Pemkab Sumedang Bantu Kepulangan Satrio, Pekerja Sakit di Ogan Komering Ilir

Satrio adalah pekerja yang tanpa melihat isi kontrak, menandatangani kontrak kerja untuk bekerja di Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.

istimewa
Satrio, pekerja asal Desa Sirnamulya, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang saat perjalanan dari Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan menuju Palembang, dari Palembang ke Sumedang, Minggu (12/1/2025).  

Laporan Kontributor TribunJabar.id, Sumedang, Kiki Andriana 

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Pemerintah Kabupaten Sumedang melalui Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans), dibantu Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sumedang membantu kepulangan Satrio. 

Satrio adalah warga Desa Sirnamulya, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang

Dia adalah pekerja yang tanpa melihat isi kontrak, menandatangani kontrak kerja untuk bekerja di Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.

Dengan upah murah, dia bekerja menggarap lahan pertanian dari awal sampai selesai. Namun, baru dua minggu bekerja, sakit gula dan encoknya kambuh. 

Keberangkatan Satrio ke OKI benar-benar untuk mencari nafkah. Sakit diabetes yang dideritanya membuatnya menanggur selama 7 bulan. Sakit itu menambah kerentanannya jatuh ke lobang kemiskinan ekstrem. 

Hari ini, Minggu (12/1/2025), Satrio sudah dalam perjalanan pulang dari OKI ke Palembang, dari Palembang ke Sumedang. 

Erni Haerani, Pengantar Kerja Ahli Muda Disnakertrans Kabupaten Sumedang menceritakan perihal apa yang dialami Satrio. Menurutnya, kasusnya, berdasarkan penuturan istri Satrio yang mendapat telepon dari Satrio, semua berawal dari info loker di Facebook. 

"Satrio curhat informasi loker di FB, kemudian ada seseorang yang mengirim info loker di Palembang. Ada komunikasi ini itu, akhirnya datang dari "perusahaan" sambil membawa kotrak kerja," 

"Kesalahannya, isi kontrak tersebut tidak dibaca, langsung tanda tangan. Proses tanda tangan kontrak tidak di rumah, tapi di sekitaran Masjid Agung, Sumedang. Karena pada saat itu ditunggu perusahaan untuk berangkat," 

"Setelah tanda tangan, keluarga diberikan 'pinjaman' sebesar Rp2 juta. Berangkatlah, dan ternyata dipekerjakan di PT TSP, di Desa Simpang Tiga Sakti, Kecalatan Tulung Selatan, Kabupaten OKI," katanya, Minggu pagi. 

Tibalah Satrio di OKI. Erni Haerani melanjutkan ceritanya. Menurut informasi yang didapatnya, Satrio bekerja di bidang perkebunan.

"Karena sebelumnya tidak membaca kontrak kerja. Pas tahu di sana pekerjaannya mengerjakan lahan 23 hektare, borongan, dan bertahap 1 hektare- hektre, dari awal sampai beres, sampai terurus semuanya,"

"Informasi kemarin, katanya kontraknya selama tiga bulan, nah, katanya, upah borongannya itu Rp1.150 ribu, untuk empat orang.  Per orang sekitar 300 ribu. Belum juga sebulan  bekerja, baru setengah bulan, Satrio sakit," katanya. 
 
Saat sakit itu, Satrio oleh majikannya diurus, dibawa ke rumah majikan yang lokasinya jauh pakai perahu getek. 

"Pada saat dirawat inilah Pak Satrio bisa komunikasi ke istrinya, karena di pegunungan tidak ada sinyal atau apapun. Lalu menyampaikan jenis pekerjaannya. Dia tidak ingin pulang, tapi istrinya merasa prihatin suaminya kerja jauh dan jenis pekerjaan di luar dugaan," 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved