Debat Publik Pilwalkot 2024: Paslon No 1 Jauh Lebih Unggul, Ini Penjelasan Pakar

TRIBUNJABAR.ID - CIMAHI - Debat Publik Pilwalkot 2024 yang digelar KPU Cimahi yang dihadiri ketiga pasangan calon walikota dan wakil walikota  berlang

Istimewa
Debat Publik Pilwalkot 2024: Paslon No 1 Jauh Lebih Unggul, Ini Penjelasan Pakar 

TRIBUNJABAR.ID - CIMAHI - Debat Publik Pilwalkot 2024 yang digelar KPU Cimahi yang dihadiri ketiga pasangan calon walikota dan wakil walikota  berlangsung cukup panas.

Selain diwarnai dengan Yel-Yel para pendukung dari ketiga Paslon, pertanyaan-pertanyaan saat sesi debat antar Paslon diwarnai sindiran dan saling serang.

''Tapi, secara umum, Paslon No 1, Pak Dikdik dan Pak Bagja jauh lebih unggul, jawaban-jawabannya terukur memperlihatkan kompetensi dan terlihat lebih berpengalaman,'' jelas Pakar Politik dari Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Dr Arlan Siddha saat dihubungi wartawan, Kamis 21 November 2024.

Menurut dia, Paslon No 1 lebih terlihat mempersiapkan diri untuk menghadapi debat publik terakhir sebelum masa kampanye berakhir.

Salah satunya, kata Arlan, Paslon No 1 menjadi satu-satunya Paslon yang mengaitkan program-programnya dengan program Asta Cita Prabowo.

''Dalam debat sebelumnya, Paslon No 2 mengaitkan diri dengan sosok Prabowo. Tapi di debat terakhir ini, malah No 1 yang terlihat lebih baik dalam mengaitkan program Asta Cita Prabowo dan berusaha untuk mewujudkannya di Cimahi berbarengan dengan program No 1,'' ungkap Arlan. 

Tak hanya itu, Paslon No 1 juga terlihat lebih mempersiapkan closing statemen dengan baik. Selain menutup dengan closing statemen dari Calon Walikotanya, peran calon Wakil Walikota nya juga sangat baik bahkan langsung melakukan peragaan mencoblos surat suara.

Kalau Paslon No 2, kata Arlan, agak terlihat tidak kompak. Pada saat pembukaan, pemaparan visi misi malah dilakukan oleh Calon Wakil Walikotanya, Adhitia.

''Ini jadi semakin menguatkan kesan bahwa memang yang mendominasi selama ini adalah wakilnya. Ini juga terlihat diberbagai pemberitaan di media termasuk medsos, yang lebih sering muncul adalah Kang Adhit ketimbang Pak Ngatiyana,'' jelas dia.

Tampaknya, kata Arlan, hal ini yang menjadikan Ngatiyana menjadi grogi atau tidak siap dalam menjawab berbagai pertanyaan.

Arlan mencatat banyak kosakata yang tampaknya salah diucapkan. Misal ketika ditanya mengenai mitigasi bencana, Ngatiyana menjawab dengan kosakata 'pengorbanan'. 

''Termasuk saat menjawab pertanyaan terkait Green Cities, Pak Ngatiyana tampak tidak fokus dengan menjawab lingkungan hijau, lingkungan UMKM,'' jelas Arlan.

Sedangkan di Paslon no 3, Arlan menilai proses pembagian peran antara calon walikota dan wakil walikotanya pun masih kurang.

Malah, calon Wakil Walikota, Mulyana sering sekali kehabisan waktu padahal jawaban belum tuntas. 

''Pertanyaan dari Paslon no 3 ke Paslon No 2 pun terkesan menyindir dengan mengaitkan sisa jabatan malah melakukan rotasi pejabat,'' jelas Arlan.

Meski demikian, Arlan menilai hampir semua Paslon kurang mengeksplorasi berbagai program unggulan dan dikaitkan dengan pertanyaan yang telah disediakan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved