Nasib Pilu Nuryadin di Pangandaran, Sakit dan Huni Rumah Bocor Saat Hujan, Ditinggal Istri

Seorang pria di Desa Jangraga, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tinggal di rumah tidak layak huni.

Penulis: Padna | Editor: Giri
Tribun Jabar/Padna
Nuryadin berdiri di depan rumahnya di Desa Jangraga, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Seorang pria di Desa Jangraga, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tinggal di rumah tidak layak huni.

Nuryadin (43) tinggal di rumah yang kalau hujan bocor itu bersama anak pertamnya. Rumah itu beralas karpet plastik, tidak ada ruangan dapur, dan WC.

Kemudian, dinding rumahnya pun terbuat dari anyaman bambu atau bilik dan balok kayu yang sudah dalam kondisi rapuh. Sehingga, berpotensi roboh.

Nuryadin menyampaikan, dia tidak sanggup bekerja untuk menafkahi keluarga karena sakit.

"Saya sakit sudah ada setahun sejak awal 2023. Boro-boro buat bangun rumah, makan saja kadang seadanya," ujar Nuryadin, Sabtu (4/1/2024) siang.

Baca juga: Pengakuan Sevina, Korban Tenggelam yang Ditolong Bripka Anditia di Pangandaran

Dia mengatakan, sering makan dengan garam. Kalau beras biasanya ada yang mengasih.

Nuryadin mengaku sakit bengkak di bagian dada kanan. Dia sempat berobat ke puskesmas maupun ke rumah sakit.

"Dada kanan saya bengkak dan rasanya sakit panas. Dulu, mau dirontgen secara mandiri tapi bingung enggak punya biaya," katanya.

Kini, Nuryadin hanya bisa meratapi nasibnya yang tinggal di rumah reyot bersama anak pertamanya.
 
"Saya memang sudah berumah tangga. Tapi, saya ditinggal istri. Anak kedua dan ketiga ikut sama istri," ucap Nuryadin. 

Dia sebenarnya takut tinggal di rumah yang sudah tak layak itu. 

Baca juga: Waspada Penipuan di WA! Dijanjikan Rp 10 Juta, Lansia di Pangandaran Malah Kehilangan Rp 2,25 Juta

"Walaupun jelek dan sudah rapuh, terpaksa harus kita tempati," kata Nuryadin.

Meskipun demikian, dia bersyukur sudah ada bantuan dari pemerintah setempat berupa beras yang diberikan sekitar tiga bulan sekali.

Kalau bantuan lain seperti bantuan keuangan dan program rutilahu, Nuryadin mengaku hingga kini belum mendapatkannya.

"Sekarang, saya hanya berharap sakit saya bisa segera sembuh, mendapat pekerjaan dan tinggal di rumah layak dihuni. Itu hanya harapan saya, ingin hidup layak seperti orang lain," ucapnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved