Guru Honorer Unjuk Rasa
Tanggapan Guru Honorer di Ciamis Soal Aksi Ratusan Honorer di Gedung Sate: Kami Sudah Lama Mengabdi
Di dalam aksinya itu, massa menyampaikan aspirasi terkait pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini
TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Nunung Suryati salah seorang Guru Honorer yang mengajar di SDN 2 Imbanagara Ciamis menanggapi aksi ratusan guru honorer di Jawa Barat yang melakukan aksi di Gedung Sate, Bandung, Senin (13/1/2025).
Di dalam aksinya itu, massa menyampaikan aspirasi terkait pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Nunung pun turut mendukung perjuangan ini sebab ia juga merasakan hal yang sama, di mana ia telah mengabdi sejak tahun 2004 sebagai guru dan hingga saat ini belum juga diangkat menjadi PPPK.
Baca juga: BREAKING NEWS: Guru Honorer Unjuk Rasa di Depan Gedung DPRD Jabar, Tuntut Pengangkatan PPPK
Menurut Nunung, aksi ini bukan bentuk unjuk rasa, melainkan cara untuk menyampaikan harapan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan nasib guru honorer, terutama mereka yang telah mengabdi selama puluhan tahun.
“Kami sudah lama mengabdi. Saya sendiri sudah sejak 2004 menjadi guru honorer. Tetapi, sampai saat ini belum diangkat menjadi PPPK, apalagi PNS. Sementara, ada guru-guru yang baru beberapa tahun mengajar sudah lolos PPPK. Ini yang membuat kami merasa tidak adil,” ungkap Nunung.
Menurut Nunung, pengalaman bertahun-tahun mengajar seharusnya menjadi pertimbangan utama pemerintah dalam memberikan penghargaan kepada guru honorer.
Banyak guru yang telah berusia lanjut merasa terbebani dengan persyaratan seperti sertifikasi PPG (Pendidikan Profesi Guru), yang kini menjadi syarat penting untuk bisa diangkat menjadi PPPK.
“Kami berharap pemerintah mau mengapresiasi pengabdian kami. Terutama untuk yang sudah lama mengajar, seharusnya bisa diangkat tanpa tes. Pengalaman kami sudah teruji, jadi tidak perlu lagi dibuktikan dengan berbagai tes yang memberatkan,” katanya.
Baca juga: Bey Machmudin Jamin Nasib Honorer di Lingkungan Pemprov Jabar: Tak akan Hilang Pendapatan
Kemudian, Nunung juga menyampaikan bahwa ia sudah beberapa kali mencoba mengikuti seleksi CPNS maupun PPPK, tetapi belum berhasil.
Saat ini ia sedang menjalani proses seleksi PPPK tahap kedua dengan harapan dapat lolos dan akhirnya mendapatkan pengakuan atas pengabdiannya.
“Harapan kami sederhana, semoga pemerintah tergerak hatinya dan memberikan keadilan. Banyak dari kami yang usianya sudah mendekati pensiun, tetapi belum juga diangkat. Mudah-mudahan aspirasi ini didengar dan diwujudkan,” ujar Nunung.
Aksi ratusan guru honorer ini diharapkan menjadi momentum bagi pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan pengangkatan PPPK, khususnya dengan memberikan prioritas kepada guru-guru honorer senior yang telah lama mengabdi.
Aspirasi ini membawa harapan besar bagi para guru honorer untuk mendapatkan pengakuan yang layak atas dedikasi mereka terhadap dunia pendidikan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.