat, akses informasi terkait bahan-bahan keramik handmade masih terbatas.
"Tanah liat itu banyak, seperti di Sukabumi, Tulangagung, hingga Sumatera. Tapi, yang sulit adalah mendapatkan bahan porcelain yang lebih khusus," ujarnya.
Menariknya, kelas Buns Ceramics tidak hanya menarik perhatian para pencinta seni keramik yang lebih tua.
Rivan mengungkapkan, antusiasme datang dari berbagai kalangan, terutama generasi muda untuk pottery date.
"Awalnya kami pikir ini akan lebih diminati oleh orang tua, karena keramik adalah seni yang sangat tua, bahkan populer sejak zaman Dinasti Ming. Namun, ternyata banyak anak muda yang tertarik, terutama mereka yang suka dengan handmade," katanya.
Selain workshop, Buns Ceramics juga menawarkan kelas "Painting on Pottery" yang baru saja diluncurkan bulan ini.
"Kelas ini sangat cocok bagi mereka yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda, dan lebih singkat hanya satu jam saja," ungkap Rivan.
Menurutnya, ini menjadikan keramik lebih terjangkau dan menarik bagi mereka yang ingin mencari alternatif kegiatan kreatif di waktu luang.
Untuk harga, sesi hand building dihargai Rp195.000, sesi throwing Rp245.000, dan painting on pottery juga Rp195.000 per sesi.
Setiap karya keramik yang selesai diproduksi dapat dibawa pulang setelah dua minggu, melalui pengiriman ekspedisi atau layanan seperti Gosend untuk wilayah sekitar Bandung.
Imbas Demo, IHSG Anjlok 2,27 persen ke Level 7.771 |
![]() |
---|
Ketua Komisi 3 DPRD Jabar Minta Evaluasi BUMD Tidak Parsial |
![]() |
---|
Telkom Perkuat Ekosistem Digital, Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi untuk Cetak Talenta Digital |
![]() |
---|
Tanggapi Wacana Pembubaran BUMD, Ketua Komisi 3 DPRD Jabar Ingatkan Soal Konsekuensi |
![]() |
---|
Musim Haji Telah Usai, Dua Jemaah Haji Masih Tertahan di Tanah Suci Karena Sakit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.