Kisah Menyentuh Kia, Atlet Voli yang Kehilangan Tangan karena Kecelakaan, Kini Tekuni Atletik

Perempuan yang akrab disapa Kia ini mengatakan, kehilangan tangan kiri membuat kecepatan kakinya pun jadi berbeda.

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Giri
Tribun Jabar/Putri Puspita
Rizkia (15) saat mengikuti lomba lari 100 meter pada Piala Gubernur Disabilitas Tingkat Jawa Barat 2024, yang diadakan di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Selasa (10/12/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Raut wajah Rizkia (15) terlihat begitu fokus memandang lintasan lari di hadapannya. Dia mengikuti perlombaan lari 100 meter dalam Piala Gubernur Disabilitas Tingkat Jawa Barat 2024, yang diadakan di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

Siswi kelas 8 SMP Tarogong Garut ini percaya diri untuk bisa berlari secepat mungkin.

Perempuan yang akrab disapa Kia ini mengatakan, kehilangan tangan kiri membuat kecepatan kakinya pun jadi berbeda.

"Dari dulu aku suka ikut lari sprint bersama atlet lain, suka bisa mengejar. Kalau sekarang aneh, kakinya gimana ya, jadi nggak imbang," kata Kia saat ditemui seusai lomba, Selasa (10/12/2024).

Namun hal ini justru membuatnya lebih semangat untuk terus berlatih.

Baca juga: Cerita Aiptu Dedi Somantri yang Menggendong Disabilitas Terjebak Banjir di Agrabinta Cianjur

Kia mengatakan, dia merupakan atlet bola volis sebelum menjadi penyandang tunadaksa.

Postur badannya yang tinggi membuatnya terjun menjadi atlet voli.

"Aku kehilangan tangan kiri karena kecelakaan motor pada Januari 2024 dan sekarang enggak bisa main voli lagi. Sempat ada di keadaan terpuruk, banyak pikiran, dan sedih, sekarang juga masih proses untuk bangkit kembali," ujar Kia.

Di masa kesedihaan tersebut, orang tua Kia dan pelatih membawanya ke National Paralympic Committee Indonesia (NPCI).

Di sana, Kia mendapatkan motivasi untuk bisa mengikuti cabang lain.

"Banyak yang menyarankan bagusnya ke atletik saja karena tinggi," ujarnya.

Untuk mengikuti Piala Gubernur Disabilitas, dia telah berlatih untuk persiapan seleksi GOR Pajajaran, tapi tidak lolos karena melihat kondisi tubuhnya.

Baca juga: ITB Bersama Yayasan Rehabilitasi Yakkum Kembangkan PCast untuk Kesejahteraan Disabilitas

"Aku dibawa ke Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dan sekarang ikutan Piala Gubernur. Kalau lolos nanti bisa ikut Peparnas 2025," ucapnya.

Dalam beberapa bulan ini, Kia rajin berlatih lari setiap Senin hingga Sabtu pukul 07.00-10.00 WIB.

Ia pun berharap bisa masuk final dan ikut Peparnas tahun depan.

"Aku akan tetap semangat supaya bisa banggain orang tua, banggain sekolah, derajat orang tua juga bisa diangkat kalau aku jadi atlet," ujarnya.

Kompetisi olahraga pelajar penyandang disabilitas ini berlangsung hingga 12 Desember 2024, melibatkan 471 peserta yang terdiri dari 297 atlet serta 174 pelatih dan pendamping. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved