Berita Viral

Sosok Arsin, Kades Kohod yang Ngotot Wilayah Pagar Laut Bekas Empang, Kabur Dikawal "Paspamdes"

Inilah sosok Arsin, Kades Kohod yang tengah menjadi sorotan setelah ngotot menyebut bahwa lahan pagar laut di wilayahnya adalah bekas empang.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Kolase Tribunnews/Rahmat Fajar Nugraha, Kompas.com/Acep Nazmudin
Sosok Arsin, Kades Kohod yang tengah menjadi sorotan setelah ngotot menyebut bahwa lahan pagar laut di wilayahnya adalah bekas empang. 

TRIBUNJABAR.ID - Inilah sosok Arsin, Kepala Desa (Kades) Kohod yang tengah menjadi sorotan setelah ngotot menyebut bahwa lahan pagar laut di wilayahnya adalah bekas empang.

Belakangan, kasus pagar laut sepanjang 30 kilometer di pesisir utara Tangerang menjadi sorotan khalayak.

Pasalnya, beberapa area lahan pagar laut tersebut disebut memiliki Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM).

Arsin bahkan berdebat dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) sekaligus Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Nusron Wahid.

Nusron mengatakan, Arsin ngotot bahwa area pagar laut itu dulunya adalah empang yang terkena abrasi.

"Pak Lurah (Desa) bilang itu dulunya empang, katanya karena abrasi. Dari tahun 2004 katanya sudah dikasih batu-batu," ujar Nusron di lokasi, Jumat (24/1/2025).

Kendati demikian, Nusron menegaskan pihaknya akan membatalkan sertifikat lahan apabila secara fisik lahan tersebut sudah tidak ada.

"Kalau masih ada wujud fisiknya seperti di sini, kawasan ini aman," kata Nusron.

Menteri Nusron di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten dan Arsin, Kepala Desa Kohod (berbaju batik ungu).
Menteri Nusron di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten dan Arsin, Kepala Desa Kohod (berbaju batik ungu). (Tribunnews/Rahmat Fajar Nugraha)

Baca juga: Mencabut Bambu Pagar Laut di Tangerang Ternyata Bukan Pekerjaan Mudah, Perlu Kapal untuk Menariknya

Lantas, siapakah sosok Arsin?

Dilansir dari Tribunnews, Arsin bin Asip saat ini menjabat sebagai Kades Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.

Jabatan tersebut mulai diemban pada 14 September 2021. Arsin terpilih untuk periode 2021-2027.

Dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) 2021, Arsin sukses mengalahkan dua pesaingnya yaitu kades petahana, Rohaman dan Suhi.

Kala itu, Arsin yang mendapat nomor urut 3 berhasil memperoleh 2.345 suara.

Sementara dua kompetitornya, Rohaman dan Suhi masing-masing memperoleh suara sebanyak 1.558 dan 1.569.

Janjinya saat dilantik menjadi Kades Kohod yakni ingin membuat pola kepemimpinan desa yang lebih berwarna dan dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

Sementara itu, Arsin juga menjadi perbincangan di media sosial karena diduga memiliki sejumlah harta kekayaan.

Dirinya disebut-sebut memiliki mobil mewah seperti Fortuner dan Jeep Wrangler Rubicon.

Kepala Desa Kohod, Arsin, menghindari wawancara wartawan usai debat dengan Menteri ATR Nusron Wahid, Jumat (24/1/2025).
Kepala Desa Kohod, Arsin, menghindari wawancara wartawan usai debat dengan Menteri ATR Nusron Wahid, Jumat (24/1/2025). (KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN)

Sementara, Kuasa hukum Arsin, Yuniar mengatakan, kliennya itu sudah lama memiliki sejumlah kendaraan pribadi sebelum menjadi kepala desa.

Kabur dari wartawan dikawal "Paspamdes"

Asrin juga menjadi sorotan ketika dirinya berusaha kabur dari wartawan yang mendatangi wilayah Kohod untuk mengonfirmasi terkait sertifikat pagar laut pada Jumat (24/1/2025).

Dilansir dari Kompas.com, setidaknya, Kades Kohod ini berupaya kabur menghindari wartawan sebanyak tiga kali dibantu oleh sekelompok pria yang diduga pengawal pribadinya.

Ketika hendak dimintai keterangan soal pernyataannya, Arsin langsung menghindar dengan alasan sedang buru-buru hendak melaksanakan salat Jumat. 

Baca juga: Seekor Lumba-lumba Jadi Korban Pagar Laut, Ditemukan Mati Terapung di Perairan Tarumajaya

Awak media mencoba mengikuti Arsin hingga ke area parkir, namun diadang oleh lima pria yang tampak mendampingi sang kepala desa.

"Setop-setop saya mau jumatan," ujar Arsin yang kemudian pergi dengan dibonceng sepeda motor.

Sementara, para pengawal Arsin mengikuti dari belakang dengan berjalan kaki.

Momen serupa terjadi usai shalat Jumat di Masjid Abdul Mu'in, Pakuhaji. 

Sejumlah awak media yang menunggu Arsin selesai ibadah kembali tidak mendapatkan kesempatan wawancara. 

Arsin menghindar dan meninggalkan lokasi tanpa memberikan keterangan apapun.

Ketika wartawan mencoba mengejarnya, sejumlah pengawal Arsin melakukan pengadangan, memungkinkan Arsin pergi dengan leluasa. 

Sikap ini memunculkan kelakar dari awak media yang menyebut Arsin sebagai "kepala desa rasa presiden," sementara pengawalnya dijuluki "paspamdes" atau pasukan pengawal kepala desa.

(Tribunjabar.id/Rheina) (Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Acep Nazmudin)

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved