Dedi Mulyadi Siap Adang Alat Berat, Bantu Petani Singkong Penggarap Lahan PTPN yang Mau Digusur

Dalam satu perjalanannya di wilayah Kabupaten Subang, calon gubernur Jabar nomor urut 4, Dedi Mulyadi dicegat para petani

Penulis: Ichsan | Editor: Ichsan
dok.warga
Dedi Mulyadi Siap Adang Alat Berat, Bantu Petani Singkong Penggarap Lahan PTPN yang Mau Digusur 

TRIBUNJABAR.ID - Dalam satu perjalanannya di wilayah Kabupaten Subang, calon gubernur Jabar nomor urut 4, Dedi Mulyadi dicegat para petani penggarap lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) di Desa Manyeti, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, Senin (28/10/2024).

Para petani itu langsung mengadu dan meminta bantuan ke Dedi Mulyadi karena lahan garapannya bakal digusur oleh PTPN. Lahan seluas 500 hektare yang digarap oleh sekitar 500 Kepala Keluarga (KK) itu harus dikosongkan karena bakal ditanami jagung oleh satu perusahaan dari Jakarta yang bekerjasama dengan PTPN.

Padahal di lahan tersebut, warga sejak lama menanam singkong. Hasil tanaman singkong itu lah yang selama ini  mampu menghidupi keluarga para petani penggarap. Dalam setahun seorang petani dari hasil menggarap lahan seluas 100 hingga 175 tumbak, ada yang bisa mendapatkan uang antara Rp 2 juta hingga Rp 12 juta.

Kini oleh PTPN para petani penggarap lahan itu terhitung mulai 1 November 2024 harus mengosongkan lahan garapannya. Bahkan disebutkan pada tanggal tersebut akan ada alat berat untuk menggusur petani sekaligus dengan lahan garapannya.

Singkong yang ditanami petani penggarap lahan PTPN di Desa Manyeti, Dawung, Kabupaten Subang
Singkong yang ditanami petani penggarap lahan PTPN di Desa Manyeti, Dawung, Kabupaten Subang

Saat berdialog dengan para petani tersebut, Dedi Mulyadi menegaskan, jika benar PTPN bakal mengerahkan alat berat pada 1 November 2024 untuk menggusur petani, ia akan berdiri paling depan untuk mengadang alat berat tersebut.

"Jika benar nanti bakal ada alat berat untuk menggusur petani, saya pastikan bakal hadir di sini di tengah-tengah para petani. Saya akan mewakili warga gimana caranya agar warga bisa tetap menggarap lahan ini," kata Dedi Mulyadi, disambut sorak sorai para petani.

Menurut Dedi Mulyadi, jika benar PTPN mau menanam jagung bekerjasama dengan satu perusahaan dari Jakarta di lahan tersebut, hal itu tidak perlu dilakukan. Sebab kalau hanya menanam jagung, itu bisa dilakukan oleh petani penggarap yang selama ini telah menjaga lahan tersebut.

"Petani yang warga sini juga bisa menanam jagung mah, gak perlu perusahaan dari Jakarta. Atau bila perlu saya sendiri sanggup membiayai para petani untuk menanam seluas 500 hektare mah," kata Dedi Mulyadi, di tengah-tengah para petani.

Selain itu, Dedi Mulyadi menegaskan, jika menanam jagung itu bermaksud untuk ketahanan pangan, maka menanam singkong, ubi, bahkan padi huma sekalipun, itu juga termasuk ketahanan pangan. Dan menurut keterangan petani setempat yang pernah menanam jagung di lahan tersebut, ternyata hasilnya kurang bagus dibanding menanam singkong.

Setelah berdialog dengan para petani, Dedi Mulyadi pun langsung menelpon Manajer PTPN yang mengurusi lahan tersebut. Dari dialog lewat telepon itu sang manajer mengatakan, program kerjasama PTPN dengan satu perusahaan dari Jakarta itu keputusan PTPN pusat, ia hanya seorang manajer yang mengurusi di lapangan saja.

Mendengar jawaban itu, Dedi Mulyadi pun langsung meminta nomor hape Direktur PTPN untuk segera dihubunginya. Selain itu Dedi Mulyadi pun menegaskan, jika sampai 1 November 2024 PTPN tetap mau menggusur petani, ia akan membawa kasus ini ke DPR RI.

"Nanti para petani akan saya bawa ke DPR RI agar kasus ini disuarakan anggota dewan. Nanti orang PTPN nya juga harus hadir jika dipanggil anggota DPR RI," kata Dedi Mulyadi

 

 

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved