Berita Viral

Sosok Febrini Wakil Kepsek Bikin Ratusan Siswa SMAN 1 Mempawah Gagal Ikut SNBP, Disentil Netizen

Inilah sosok Febrini Wakil Kepala SMAN 1 Mempawah di Kalimantan Barat (Kalbar) yang viral membuat ratusan siswanya gagal mengikuti seleksi SNBP 2025

Editor: Hilda Rubiah
Kolase TikTok @Febrinihubiy dan Twitter Tukang Bedah Viral
KELALAIAN GURU - Febrini guru sekaligus Wakil Kepala SMAN 1 Mempawah yang viral membuat ratusan siswanya gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 karena kelalaiannya. 

TRIBUNJABAR.ID - Inilah sosok Febrini Wakil Kepala SMAN 1 Mempawah di Kalimantan Barat (Kalbar) yang viral karena ulahnya.

Sebelumnya sosok Wakasek ini viral karena perbuatannya membuat ratusan siswanya gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.

Hal itu terjadi diduga karena kelalaian Febrini saat mengisi Pangkalan Data Sekolan dan Siswa (PDSS).

Karena perbuatannya itulah, ratusan siswa SMAN 1 Mempawah berdemo di sekolah hingga videonya viral di media sosial.

Kini, sosok Febrini guru sekaligus Wakasek itu jadi sorotan hingga disentil warganet.

Baca juga: Viral, Ratusan Siswa SMA di Kalbar Ngamuk Gara-gara Tak Bisa Ikut SNBP 2025, Sang Guru Minta Maaf

Sosoknya pun disoroti netizen karena disebut sering bermain TikTok.

Febrini memiliki akun TikTok yang sering memposting video dirinya sedang bernyanyi di ruangan sekolah.

Pada video yang viral di medsos, Febrini meminta maaf kepada seluruh pelajar dan orangtua murid.

Ia terlihat berdiri di depan para siswa dan orangtua sambil berpegangan tangan dengan pengajar wanita lainnya.

"Secara pribadi saya meminta maaf kepada para siswa, dan saya mengaku bersalah atas kelalaian saya," kata Febrini dikutip dari video yang beredar.

Pihak sekolah kemudian memberikan dua solusi untuk siswa yang tidak bisa ikut SNBP.

Solusi yang pertama yakni membiayai bimbel selama 3 bulan secara gratis.

"Adapun solusi yang kami berikan dan kami sudah berdiskusi bahwa sekolah akan membiayai untuk siswa eligible mengikuti bimbel GO (Ganesha Operation), yang akan dibiayai oleh sekolah, selama 3 bulan," kata dia.

Kemudian pihaknya juga akan berangkat ke Jakarta untuk mendatangi admin pusat.

"Solusi kedua, kami akan melakukan kunjungan ke admin pusat besok, Insya Allah. Itu solusi yang sudah kita diskusikan bersama tim sekolah," kata dia lagi.

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved