Gencatan Senjata Israel-Hamas Ditunda: Benjamin Netanyahu Malah Minta Daftar Sandera

Penundaan ini disebabkan oleh permintaan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, agar Hamas menyerahkan daftar sandera yang akan dibebaskan.

|
x
Warga mulai berbondong kembali ke Gaza setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku pukul 11:15 waktu setempat atau pukul 16:15 WIB. 

Tahap ini akan dilanjutkan dengan pembebasan sandera lainnya secara bertahap setiap minggu. Namun, masa depan kesepakatan ini masih diliputi ketidakpastian.

Meskipun bertujuan mengakhiri perang sepenuhnya, situasi dapat berubah bergantung pada perkembangan di lapangan, terutama terkait ancaman Hamas dan dinamika politik domestik Israel.

Pandangan Para Ahli

Tamer Qarmout, seorang profesor madya kebijakan publik di Institut Studi Pascasarjana Doha, menyatakan bahwa setelah 15 bulan perang di Gaza, Israel telah berada pada "jalan buntu."

Dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, Qarmout menjelaskan bahwa meskipun Israel dapat mengklaim sejumlah pencapaian strategis, seperti menetralkan Hizbullah dan mengakhiri rezim di Suriah, mereka tetap terjebak dalam konflik berkepanjangan dengan Hamas.

"Israel masih terjebak dengan pendudukan dan warisan pendudukan," ujar Qarmout. Ia menambahkan bahwa satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik ini adalah dengan mengakhiri pendudukan melalui jalur negosiasi. "Penyelesaian dengan kekuatan tidak akan mengakhiri konflik ini," tegasnya.

Penundaan gencatan senjata ini menambah kerumitan situasi di Gaza. Dengan korban jiwa yang terus bertambah dan kesepakatan yang masih belum jelas implementasinya, masyarakat internasional terus memantau perkembangan konflik ini.

Apakah gencatan senjata dapat menjadi langkah awal menuju perdamaian atau justru memicu babak baru konflik, semuanya bergantung pada keberhasilan negosiasi dan komitmen kedua belah pihak.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gencatan Senjata Ditunda, Netanyahu Tagih Daftar Sandera yang Dibebaskan, 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved