Berita Viral

Viral Video Peternak Sapi Mandi Susu di Boyolali sebagai Bentuk Protes, 50.000 Liter Dibuang

Aksi mandi susu ini merupakan bentuk protes peternak sapi di Boyolali terhadap pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik pengolahan susu.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Instagram @infoboyolaliterkini
Aksi mandi susu oleh peternak sapi di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024) sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pembatasan kuota susu yang diolah di pabrik. 

TRIBUNJABAR.ID - Sebuah video menayangkan aksi petani sapi mandi susu di Boyolali, Jawa Tengah, beredar viral di media sosial.

Salah satu videonya dibagikan oleh akun Instagram @infoboyolaliterkini.

Dalam unggahan tersebut, terlihat ada dua pria yang berdiri di bagian belakan mobil pikap.

Kemudian, salah satu di antaranya mereka menyiram satu wadah besar berisi susu ke rekannya.

Setelah habis, pria itu mengambil lagi susu dari dalam gentong.

Kemudian, terlihat beberapa pria di atas mobil pikap membagikan susu kepada warga secara cuma-cuma.

Warga yang hadir pun menodongkan botol-botol mereka. Bahkan, ada yang membawa galon air.

Masih dari video yang sama, ada pula aksi membuang susu ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Baca juga: Sekmat di Indramayu Bantah Terlibat Kasus Penyegelan Makam dan Penguasaan Tanah Kuburan yang Viral

Hingga artikel ini ditulis, Minggu (10/11/2024), video tersebut telah dilihat sebanyak 255 ribu kali.

Lantas, seperti apa peristiwa selengkapnya?

Bentuk Protes Peternak Sapi

Aksi mandi susu ini ternyata merupakan bentuk protes para peternak sapi di Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu (9/11/2024).

Adapun, protes yang dimaksud adalah pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik atau Industri Pengolahan Susu (IPS).

Dilansir dari Kompas.com, ada sekitar 50.000 liter susu yang dibuang ke TPA Winong, sementara 1.000 liter lainnya dibagikan ke warga secara cuma-cuma.

Koordinator aksi, Sriyono Bonggol mengatakan bahwa aksi tersebut mewakili para peternak sapi yang terkena dampak pembatasan kuota IPS.

Sriyono menyebut, adanya pembatasan kuota susu itu membuat hasil susu dari para peternak tidak banyak yang bisa terserap oleh pabrik.

Sehingga, kata Sriyono, banyak susu dari para peternak yang terbuang.

"Kami mewakili peternak yang jumlahnya puluhan ribu di wilayah Boyolali yang saat ini sedang menjerit karena kondisi perindustrian susu di Indonesia yang membatasi jumlah kuota masuk produk lokal kita," kata Sriyono dalam aksinya.

"Akhirnya berimbas pada banyaknya susu yang menumpuk di UD maupun koperasi yang tidak terserap oleh pabrik mengakibatkan susu banyak yang terbuang,"  lanjutnya.

Kuota Impor Susu

Lebih lanjut, Sriyono menjelaskan bahwa kuota susu di Boyolali yakni sebesar 30 ton per hari.

"Hari ini kita membuang 50.000 liter susu. Ini sudah terjadi beberapa hari yang lalu. Memang per hari di Boyolali itu ada sisa kuota 30 ton per hari," kata dia.

Baca juga: Viral Video Bayi Meninggal Diduga gara-gara Ditinggal sendirian, Sang Ibu Disebut Pergi Keluyuran

Dia menduga, pembatasan kuota susu oleh IPS dan berimbas kepada peternak susu lokal di Boyolali karena adanya kuota impor susu dari luar negeri.

Selama ini, kata Sriyono produksi susu lokal untuk kebutuhan dalam negeri baru sekitar 20 persen. 

Sedangkan sisanya 80 persen kebutuhan susu dalam negeri berasal dari impor.

"Harusnya meskipun pasar sesepi apa pun produksi lokal kita terserap semua. Seandainya pemerintah maupun industri itu memang mementingkan produksi dari susu lokal kita. Itu yang melandasi kenapa terjadi aksi ini," ungkap Sriyono. 

Tanggapan Disnakan Boyolali

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengatakan, produksi susu di Boyolali setiap hari mencapai 140.000 liter. 

Tetapi, sejak adanya pembatasan kuota dari IPS hanya 110.000 liter yang terserap. 

"Dari beberapa pengepul susu total 30.000 liter yang tidak terserap. Jadi masing-masing pengepul sekian (yang tidak terserap), pengepul ini sekian. Jadi kalau dijumlah kurang lebihnya 30.000 liter susu yang tidak terserap (IPS)," kata Lusia.

Mengenai aksi protes, kata Lusia adalah hak para peternak untuk menyuarakan aspirasinya. 

Pihaknya menyarankan agar susu tersebut tidak dibuang sembarang tempat karena dapat menimbulkan pencemaran. 

"Jadi kami menyarankan untuk ini (susu) dibuangnya tidak berdampak yang lain. Kalau dibuang di sembarang nanti terjadi pencemaran," ujarnya. 

Pihaknya menambahkan, akan mempertemukan para peternak dengan BUMN yang bergerak dalam bidang pangan perwakilan di Solo sebagai upaya menyelesaikan permasalahan para peternak sapi. 

"Kami di sini bersama perwakilan pengepul nanti akan kami pertemukan BUMN yang bergerak dibidang pangan. Siapa tahu dalam rangka upaya kelebihan yang kemarin dikeluhkan bisa tertampung oleh BUMN tadi," ungkap Lusia.

(Tribunjabar.id/Rheina) (Kompas.com/Labib Zamani)

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

#BeritaViral

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved