Kenali Penyakit Ginjal pada Anak dan Penanganannya
TRIBUNJABAR.ID - Penyakit ginjal pada anak seringkali terabaikan, padahal dapat berdampak serius bagi kesehatan jangka panjang. Menurut dr. Rini Rossa
TRIBUNJABAR.ID - Penyakit ginjal pada anak seringkali terabaikan, padahal dapat berdampak serius bagi kesehatan jangka panjang. Menurut dr. Rini Rossanti, Sp.A., M.Kes, PhD Dokter Spesialis Anak di Santosa Hospital Bandung Kopo, banyak orangtua yang tidak menyadari gejala awal penyakit ginjal pada anak.
Gejala awal yang sering terabaikan adalah kebocoran protein dalam urine dan bengkak pada kelopak mata saat anak bangun tidur.
"Bengkak tersebut sering dianggap sebagai hal biasa, padahal bisa jadi itu tanda adanya masalah pada ginjal," jelas dr. Rini, kepada Tribunjabar.id, Senin (3/2/2025).
Kebocoran protein dalam urine hanya bisa terdeteksi melalui pemeriksaan urine secara rutin, yang disarankan dilakukan minimal sekali setahun.
Proses diagnosis penyakit ginjal pada anak melibatkan wawancara dengan orang tua, pemeriksaan fisik, dan tes penunjang seperti analisis darah dan urine.
Tes khusus lainnya, seperti pencitraan ginjal, biopsi ginjal, atau pemeriksaan genetik, mungkin diperlukan untuk diagnosis yang lebih akurat.
Pasalnya, penyakit ginjal pada anak dapat disebabkan oleh kelainan bawaan, infeksi, tumor, atau gangguan sistem imun.
"Faktor genetik sangat berperan pada beberapa kelainan bawaan ginjal, serta penyakit yang tidak merespons pengobatan standar," kata dr. Rini.
Penyakit ginjal dibedakan menjadi akut dan kronis berdasarkan durasi gangguan fungsi ginjal. Penyakit ginjal akut berlangsung kurang dari 3 bulan, sementara penyakit ginjal kronis lebih dari 3 bulan.
Pola makan yang buruk, seperti konsumsi gula dan garam berlebih, dapat berisiko menyebabkan obesitas dan hipertensi pada anak.
"Kedua kondisi ini berhubungan langsung dengan kerusakan fungsi ginjal," terangnya.
Untuk kasus yang sudah lanjut, pengobatan akan disesuaikan dengan penyebabnya. Kelainan bawaan atau tumor ginjal mungkin memerlukan tindakan bedah, sementara kelainan sistem imun diobati dengan imunosupresan. Pada gagal ginjal stadium akhir, cuci darah dan transplantasi ginjal menjadi pilihan pengobatan.
Semakin cepat penyakit ginjal terdeteksi, semakin besar peluang untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, seperti kerusakan jantung.
"Kontrol rutin sangat penting untuk memantau perkembangan penyakit dan menyesuaikan pengobatan agar tidak merusak ginjal lebih jauh," katanya. dr. Rini menyarankan orangtua untuk rutin memeriksakan urine anak setiap tahun, mulai usia 3 tahun. Pemeriksaan urine sebaiknya dilakukan di pagi hari setelah anak bangun tidur, menggunakan sampel urine yang ditampung dengan cara yang benar.
Bagi Anda yang ingin berkonsultasi di Santosa Hospital Bandung Kopo secara lebih lanjut, dr. Rini tersedia pada jam-jam berikut: Selasa dan Kamis: 17.00 - 18.00 WIB, Sabtu: 10.00 - 11.00 WIB.
Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, penyakit ginjal pada anak dapat ditangani dengan baik, bahkan disembuhkan jika ditemukan pada tahap awal. (*)
| 4 Pengeroyok Anak di Bawah Umur di Jatihurip Sumedang Diringkus Polisi, Ternyata Residivis |
|
|---|
| Ciri-ciri KTP Penerima Bansos, 7 Cair November 2025, Ada BLT Kesra Rp 900 Ribu hingga Kartu Sembako |
|
|---|
| Isi Perjanjian Andre Taulany dan Istrinya Kini Sepakat Cerai, Ada Bahasan Hak Asuh hingga Harta |
|
|---|
| Cara Daftar Jadi Penerima Bansos Pakai NIK KTP, 7 Cair November 2025 Termasuk BLT Rp900 Ribu & Beras |
|
|---|
| Dua Tahun Lalu Koma Selama Sebulan karena Dianiaya, Kini David Ozora Berani Roasting Mario Dandy |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/1Kenali-Penyakit-Ginjal-pada-Anak-dan-Penanganannya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.