Dulu Sering Banjir dan Banyak Sampah, Kini Desa Jatihurip Jadi Tempat Edukasi Budidaya Ikan
Saat ini Desa Jatihurip tidak lagi diteror banjir. Irigasi serta tanggul-tanggul yang berada di Sungai Cidadap sudah kokoh dan mampu mengalirkan air.
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
"Pasar itu buka 24 jam. Selalu ramai kalau subuh, karena yang beli untuk kebutuhan pasar, seperti Pasar Cikurubuk, lalu dari Manonjaya juga ada," terang Dadang.
Untuk saat ini, suplai ikan nila dari Desa Jatihurip sudah habis hanya untuk kebutuhan pasar-pasar di wilayah Tasikmalaya. Bahkan, permintaannya masih cukup besar dibanding suplai yang ada.
"Dalam satu hari, kebutuhan ikan nila di pasar-pasar besar wilayah Tasikmalaya itu mencapai 14 ton. Sementara desa kami, paling dalam satu hari hanya mencapai 2 ton. Masih jauh kekurangannya, makanya penjualannya belum kami dorong ke luar wilayah Tasikmalaya," ucapnya.
Dadang sendiri sampai saat ini dipercaya sebagai pembicara di beberapa seminar ihwal budidaya ikan nila secara bioflok. Bisa dikatakan, Dadang kini merupakan BRILianpreneur yang telah diundang ke beberapa lokasi untuk berbagi pengetahuannya.
"Sampai saat ini, saya sudah memiliki sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Kompetensi (BNSP), itupun didorong oleh pihak BRI, sehingga ada legalitas untuk saya menjadi narasumber di beberapa seminar terkait budidaya ikan ini," kata Dadang.
Selama ini, tidak hanya kelompok masyarakat yang telah mengundang dirinya sebagai pembicara, melainkan juga dari sejumlah dinas pemerintahan di luar wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Ya saya bersyukur juga, upaya kami di Desa Jatihurip sejak 2010 lalu dan didorong program Desa BRILian tahun 2020, benar-benar banyak perubahannya. Dari yang semula desa sering banjir, lalu sampah-sampah di sungai, sekarang total berubah. Sungai juga sekarang mah bersih," pungkasnya.

Terpisah, Kepala Unit BRI Cisayong, Oce N Firmansyah mengatakan, CSR untuk mendorong perbaikan di Desa Jatihurip tersebut dialirkan dari pusat.
"Memang mantan kadesnya itu juga (red: Dadang Mursyid) sudah berhasil menggalakan kolam bioflok di beberapa daerah, bahkan sampai saat ini. Tentu BRI juga mengalirkan dana CSR langsung dari pusat karena melihat kesungguhannya dari waktu ke waktu," ucapnya.
Menurut Oce, bantuan yang diberikan tidak dilakukan dalam satu waktu dan tidak dalam bentuk uang tunai. Pada saat itu, pihak BRI memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Desa Jatihurip.
Lantaran kesungguhan serta perkembangannya yang mampu bersaing dengan desa lain, maka BRI kembali memberikan bantuan lainnya, seperti mesin pembuat pakan ikan, gapura desa, gazebo balai pertemuan warga, hingga TPST.
"Selanjutnya juga mungkin BRI akan memberi bantuan sarana lainnya, karena Desa Jatihurip ini punya potensi besar," pungkas Oce. (*)
Belasan Anak di Tasikmalaya Tumbang Usai Santap MBG, Menu Mi, Ayam, Sawi, dan Semangka |
![]() |
---|
Memanas, DPRD dan Bupati Tasikmalaya Saling Sindir Soal Pengalihan Anggaran Linmas Rp7 Miliar |
![]() |
---|
Kebakaran di Tasikmalaya Sebabkan Kerugian Ratusan Juta, 15 Orang Terpaksa Mengungsi |
![]() |
---|
Kronologi Kebakaran yang Lahap 6 Bangunan di Tasikmalaya, Warga Dengar Percikan dari Tengah Malam |
![]() |
---|
Kebakaran Hebat di Tasikmalaya, 6 Rumah Terbakar Dini Hari Tadi, Api Berasal dari Toko Shockbreaker |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.