Jejak Perjuangan Komunitas Sepatu Roda di Bandung Menuju Prestasi Internasional

Keikutsertaan B-Blades di berbagai event, termasuk PON (Pekan Olahraga Nasional), menjadi bukti bahwa komunitas ini telah mencetak atlet berprestasi.

Penulis: Nappisah | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Nappisah
KOMUNITAS B-Blades In Line Skite Bandung, yang kini dikenal sebagai salah satu pelopor olahraga sepatu roda di Bandung, memiliki sejarah panjang yang bermula dari sebuah kelompok hobi pada tahun 1990-an. 

Mereka melakukan seleksi dan latihan intensif untuk mempersiapkan atlet terbaik untuk ajang Porda dan PON yang akan datang. 

B-Blades juga menyadari pentingnya dukungan pemerintah, terutama dalam menyediakan peralatan dan fasilitas yang memadai. 

"Tanpa bantuan peralatan yang memadai, akan sulit bagi atlet untuk berkembang," katanya.

Harapan ke depan, klub ini ingin tidak hanya meningkatkan prestasi di tingkat lokal, tetapi juga menembus level internasional. 

Selain itu, mereka juga berharap dapat menciptakan atlet yang tidak hanya unggul dalam olahraga, tetapi juga memiliki mental yang tangguh dan sportifitas yang tinggi.

"Saat ini kami sudah mulai mengaktifkan kembali program-program pembinaan, termasuk pembinaan fisik dan mental, serta membuat tim yang lebih solid. Kami ingin mencetak atlet yang tidak hanya juara, tapi juga berkarakter," tambah Erik. 

Ke depan, B-Blades berharap lebih banyak atlet muda yang bergabung, dengan tujuan memperkuat persaingan dan mencetak lebih banyak juara, baik di Porda, PON, maupun kejuaraan internasional. 

Pihaknya percaya bahwa dengan dukungan yang terus mengalir dan semangat yang tak pernah padam, mereka akan terus berkembang dan mencetak prestasi lebih banyak lagi.

Olahraga yang Mahal? 

DALAM dunia olahraga sepatu roda, terutama di komunitas B-Blades, tantangan terbesar bukan hanya sekadar latihan fisik dan mental, tetapi juga permasalahan peralatan yang cukup mahal. 

Erik Nurmansyah, Ketua Komunitas B-Blades, berbagi kisah tentang perjuangan atlet sepatu roda, terutama dalam memperoleh alat yang layak untuk mendukung prestasi mereka.

“Sepatu roda itu memang harganya cukup mahal, bahkan sangat mahal. Untuk atlet pemula, biasanya sepatu roda standar saja sudah menghabiskan biaya sekitar 5 hingga 6 juta rupiah. Sementara jika sudah memasuki level yang lebih tinggi, seperti untuk keperluan speed, harga bisa jauh lebih mahal,” ungkap Erik.

Menurut Erik, banyak atlet berbakat yang terhambat karena keterbatasan peralatan. Meski banyak yang berprestasi di luar klub, peralatan yang kurang memadai seringkali menjadi kendala terbesar. 

"Kalau sudah berbicara soal speed, sepatu roda yang digunakan berbeda. Kaki para atlet pun harus menyesuaikan dengan peralatan yang digunakan," lanjutnya.

Baca juga: Rombongan Sepatu Roda yang Melaju di Tengah Jalan Protokol Ternyata Atlet, Sudah Dipanggil Polisi

Namun, ada sedikit angin segar bagi para atlet yang sudah berada di tingkat lebih tinggi. Erik menjelaskan bahwa di level yang lebih profesional, seperti kelas power dafon, peralatan bisa didapatkan dengan bantuan sponsor atau bahkan dari pemerintah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved