Berita Viral

Lina Dedy Ngaku Temui Luthfi Dokter Koas karena Lihat Anak Stres, Ayah Korban Tolak Berdamai

Pengacara pelaku menyebut Lina Dedy melihat anaknya, Lady, stres karena jadwal piket sehingga menemui pelaku lalu terjadi pemukulan oleh sopir DT.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Istimewa
Nama Sri Meilina disorot setelah video viral pemukulan terhadap dokter koas yang juga mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK Unsri) Palembang, Sumatra Selatan. 

TRIBUNJABAR.ID - Kasus pemukulan dokter koas bernama Muhammad Luthfi di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel) masih terus berlanjut meskipun muncul pengakuan dari pihak pelaku.

Adapun, Muhammad Luthfi merupakan Chief Koas di Rumah Sakit (RS) Siti Fatimah Palembang, sekaligus mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK Unsri).

Muhammad Luthfi dipukul oleh sopir berinisial DT, yang bekerja untuk rekan koasnya bernama Lady Aurellia Pramesti di sebuah kafe pada Rabu (11/12/2024).

Kala itu, Muhammad Luthfi didatangi oleh orang tua Lady Aurellia Pramesti, Sri Meilina alias Lina Dedy bersama sopir keluarganya, DT.

Penganiayaan ini bermula dari jadwal jaga atau piket akhir tahun yang tidak diterima oleh keluarga Lady Aurellia Pramesti.

Menurut pengacara keluarga Lady, Titis Rachmawati, Lina Dedy awalnya melihat kondisi anaknya yang stres karena jadwal piket.

"Tingkat stres orang tidak bisa mengukurnya, apalagi baru diterjunkan ke masyarakat," katanya di Polda Sumsel, Jumat (13/12/2024), dikutip dari TribunSumsel.

"Belum siap betul. Ada sesuatu yang tidak diperlakukan dengan yang sama," ujarnya melanjutkan.

Sosok pria dalam video viral pemukulan terhadap dokter koas yang juga mahasiswa FK Unsri, Palembang.
Sosok pria dalam video viral pemukulan terhadap dokter koas yang juga mahasiswa FK Unsri, Palembang. (Istimewa, Kompas.com)

Baca juga: Sosok Dedy Mandarsyah, Kepala BPJN Kalbar Terseret Pemukulan Dokter Koas, Harta Kekayaan Disorot

Kemudian, lanjut Titis, Lina Dedy mengajak Muhammad Luthfi bertemu untuk membicarakan jadwal piket tersebut.

"Ibu LN bertujuan berkomunikasi (dengan korban), mungkin dia mengira anaknya tidak bisa berkomunikasi dengan sesama koas tersebut," kata Titis.

Dalam pertemuan tersebut, DT lantas terpancing emosi karena menilai Muhammad Luthfi tidak merespon permintaan Lina Dedy.

Kemudian, video pemukulan tersebut lantas viral di media sosial.

Sementara, Muhammad Luthfi yang mengalami babak belur terbaring di RS Bhayangkara M Hasan Palembang.

Kini, pihak pelaku dan keluarga Lady Aurellia Pramesti mengupayakan jalur damai bersama korban.

"Kami akan upayakan mediasi dan bertanggung jawab atas pembiayaan pengobatan." ucap Titis.

"Kami juga akan menemui dekan dan kaprodi untuk meminimalisir masalah ini agar tidak melebar terlalu jauh," kata dia.

Keluarga Tolak Berdamai

Nama Sri Meilina disorot setelah video viral pemukulan terhadap dokter koas yang juga mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK Unsri) Palembang, Sumatra Selatan.
Nama Sri Meilina disorot setelah video viral pemukulan terhadap dokter koas yang juga mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK Unsri) Palembang, Sumatra Selatan. (Istimewa)

Sementara itu, keluarga Muhamamd Luthfi menolak untuk berdamai bersama keluarga Lady Aurellia Pramesti.

Ayah korban, Wahyu Hidayat mendesak agar pelaku berinisial DT diproses sesuai hukum oleh Polda Sumatera Selatan.

"Kami sudah melaporkan kejadian ini ke polisi dan berharap pelaku dapat diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia," kata Wahyu Hidayat, Jumat (13/12/2024), dikutip dari Kompas.com.

Wahyu menyayangkan peristiwa penganiayaan tersebut karena pendidikan seorang dokter memerlukan perjuangan yang tidak mudah. 

Ia berharap agar keadilan ditegakkan atas kejadian ini. 

Baca juga: Sosok Sri Meilina, Ibu yang Datangi Dokter Koas FK Unsri Gara-gara Jadwal Jaga Anak, Istri Pejabat

"Kami merasa kecewa dengan peristiwa ini, dan keadilan harus ditegakkan," ujarnya.

Sejak peristiwa tersebut mencuat ke publik, Wahyu mengaku belum ada perwakilan keluarga DT yang menemui mereka. 

Meski demikian, ia mengatakan bahwa keluarga Luthfi juga belum bersedia menemui pihak pelaku karena lebih fokus pada pemulihan anaknya. 

"Belum ada yang menemui, dan kami juga belum bersedia," ungkap Wahyu. 

"Biarkan saja proses hukum berjalan sebagaimana mestinya. Kami serahkan seluruhnya kepada polisi," ungkapnya.

Keterangan Dekan FK Unsri

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya dr Syarif Husin menyampaikan keprihatinan atas aksi pemukulan terhadap mahasiswanya.

Syarif Husin mengatakan pimpinan Universitas Sriwijaya menyampaikan kekhawatiran atas insiden pemukulan yang dialami salah satu mahasiswa FK Unsri.

"Kami menyatakan keprihatinan dan penyesalan mendalam atas terjadinya insiden pemukulan yang dialami salah satu mahasiswa kami," kata dr Syarif Husin, Kamis (12/12/2024).

"Tindakan kekerasan seperti ini jelas tidak bisa dibenarkan kami dengan tegas mengecam setiap bentuk kekerasan dilingkungan kampus maupun di luar kampus," tegasnya.

Saat ini pihak kampus sudah membentuk tim investigasi internal yang bertugas mengumpulkan informasi dan mengidentifikasi permasalahan.

"Untuk melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden pemukulan tim investigasi bertugas untuk mengidentifikasi permasalahan mendalami fakta serta mencari jalan penyelesaian yang terbaik," katanya.

Pihaknya juga sudah mendapat informasi bahwa korban sudah melaporkan kejadian pemukulan tersebut ke Polda Sumsel. 

"Kasus pemukulan saat sedang ditangani pihak kepolisian Polda Sumsel, kami juga memberikan apresiasi kepada pihak kepolisian dan sangat berharap agar laporan tersebut ditindaklanjuti secara profesional dan berkeadilan," ungkapnya.

Pihaknya tetap mendukung proses penyelidikan dari pihak kepolisian yang sudah menerima laporan tersebut. 

Ia berharap laporan korban dapat berjalan dengan baik adil, transparan demi memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan kepada semua pihak yang terlibat. 

"Kami juga meminta semua pihak untuk menjaga ketentraman dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat memperkeruh situasi," tambahnya.

(Tribunjabar.id/Rheina) (TribunSumsel.com/Rachmad Darmawan) (Kompas.com/Aji YK Putra)

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved