Berita Viral

Viral Tugu Pesut Samarinda Seharga Rp 1,1 Miliar, Ikon Baru Kota Tepian yang Desainnya Tuai Kritik

Media sosial tengah ramai memperbincangkan soal Tugu Pesut yang menghabiskan biaya senilai Rp 1,1 miliar.

(TribunKaltim.co/Sintya Alfatika Sari)
Tugu Pesut, ikon baru Samarinda dengan desain siluet abstrak, melambangkan fauna khas Sungai Mahakam. Meski menuai beragam tanggapan, tugu ini diharapkan menjadi simbol pelestarian dan kebanggaan kota. 

Penjelasan Desain Tugu Pesut

Kabid Cipta Karya DPUPR Samarinda, Andriani Hanina menerangkan bahwa desain abstrak tugu yang dibangun ini memang dirancang sebagai siluet Pesut Mahakam.

"Menurut arsiteknya, bentuk ini adalah representasi siluet pesut," katanya. Meskipun menuai berbagai tanggapan, kehadiran Tugu Pesut diharapkan dapat menjadi simbol kebanggaan Samarinda. Selain itu, tugu ini juga dapat mengingatkan masyarakat tentang pentingnya melestarikan fauna khas Sungai Mahakam tersebut. 

"Tugu Pesut berfungsi sebagai elemen estetika kota dan juga menjadi simbol keindahan alam kota, tetapi juga menggambarkan ekosistem khas Sungai Mahakam yang identik dengan Pesut Mahakam. Tugu Pesut ini diharapkan dapat menjadi ikon baru Samarinda dan menarik lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi kota ini," tulis akun Instagram DPUPR Kota Samarinda (@dpuprkotasamarinda). 

Sementara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Samarinda, Uwim Mursalim menyebut bahwa sebelum konstruksi dimulai, setidaknya terdapat tiga desain yang diajukan oleh tim perencana kepada Wali Kota Samarinda, Andi Harun. Adapun desain yang akhirnya terpilih adalah desain tugu yang kini teah berdiri megah.

Habiskan biaya Rp 1,1 Miliar

Uwin mengatakan bahwa proyek pembangunan Tugu Pesut ini dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024 dengan total anggaran Rp 1,1 miliar.

Selain pembangunan tugu yang baru, area di sekitarnya pun dipercantik dengan lampu sorot, jalur pejalan kaki, dan area hijau.

Sehingga kawasan tugu yang baru tidak hanya dirancang untuk mempercantik kota namun juga dapat memberikan ruang publik yang nyaman bagi masyarakat.

Tanggapan Pengamat Tata Kota

Pengamat tata kota, Farid Nurrahman turut menanggapi polemik desain Tugu Pesut tersebut.

"Ini jatuhnya kalau di bidang citra tata kota adalah landmark atau penanda. Fungsinya juga untuk estetika kota, tapi kalau bicara soal estetika kota sebenarnya tidak ada patokannya, hanya mengikuti esensi si pembuat yang disesuaikan dengan karakteristik kota atau budayanya," ujar Farid.

Menurut Farid, desain serupa sudah lazim di kota besar, seperti Denpasar, meskipun selera seni tidak bisa diukur hanya dengan anggaran.

"Namun ini kembali lagi ke selera seni yang tidak bisa dinilai dengan uang, tapi orang yang paham tentang seni pasti paham," sebutnya.

Farid menilai langkah memperkenalkan Tugu Pesut sebagai landmark baru di Samarinda adalah hal yang positif. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved