Kisah Eko, 10 Tahun Jadi Cosplayer di Kota Tua Jakarta Berhasil Kuliahkan Anak di Kedokteran UNNES

Kisah inspiratif datang dari pria bernama Eko (50), yang sudah 10 tahun menjadi cosplayer hingga mampu menguliahkan anak di jurusan Kedokteran.

|
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Wartakotalive/Nuri Yatul Hikmah
Eko menjadi cosplay Laksamana Maeda di depan Museum Tekstil kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Jumat (27/12/2024) 

TRIBUNJABAR.ID - Kisah inspiratif datang dari pria bernama Eko (50), yang sudah 10 tahun menjadi cosplayer hingga mampu menguliahkan anak di jurusan Kedokteran.

Eko adalah satu dari banyaknya cosplayer yang biasa meramaikan kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

Penampilannya mencolok di antara para cosplay Noni hingga pahlawan dengan seluruh tubuhnya yang berwarna tembaga.

Eko memilih untuk cosplay menjadi salah satu perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, Laksamana Maeda.

Eko berdiri tegap di samping motor berwarna tembaga, sembari memegang beberapa senjata.

Sesekali, Eko juga mematung dan memberi gaya hormat kepada para pengunjung yang datang kepadanya.

Berawal dari Pedagang Makanan

Pekerjaannya menjadi cosplayer ini ternyata telah dilakoni selama 10 tahun lamanya.

Baca juga: Natalie Devi Luncurkan Single Terbaru Mak Tolongin Anakmu, Ini Kisah di Balik Karyanya 

Dia adalah generasi kedua yang meneruskan kiprah seniornya dengan tema "manusia humanoid".

Sebelum menjadi cosplayer pada 2014, Eko awalnya adalah seorang pedagang makanan di Kota Tua.

Namun, saat Kota Tua direvitalisasi, kondisi jualan Eko pun mulai sulit.

"Saya kenal Bang Idris (senior) dan beberapa orang di sini, termasuk pengelola yang mengizinkan boleh berakses di sini," kata Eko, Jumat (27/12/2024), dikutip dari WartaKota.

"Kalau mau berkarya di bidang seni, contoh kayak komunitas manusia batu, itu harus ada nuansa sejarah. Sejak itu saya berkeinginan (untuk cosplay)," imbuhnya.

Keinginan Eko untuk beralih pekerjaan menjadi cosplayer pun semakin kuat karena dirinya memiliki kegemaran di bidang seni.

Kuliahkan Anak di Kedokteran

Eko memiliki dua anak perempuan. Salah satunya, kini baru saja menempuh dunia perkuliahan di jurusan Kedokteran Universitas Negeri Semarang (UNNES).

"Anak dua, perempuan semua. Yang satu kemarin baru masuk Unnes, kedokteran," kata Eko.

Eko menyadari bahwa penghasilan dari menjadi seorang cosplayer memang tidak menentu. Tetapi, konsistensi dalam berkaya membuatnya dilirik pengunjung.

Rupiah demi rupiah pun ia kumpulkan hingga mampu mewujudkan mimpi anaknya untuk bisa menempuh pendidikan kedokteran.

"Kerja aja tiap hari, untuk istri sama anak. Kerja saya dari pukul 10.00 WIB sampai 20.00 WIB," ungkap Eko.

Selain menjadi cosplayer, Eko juga menambah penghasilan dengan cara berdagang bersama sang istri.

Aneka makanan, minuman, serta kreasi jajajanan ringan lain, ia jajakan di kawasan Kota Tua demi bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga. 

Baca juga: Kisah Announcer di Stasiun Kejaksan Cirebon, Din Aniswatul Tersenyum Meski Dihujani Komplain

"Saya bikin semacam chicken (ayam goreng), jus, gitu. Jadi kadang-kadang kalau malam, beres cosplay bantu istri jualan, ya alhamdulillah anak bisa sekolah," pungkasnya.

"Jatuh Hati" pada Laksamana Maeda

Sementara, alasannya mengambil tokoh Laksamana Maeda adalah hasil dari penelaahannya selama bertahun-tahun.

Eko ingin tampil beda di antara cosplayer lainnya yang berada di wilayah Kota Tua.

Sebelum menjadi Laksamana Maeda, Eko pernah berganti-ganti peran menjadi Sultan Pangeran Yogyakarta, Pangeran Jayakarta, hingga Jenderal Sudirman.

Namun, perenungan panjang saat pandemi Covid-19, membuatnya mencoba membuat karakter lain yang nyentrik, di luar Belanda dan Indonesia, tetapi tetap berkaitan dengan sejarah.

"Kalau di Kota Tua itu kan kalau cosplay enggak boleh sama jadi saya pikir, di sini semua teman-teman pahlawan lokal, nasional sudah. Dari sisi Belanda yang sudah, tapi tidak ada yang mengangkat sisi Jepang," kata Eko.

"Jadi saya coba kira-kira sejarahnya seperti apa. Akhirnya saya pilih Laksamana Maeda. Karena bagaimanapun, dia juga punya cerita tentang bangsa ini," imbuhnya.

Bahkan kini, dirinya menjadi satu satunya karakter Jepang yang bercosplay di Kota Tua.

Eko pun tidak main-main dalam memilih karakter Laksamana Maeda. Dia bahkan mengikuti pameran-pameran tentang tokohnya tersebut.

Melihat jasa sang Laksamana terhadap agenda penting Kemerdekaan RI, Eko pun tertarik untuk mengenalkannya ke dunia luar.

"Kenapa saya memilih karakter Jepang dan akhirnya memutuskan Laksamana Maeda, karena satu-satunya peninggalan yang ada di Jepang, sampai sekarang jadi museum pun, kan dari rumah Maeda," ungkap Eko.

"Karena setahu saya, Jepang tidak ada pernah peninggalan seperti Belanda. Satu-satunya kisah yang berkembang dari cerita Jepang, cuma rumahnya Laksamana Maeda, yang sekarang menjadi museum nasional perumusan teks proklamasi," imbuhnya.

Eko melakukan cosplay sebagai Laksamana Maeda mulai pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB.

Dia biasa mengambil tempat di depan Museum Seni Rupa dan Keramik bersama temannya yang bercosplay sebagai orang melayang.

(Tribunjabar.id/Rheina) (Wartakotalive.com/Nuri Yatul Hikmah)

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved