Syarif Lawan Rasa Takut Seberangi Sungai Cikondang Berarus Deras demi Mengajar, Jembatannya Putus

Diketahui jembatan penghubung antar Desa Cikondang, Susukan, Girimukti dan Cikobor tersebut putus pada Kamis (10/1/2025).

Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Ravianto
Fauzi Noviandi / Tribunjabar
Syarif Hidayat (57) guru sekolah dasar Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur harus menyeberangi Sungai Cikondang, akibat jembatan gantung putus, Jumat (10/1/2025) 

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Jembatan gantung Bobojong penghubung empat desa kampung di Kampung Sukaresmi, Desa Girimukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur putus karena sling atau kawat baja yang sudah usang.

Diketahui jembatan penghubung antar Desa Cikondang, Susukan, Girimukti dan Cikobor tersebut putus pada Kamis (10/1/2025).

Saat kejadian empat pelajar SMP sempat terjatuh ke aliran Sungai Cikondang.

ilustrasi menyeberangi sungai
Syarif Hidayat (57) guru sekolah dasar Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur harus menyeberangi Sungai Cikondang, akibat jembatan gantung putus, Jumat (10/1/2025)

Beruntung keempat pelajar tersebut tidak mengalami luka parah meski mengalami lecet di beberapa bagian tubuhnya saja.

Putusnya jembatan membuat warga yang mau melintas harus turun dan menyeberangi sungai.

Salah satu warga yang rutin menggunakan jembatan dan kini harus menyeberangi sungai adalah Syarif Hidayat.

Syarif Hidayat adalah guru asal Kampung Panyandungan Desa Girimukti, Cianjur.

Dia harus melintasi arus Sungai Cikondang demi mengajar murid - muridnya di SDN Margalaksana yang berada di Kampung Bolang.

Syarif yang sudah berprofesi sebagia guru selama puluhan tahun terpaksa harus menyebrangi aliran Sungai Cikondang selebar 35 meter untuk pertama kalinya.

Sebab jika menggunakan jalur akses lain, guru yang sudah berusia sekitar 57 tahun itu harus berjalan kaki sejauh 3 kilometer, dengan waktu tempuh hampir selama 2 jam lebih.

Sebelum turun untuk menyeberangi aliran Sungai Cikondang itu, ia harus membuka alas kakinya agar tak basah, atau terbawa arus.

Celana hitam yang dikenakannya pun ia singsingkan.

Langkah demi langkah harus ia pastikan agar tak masuk sungai yang lebih dalam, juga arus yang kencang Syrif harus menyusuri bibir Sungai Cikondang.

Namun sudah hati - hati dalam mengambil langkah yang dia ambil, di tengah - tengah Sungai Cikondang, celana yang ia kenakan hingga baju untuk mengajar muridnya itu basah,

Setelah hampir selama beberapa belas menit menerjang aliran Sungai Cikodang, Syarif pun terpaka harus memanjat bibir sungai untuk melanjutkan jalan kaki yang biasa dirinya lintasi dengan celana, dan baju setengah badan basah kunyup.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved