Kisah 3 Pendaki Tasikmalaya Mengalami Lost Contact, Bertahan 20 Hari di Gunung Balease

Tantan menegaskan bahwa mereka sudah memetakan jalur ekspedisi dan mempersiapkan segala kebutuhan logistik untuk perjalanan panjang ini.

Dok. Pribadi
Tiga pendaki asal Tasikmalaya, Maman Permana (kanan), Tantan Trianaputra (tengah), dan Yudiana (kiri), yang hilang di Gunung Balease, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, sejak Jumat (22/11). Kini ketiganya sudah berhasil ditemukan Tim SAR Gabungan, Senin (25/11/2024). 

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Tiga pendaki asal Tasikmalaya, Yudiana (46), Tantan Trianaputra (56), dan Maman Permana (44), sempat dikabarkan hilang di Gunung Balease, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Ternyata, mereka hanya mengalami lost contact dan harus bermalam selama 20 hari di kawasan gunung tersebut. Ketiganya melakukan ekspedisi di gunung yang dikenal sebagai salah satu jalur panjang di Indonesia itu.

Tantan Trianaputra, yang ditemui usai menggelar tasyakuran di Gedung Kesenian, Minggu (1/12/2024), menjelaskan bahwa sebenarnya mereka tidak tersesat, melainkan hanya kehilangan komunikasi.

"Jadi sebenarnya awalnya tuh lost kontak yang pertama, kemudian lost kontak itu di asumsikan tersesat, padahal kami itu sedang menuju pulang, dan sudah kami hitung akan terlambat pulang," ungkap Tantan.

Tantan menegaskan bahwa mereka sudah memetakan jalur ekspedisi dan mempersiapkan segala kebutuhan logistik untuk perjalanan panjang ini.

"Kami tidak merasa hilang, hanya hilang kontak, dan kebetulan kami juga bertemu dengan Tim SAR hari itu di jalan resminya," jelasnya.

Tantan bersama dua rekannya sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Mereka bahkan telah membuat ROP (Route of Passage) dan memperhitungkan stok logistik yang cukup.

"Jadi mungkin kalau ngikutin dari awal, intinya saya di dalam ROP itu 10 hari, tapi ketika saya membuat logistik itu saya sudah biasa, apalagi yang trek panjang," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa untuk ekspedisi kali ini, mereka membawa logistik untuk 16 hari, meskipun tujuan mereka hanya untuk 10 hari.

"Saya menggunakan safety factor 60 persen, artinya logistik yang kami bawa itu cukup untuk 16 hari ke depan," tambahnya.

Kekurangan air sempat menjadi tantangan selama ekspedisi.

"Dari awal kondisi pos 1, 2, 3 kurang air, dan mulai pemberangkatan pun saya memberitahu ke dua rekannya untuk menenteng air di dalam ransel minimal 3 botol Aqua ukuran 1,5 liter," ujar Tantan.

Ia bahkan menginstruksikan mereka untuk menampung air jika hujan turun.

"Alhamdulillah sampai saya ke pintu rimba, tamboke air itu tidak kepake," kata Tantan.

Strategi Bertahan di Alam Bebas

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved