Pengabdian Masyarakat Citarum Harum: Pemanfaatan Air Hujan "RWH" Sebagai Upaya Konservasi Air

TRIBUNJABAR.ID, KABUPATEN BANDUNG - Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (FTSL ITB), Dr. Mariana Marselina S.T., M.T. bersama dengan Siti Ai Nurhayati S.T., M.T., Aurel Ardya Prameswari (Teknik Lingkungan), dan Ardiana Widyantari (Teknik Lingkungan) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat Sub DAS Cikapundung Hulu, Desa Mandalamekar, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Program ini didukung oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung (DRPM ITB). 

Kegiatan yang dilakukan adalah "Workshop Pemanfaatan Air Hujan Rain Water Harvesting (RWH) Sebagai Upaya Konservasi Air”, yang digelar di Aula Kantor Desa Mandalamekar, Jumat (08/11/2024).

Workshop dihadiri oleh para perangkat desa setempat, Karang Taruna, PKK, Bumdes, BPD, dan LPMD.

Untuk diketshui, Desa Mandalamekar, Kecamatan Cimenyan termasuk ke dalam Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu yang berada di Kawasan Bandung Utara (KBU). Topografi KBU didominasi oleh perbukitan dan pegunungan. 

Berdasarkan Perda No 1/2008, KBU berfungsi dan berperan dalam menjamin keberlanjutan perkembangan kehidupan di Cekungan Bandung, yaitu sebagai kawasan konservasi. Kawasan ini diperuntukkan sebagai kawasan resapan air, pertanian, perkebunan, peternakan, dan kawasan argowisata. 

Koefisien Wilayah Terbangun di KBU sudah mencapai 70 persen yang berdampak pada kerusakan lingkungan, ekologis, dan memberi dampak sosial ekonomi bagi masyarakat di wilayah KBU (Samodro, dkk., 2020).

Alih fungsi lahan dari kawasan konservasi menjadi kawasan yang terbangun, seperti yang terjadi KBU, mampu meningkatkan koefisien limpasan yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor.

Konservasi air adalah serangkaian upaya mencegah atau meminimalkan air yang hilang sebagai aliran permukaan, dan menyimpannya semaksimal mungkin ke dalam tubuh bumi. Salah satu upaya konservasi untuk menjaga kecukupan suplai air di daerah perkotaan adalah Pemanenan Air Hujan (PAH) atau Rain Water Harvesting (RWH). Pemanenan air hujan merupakan serangkaian kegiatan mengumpulkan, menggunakan, dan/atau meresapkan air hukan ke dalam tanah. Teknologi ini memiliki dua kelebihan utama, yaitu mudah diterapkan dan perawatan yang relatif rendah. 

Dalam workshop yang dihadiri oleh 30 orang tersebut, Dr. Mariana Marselina menyampaikan pentingnya upaya konservasi air di Kawasan Bandung Utara untuk mengurangi laju limpasan permukaan yang memberikan dampak kepada masyarakat di daerah hilir, salah satunya melalui pemanenan air hujan.

Dalam pemaparan materinya, ditampilkan juga beberapa contoh nyata bak Pemanenan Air Hujan (PAH) yang telah dibangun di Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi (2021) dan di Desa Cinangsi, Kabupaten Cianjur (2022), yang termasuk dalam Program Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (ITB) sebelumnya.

Pihaknya berharap, workshop ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya upaya konservasi air, khususnya dalam pemanfaatan teknologi pemanenan air hujan (Rain Water Harvesting). Dengan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat RWH, masyarakat Desa Mandalamekar diharapkan dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan di Kawasan Bandung Utara dan membantu mencegah dampak negatif seperti banjir dan tanah longsor di wilayah Cekungan Bandung.

Kegiatan ini mencerminkan komitmen FTSL ITB dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah Citarum Hulu. 

Seluruh rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat mengenai pemanenan air hujan (rain water harvesting) yang merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat DRPM ITB dapat diakses melalui instagram @rwh.tb