Merayakan Nostalgia, Lomba Kereta Peti Sabun Digelar di Bandung

Sebanyak 120 peserta turut ambil bagian dalam lomba yang berlangsung di lintasan sepanjang 250 meter ini. 

Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
tribunjabar.id / Nappisah
Lomba Kereta Peti Sabun diadakan selama dua hari, Sabtu-Minggu (14-15/12/2024), dipusatkan di depan Gedung Sasana Budaya Ganesha Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lomba Kereta Peti Sabun, yang pernah menjadi fenomena pada tahun 1950 hingga 1980-an, kini kembali digelar di Kota Bandung

Bertajuk "Gorolongeun Weh!!", Lomba Kereta Peti Sabun XI kali ini memanjakan nostalgia para peserta dan penonton yang mengenang serunya balapan di masa lalu.

Kegiatan yang diadakan selama dua hari, Sabtu-Minggu (14-15/12/2024) ini dipusatkan di depan Gedung Sasana Budaya Ganesha, salah satu landmark di Kota Bandung yang kini menjadi saksi bisu perhelatan tersebut.

Sebanyak 120 peserta turut ambil bagian dalam lomba yang berlangsung di lintasan sepanjang 250 meter ini. 

Namun, ada yang berbeda pada pelaksanaan tahun ini, di mana balapan tidak lagi menggunakan start ramp, sebuah fitur ikonik yang biasa digunakan untuk mempercepat laju kereta peti sabun. 

Jalanan depan Gedung Sabuga dengan median menurun dan dua belokan tajam, menghadirkan tantangan baru bagi para pembalap untuk memacu kendaraan unik mereka dengan kecepatan maksimal.

Dava, salah satu peserta lomba yang sudah lama vakum dari dunia ini, menyatakan bahwa event ini merupakan perlombaan keduanya setelah hampir 30 tahun tidak digelar.

Dia mengungkapkan bahwa trek menurun yang curam membuat balapan kali ini jauh lebih menantang. Untuk mempersiapkan peti sabun yang ia gunakan, Dava menghabiskan waktu sekitar tiga bulan dan dana yang cukup besar. 

"Persiapannya cukup rumit, apalagi dengan trek yang menurun seperti ini, harus benar-benar teliti," ujarnya, kepada awak media, Minggu (15/12/2024). 

Lomba Kereta Peti Sabun ini tidak hanya menjadi ajang balapan, tetapi juga sebagai platform kreativitas dalam merancang kendaraan unik tanpa mesin. 

Setiap peserta berlomba-lomba membuat desain peti sabun yang tidak hanya cepat, tetapi juga menarik dan fungsional. 

Lomba ini memberi ruang bagi para peserta untuk berinovasi dan menunjukkan keterampilan teknik dalam menciptakan kendaraan yang sepenuhnya bergantung pada gravitasi.

Bey Machmudin, Penanggung Jawab Gubernur Jawa Barat, menyatakan bahwa lomba ini bukan sekadar perlombaan, melainkan juga bagian dari upaya untuk meningkatkan sektor pariwisata Kota Bandung

Dengan kembali menggelar lomba ini sebagai acara tahunan, diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan dan semakin memperkenalkan Kota Bandung sebagai kota yang penuh dengan kreativitas dan sejarah. 

"Kami berkomitmen menjadikan Lomba Kereta Peti Sabun sebagai event tahunan yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan, sekaligus melestarikan tradisi lokal," kata Bey Machmudin. (*)
 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved