Beda Versi Pernyataan Kapolrestabes Semarang dan Keluarga soal Polisi Tembak Pelajar, Ada Fakta Baru
Namun setelah rekaman CCTV beredar, polisi menyebut kalau Gamma dan 2 orang temannya itu memepet Aipda Robig saat mau tawuran.
TRIBUNJABAR.ID, SEMARANG - Kasus pembunuhan seorang pelajar SMK di Semarang dengan pelaku seorang polisi kembali mengungkap fakta baru.
Gamma Rizkynata pelajar SMKN 4 Semarang itu tewas ditembak Aipda Robig Zaenudin, anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang, Minggu (24/11/2024) pukul 00.19 WIB.
Penembakan yang terjadi di depan Alfamart Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang.
Selain Gamma, 2 orang temannya juga ditembak oleh Aipda Robig.
Mereka adalah SA (16) yang mengalami luka tembak di tangan dan AD (17) yang tergores peluru di bagian dada.
Polisi menyebut ketiganya adalah pelaku tawuran antar geng dimana awalnya disebut kalau Gamma ditembak karena menyerang polisi.
Baca juga: Update Polisi Bunuh Pelajar di Semarang, Pakar Sebut Masuk Pembunuhan Berencana, Ini Analisanya
Namun setelah rekaman CCTV beredar, polisi menyebut kalau Gamma dan 2 orang temannya itu memepet Aipda Robig saat mau tawuran.
Kini fakta lain terungkap lagi.

Ternyata, 30 menit sebelum penembakan, salah satu korban sempat mengirim pesan WhatsApp kepada orangtuanya.
Korban ini mengatakan kepada orang tuanya bahwa akan pulang terlambat lantaran sedang mengantar pulang seorang teman ke Gunungpati.
Dilansir dari Tribun Jateng, fakta tersebut disampaikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang.
"Komunikasi ini dilakukan setidaknya 30 menit sebelum kejadian penembakan. Hal ini menjadi pertanda bahwa korban tidak tawuran," kata Pengacara publik dari LBH Semarang, Fajar Muhammad Andhika, Sabtu (7/12/2024).
Andhika mengatakan, pihaknya sudah mendatangi sejumlah saksi kunci, termasuk dua keluarga korban SA dan AD.
Hasilnya, kedua korban tak melakukan tawuran pada malam kejadian penembakan.
Keterangan ini diperkuat juga oleh para saksi di lokasi kejadian bahwa pada saat penembakan tak ada tawuran.
Bukti pendukung lain, kedua korban dikenal sebagai anak yang sangat baik, jauh dari kenakalan.
Mereka aktif kegiatan di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
Para korban adalah harapan keluarga, bahkan salah satu korban selamat adalah anak yatim yang berprestasi.
"Melihat kondisi ini, sangat kecil potensinya mereka terlibat dalam klaim-klaim yang dilempar kepolisian ke publik," ungkapnya.
Andhika berujar, hasil investigasi ini sekaligus membantah pernyataan awal Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, yang mengumumkan ke publik bahwa para korban adalah bagian dari kelompok gangster yang melakukan tawuran.
5 Pernyataan Janggal Kapolrestabes Semarang
Rapat Dengar Pendapat (RDP) pihak kepolisian dengan Komisi III DPR RI terkait kasus polisi tembak mati siswa di Semarang telah dilakukan pada Selasa (3/12/2024).
Dalam RDP tersebut, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar pun memberi penjelasan terkait tindakan anak buahnya, Aipda Robig Zaenudin, yang menghabisi nyawa Gamma atau GRO (17).
Rupanya, penjelasan Kapolrestabes Semarang pun berubah, dari yang sebelumnya menyebut adanya tawuran, kini mengakui Aipda Robig Zaenudin tembak mati Gamma bukan untuk melerai tawuran.
Sejumlah pernyataan Kombes Pol Irwan Anwar dibantah pihak keluarga Gamma.
Setidaknya ada lima pernyataan yang keluarga nilai janggal dan tak sesuai dengan fakta versi mereka.
1. Tembakan Peringatan
Keluarga menyebut tak ada tembakan peringatan, Aipda Robig Zaenudin langsung menembak para siswa, termasuk Gamma, tanpa tembakan peringatan terlebih dahulu.
"Kenapa langsung menembak ke arah mematikan? Harusnya ada tembakan peringatan dulu," ujar Subambang, juru bicara keluarga.
2. Gamma Menyerang Polisi
Polisi menyebut bahwa korban menyerang lebih dahulu sebelum ditembak.
Namun, berdasarkan rekaman CCTV yang dilihat keluarga, Gamma justru terlihat tidak melakukan penyerangan.
"Di video, tidak ada adegan Gamma menyerang. Justru polisi yang menghadang di tengah jalan lalu menembaki," tegas Subambang.
3. Jenis dan Warna Motor Gamma
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar menyebut bahwa Gamma menaiki motor Vario merah saat insiden terjadi.
Namun, keluarga menegaskan bahwa korban menggunakan motor Vario hitam.
"Korban tidak mengendarai motor merah. Yang digunakan adalah motor Vario hitam," kata Subambang, juru bicara keluarga.
4. Narasi Tawuran Versi Polisi
Keluarga juga membantah narasi polisi yang menyebut Gamma sebagai pengajak tawuran.
Menurut mereka, kasus tawuran ini diduga sengaja dibesar-besarkan untuk menutupi kasus penembakan.
"Mungkin ada tawuran, tetapi tidak sebesar yang digambarkan polisi. Jangan sampai ini hanya menjadi alasan menutupi penembakan," tambahnya.
5. Gamma Membawa Senjata Tajam
Polisi menuding Gamma membawa senjata tajam yang diduga dibeli dari online shop.
Namun, keluarga menilai tuduhan ini tidak berdasar, mengingat keseharian Gamma yang dikenal baik dan tidak neko-neko.
"Kami tidak percaya Gamma membeli senjata atau terlibat tawuran. Dia anak baik, tidak pernah terlibat hal seperti itu," ujar Subambang.
Ayah Gamma, Andi Prabowo, menambahkan bahwa barang bukti seperti tas, dompet, handphone, dan motor korban hingga kini belum dikembalikan polisi.
"Kami khawatir barang-barang ini bisa jadi kunci untuk mengungkap fakta sebenarnya. Tapi kalau tidak dikembalikan, bagaimana kami bisa membuktikan?" katanya.
Keluarga berharap ada kesempatan untuk menyampaikan bantahan mereka dalam forum berikutnya bersama DPR RI.
Mereka ingin agar kasus ini diusut secara transparan dan adil, tanpa adanya stigma terhadap korban.
"Kami ingin keadilan dan kebenaran terungkap. Jangan ada rekayasa fakta yang menutupi insiden penembakan ini," pungkas Subambang.
Dengan lima poin bantahan ini, keluarga Gamma menegaskan bahwa narasi polisi dalam kasus ini perlu ditinjau ulang agar kebenaran yang sebenarnya dapat terungkap.
Tragedi Tawuran Pelajar di Cikarang, 2 Pelajar Tewas Motor Tabrak Pohon Panik saat Dikejar Lawan |
![]() |
---|
Bawa Celurit Raksasa saat Subuh, Tiga Anak Sekolah di Subang Ditangkap Polisi, Hendak Tawuran |
![]() |
---|
Hendak Tawuran, Lima Remaja Bawa Senjata Tajam dan Molotov Ditangkap Polres Karawang |
![]() |
---|
Tawuran Pelajar demi Konten di Subang Berakhir Maut, 1 Orang jadi Tersangka, 5 Anak Statusnya ABH |
![]() |
---|
Kronologi Tawuran Antar-pelajar di Sukabumi, Dua Orang Luka Dibacok dengan Celurit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.