Penyakit Misterius Serang warga Kongo, 143 Orang Tewas dalam 2 Pekan, WHO Ungkap Gejalanya

Sedangkan otoritas setempat mengatakan kepada Reuters 143 orang meninggal karena penyakit tersebut, sejak akhir Oktober.

|
Editor: Ravianto
GLODY MURHABAZI/AFP/Getty
Petugas kesehatan saat memberikan penyuluihan kepada warga Kamituga di Provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, 21 September 2024. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Penyakit misterius sedang melanda wilayah Kongo, negara yang tercabik-cabik karena perang saudara.

Penyakit misterius ini terdeteksi Oktober 2024 lalu dan hingga saat ini atau dalam sebulan terakhir, sudah 143 orang tewas.

Belum diketahui apa penyakit misterius ini.

Namun ahli kesehatan mengatakan kalau gejala penyakit ini mirip dengan penyakit flu atau influenza.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengerahkan tim ahli untuk membantu otoritas kesehatan setempat menyelidiki penyakit misterius mirip flu yang telah menginfeksi hampir 400 orang di Republik Demokratik Kongo di Afrika.

Tim tersebut terdiri dari ahli epidemiologi, dokter klinis, teknisi laboratorium, spesialis pencegahan dan pengendalian infeksi, serta ahli komunikasi risiko, menurut pernyataan WHO.

Baca juga: Gejala Anak Alami Flu Singapura, Muncul Ruam di Kulit Apakah Masih Boleh Mandi?

Meskipun masih banyak yang perlu dipelajari, wabah ini sangat memprihatinkan.

Hal ini diungkapkan oleh Lawrence Gostin, pakar kesehatan global dan direktur fakultas Institut O'Neill untuk Hukum Kesehatan Nasional dan Global di Universitas Georgetown.

"Kita tidak ingin menekan tombol panik sampai kita melihat apa yang sedang kita hadapi, tetapi ini adalah sesuatu yang harus diperhatikan secara saksama oleh dunia karena jika ini adalah jenis influenza baru yang sangat mudah menular, penyakit ini akan menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat," ungkapnya, dilansir dari USA Today, Sabtu (7/12/2024). 

Baca juga: Waspada Kecanduan Gula pada Anak-anak, Ini Penyakit Apa Saja yang Mengancam

Kasus-kasus tersebut berpusat di provinsi Kwango di barat daya negara itu, di zona kesehatan Panzi. 

Sementara WHO mengatakan 30 orang dilaporkan meninggal karena penyakit tersebut.

Sedangkan otoritas setempat mengatakan kepada Reuters, 143 orang meninggal karena penyakit tersebut sejak akhir Oktober atau dalam tempo 2 pekan.

Who ungkap gejala penyakit tersebut sejauh ini meliputi sakit kepala, batuk, demam, kesulitan bernapas, dan anemia.

Reuters melaporkan bahwa penyakit ini tampaknya paling serius menyerang wanita dan anak-anak, terutama mereka yang berusia di atas 15 tahun.

Gostin mengatakan, ia sangat prihatin karena infeksi tersebut tampaknya menyerang orang-orang di usia produktif.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved