Mahasiswa ITB Loncat dari Lantai 27

Aksi Doa Bersama Teman Seangkatan Berduka untuk JAA Mahasiswa ITB yang Tewas Loncat dari Apartemen

Teman-teman seangkatan JAA mahasiwa ITB yang tewas loncat dari apartemen, dari Fakultas Tekni Sipil dan Lingkungan (FTSL) menggelar doa bersama

|
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Kolase TribunJakarta (Kompas dan @ria_nreiya)
Proses evakuasi jenazah JAA di apartemen pinewood Jatinangor dan mahasiswa teman seangkatan menggelar doa bersama untuk JAA.  

TRIBUNJABAR.ID - Tewasnya JAA (18) mahasiswa ITB yang loncat dari apartemen di Jatinangor, Sumedang, masih menyisakan duka.

Tak hanya bagi keluarga, kematian mahasiswa ITB itu juga membuat teman seangkatannya berduka.

Baru-baru ini, teman-teman seangkatan JAA dari Fakultas Tekni Sipil dan Lingkungan (FTSL) menggelar doa bersama.

Acara doa bersama tersebut digelar untuk mendoakan mendiang JAA.

Baca juga: ITB Sebut Banyak Faktor Mahasiswa Alami Masalah Kesehatan Mental

Dikutip dari Tribunjakarta, video doa bersama teman seangkatan JAA itu sempat dibagikan akun @ria_nreiya di Instagram. 

Diketahui pengunggah itu merupakan satu di antara orangtua mahasiswa sejurusan dengan JAA.

Dalam video itu memperlihatkan sekumpulan mahasiswa mengenakan baju hitam duduk di sebuah anak tangga. 

Mereka saling merangkul bahu dan tangan secara berdampingan demi menunjukkan solidaritas. 

Dalam narasi video itu disebutkan mahasiswa seangkatan FTSL 2024 ITB berdoa bersama untuk mendiang JAA.

Mereka juga memberikan ucapan belasungkawa dan doa untuk JAA serta keluarga yang ditinggalkan.

“FTSL 24 ITB berdoa bersama untuk almarhum J. Lihat lah nak J, teman-temanmu menyayangimu, semoga keluargamu dan teman-teman mu bisa ikhlas ya nak melepas kepergianmu."

"Bukan anak sendiri tapi rasanya sedih sekali, dan lagi J satu jurusan dan satu angkatan dengan anakku, kami sekeluarga turut berduka cita," tulisnya. 

Kampus ITB Berduka

Sebelumnya pihak kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) juga berduka atas meninggalnya salah satu mahasiswanya tersebut.

Dikutip dari berbagai sumber, Humas Institut Teknologi Bandung (ITB), Naomi mengatakan bahwa keluarga besar kampus ITB mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya mahasiswa FTSL angkatan 2024 tesebut.

"Kejadian ini meninggalkan duka cita yang mendalam bagi seluruh komunitas ITB," ungkap Naomi, Humas ITB.

Naomi menjelaskan sejak penemuan jasad JAA, pihak ITB sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian serta manajemen apartemen, Jatinangor, Sumedang.

"Tim dari ITB turut hadir dalam proses pemeriksaan medis tersebut dan akan membantu serta mendampingi pihak berwenang dan keluarga selama proses penyelidikan," ujarnya.

Lebih lanjut, kampus ITB menghormati privasi keluarga mendiang untuk tidak akan mengungkapkan detail peristiwa ini lebih lanjut tanpa persetujuan dari pihak keluarga dan pihak berwenang.

"Kami juga mengimbau kepada seluruh pihak, termasuk media, untuk menjaga sensitivitas dalam membahas peristiwa ini demi menghormati keluarga mendiang," tambahnya.

Baca juga: Mahasiswa ITB yang Tewas Lompat dari Lantai 27 Apartemen di Jatinangor Warga Jakarta

Diberitakan sebelumnya, JAA adalah seorang mahasiswa ITB yang ditemukan tewas di area parkir apartemen di Jatinangor.

JAA ditemukan tewas dalam kondisi tengkurap oleh sekuriti sekira pukul 06.00 WIB, Selasa (19/11/2024).

Dari penemuan mayat korban, mahasiswa ITB diduga melompat dari lantai 27 apartemen Pinewood Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Akibatnya korban berinisial JAA itu mengalami luka parah di bagian kepala.

Namun, detik-detik peristiwa JAA diduga loncat dari lantai 27 apartemen itu tak banyak diketahui orang. 

Pasalnya, lokasi ditemukannya mayat JAA berada di bagian sudut selatan apartemen. 

Selain itu, diduga peristiwa itu terjadi pada dini hari sehingga suasana sepi.

Aparat kepolisian mengevakuasi jenazah mahasiswa Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Teknik Lingkungan yang loncat dari lantai ke-27 apartemen Pinewood di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa (19/11/2024). 
Aparat kepolisian mengevakuasi jenazah mahasiswa Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Teknik Lingkungan yang loncat dari lantai ke-27 apartemen Pinewood di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa (19/11/2024).  (Istimewa)

Dalam penyelidikannya, polisi mendapati sejumlah temuan di tubuh korban dan di kamar apartemen. 

Di saku celana, polisi menemukan kunci kamar 935. 

Di dalam kamar itu, polisi menemukan kartu mahasiswa atas nama korban dan sejumlah barang-barang pribadinya. 

Selain itu, ditemukan juga ada jejak sandal di dinding kamar korban. 

"Dari hasil pemeriksaan di kamarnya ditemukan jejak kaki di dinding. Lokasi jejak kaki dekat dengan jendela," ujar Kapolsek Jatinangor, Kompol Rogers Thomas. 

Sejauh ini, tidak ditemukan pesan tertulis yang tertinggal di kamar.

Kondisi kamar JAA juga tampak rapi. 

Polisi menemukan temuan lainnya, yakni rekaman CCTV di koridor C lantai 9.

Dalam rekaman itu, terlihat gerak-gerik korban yang kemudian naik lift menuju lantai 27 sekitar pukul 03.00 WIB. 

Raut wajah JAA tak terlihat cemas atau sedih saat berjalan mondar-mandir di area lantai 27. 

Kendati demikian, polisi belum mengetahui pasti motif dari peristiwa ini. 

Baca juga: Mahasiswa ITB Tewas setelah Terjun dari Apartemen, Polisi Belum Ketahui Motifnya

Sosok JAA Mahasiswa ITB Tewas Loncat dari Apartemen di Jatinangor

Diketahui korban mahasiswa ITB yang loncat dari apartemen di Jatinango itu bernisial JAA. 

Ia baru berusia 18 tahun.

JAA tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) Institut Teknologi Bandung (ITB).

Meski kuliah di ITB, diketahui JAA merupakan warga asal Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Dari hasil penyelidikan sementara, JAA diketahui sudah tinggal di apartemen tersebut sejak September 2024 seorang diri,

Korban menyewa kamar apartemen atas nama orangtuanya yang tinggal di Kemayoran, Jakarta.

Kasatreskrim Polres Sumedang, AKP Uyun Saeful Uyun mengungkapkan kabar soal sosok dan keseharian korban JAA tersebut.

Di tengah-tengah masyarakat, banyak tersiar kabar bahwa mahasiswa itu diduga mengakhiri hidup dengan meloncat dari apartemen. 

Menurut kabar yang beredar, diduga karena yang bersangkutan mengalami tekanan berkaitan dengan nilai ujian di universitas. 

Namun, polisi mengimbau agar masyarakat tidak membuat provokasi dan tidak terkena provokasi dengan kesimpulan-kesimpulan yang prematur dan tanpa dasar itu. 

Sebaliknya, kejadian itu harus menjadi pelajaran bahwa dalam hidup bertetangga, di manapun, harus saling kenal. 

"Imbauan, bahwa dengan adanya kejadian ini, tidak hanya kejadian ini, tapi masyarakat saling peduli dengan tetangga, dengan yang lain, apalagi kayak kos-kosan apartemen harus sama-sama peduli,"

"Juga dengan tetangga saling mengenal dan mengetahui sehingga kita akan tahu ada yang suka menyendiri, suka bergaul, mengetahui karakter orang," ujar AKP Uyun.

Menurut Uyun, dari pihak ITB sudah mengonfirmasi bahwa karakter JAA selama mengikuti perkuliahan cenderung pendiam. 

"Kalau sementara ini dari hasil komunikasi, yang berangsangkutan memang pendiam. Kalau soal tertekan karena ujian, kita belum sampai ke sana," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved