Dulu Sering Banjir dan Banyak Sampah, Kini Desa Jatihurip Jadi Tempat Edukasi Budidaya Ikan

Saat ini Desa Jatihurip tidak lagi diteror banjir. Irigasi serta tanggul-tanggul yang berada di Sungai Cidadap sudah kokoh dan mampu mengalirkan air.

tribunpriangan.com / Aldi M Perdana
Irigasi dan tanggul di Desa Jatihurip, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat tampak bersih setelah diperbaiki. 

"Pasar itu buka 24 jam. Selalu ramai kalau subuh, karena yang beli untuk kebutuhan pasar, seperti Pasar Cikurubuk, lalu dari Manonjaya juga ada," terang Dadang.

Untuk saat ini, suplai ikan nila dari Desa Jatihurip sudah habis hanya untuk kebutuhan pasar-pasar di wilayah Tasikmalaya. Bahkan, permintaannya masih cukup besar dibanding suplai yang ada.

"Dalam satu hari, kebutuhan ikan nila di pasar-pasar besar wilayah Tasikmalaya itu mencapai 14 ton. Sementara desa kami, paling dalam satu hari hanya mencapai 2 ton. Masih jauh kekurangannya, makanya penjualannya belum kami dorong ke luar wilayah Tasikmalaya," ucapnya.

Dadang sendiri sampai saat ini dipercaya sebagai pembicara di beberapa seminar ihwal budidaya ikan nila secara bioflok. Bisa dikatakan, Dadang kini merupakan BRILianpreneur yang telah diundang ke beberapa lokasi untuk berbagi pengetahuannya.

"Sampai saat ini, saya sudah memiliki sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Kompetensi (BNSP), itupun didorong oleh pihak BRI, sehingga ada legalitas untuk saya menjadi narasumber di beberapa seminar terkait budidaya ikan ini," kata Dadang.

Selama ini, tidak hanya kelompok masyarakat yang telah mengundang dirinya sebagai pembicara, melainkan juga dari sejumlah dinas pemerintahan di luar wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Ya saya bersyukur juga, upaya kami di Desa Jatihurip sejak 2010 lalu dan didorong program Desa BRILian tahun 2020, benar-benar banyak perubahannya. Dari yang semula desa sering banjir, lalu sampah-sampah di sungai, sekarang total berubah. Sungai juga sekarang mah bersih," pungkasnya.

Rumah warga Desa Jatihurip yang membudidayakan ikan di pelataran rumahnya.
Rumah warga Desa Jatihurip yang membudidayakan ikan di pelataran rumahnya.

Terpisah, Kepala Unit BRI Cisayong, Oce N Firmansyah mengatakan, CSR untuk mendorong perbaikan di Desa Jatihurip tersebut dialirkan dari pusat.

"Memang mantan kadesnya itu juga (red: Dadang Mursyid) sudah berhasil menggalakan kolam bioflok di beberapa daerah, bahkan sampai saat ini. Tentu BRI juga mengalirkan dana CSR langsung dari pusat karena melihat kesungguhannya dari waktu ke waktu," ucapnya.

Menurut Oce, bantuan yang diberikan tidak dilakukan dalam satu waktu dan tidak dalam bentuk uang tunai. Pada saat itu, pihak BRI memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Desa Jatihurip.

Lantaran kesungguhan serta perkembangannya yang mampu bersaing dengan desa lain, maka BRI kembali memberikan bantuan lainnya, seperti mesin pembuat pakan ikan, gapura desa, gazebo balai pertemuan warga, hingga TPST.

"Selanjutnya juga mungkin BRI akan memberi bantuan sarana lainnya, karena Desa Jatihurip ini punya potensi besar," pungkas Oce. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved