Debat Publik Perdana, Dikdik-Bagja Unggul Data, Pendukung Paslon No 2 Dan 3 Langgar Aturan
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Debat Publik Perdana Pilkada Cimahi 2024 yang menampilkan ketiga pasang Calon Walikota - Wakil Walikota Cimahi yakni Paslon
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Debat Publik Perdana Pilkada Cimahi 2024 yang menampilkan ketiga pasang Calon Walikota - Wakil Walikota Cimahi yakni Paslon No 1 Dikdik S Nugrahawan - Bagja Setiawan, Paslon No 2 Ngatiyana - Adhitia Yudhistira dan Paslon No 3 Bilal - Mulyana berlangsung riuh, Minggu 27 Oktober 2024 malam.
Para pendukung Paslon, khususnya Paslon No 2 Dan 3 terus meneriakkan yel-yel meski para Paslon yang didukungnya masih berbicara.
Mereka pun saling sindir. Ketika pendukung Paslon No 3 meneriakkan yel-yel 'Bisa', langsung di jawab oleh pendukung Paslon No 2 'Ular Berbisa' dan 'Sorry Ye'.
Begitupun ketika Pendukung Paslon No 2 meneriakkan Yel-Yel, langsung dibalas pendukung Paslon No 3 dengan Yel-Yel 'Bisa'.
Acara Debat Publik ini dilangsungkan di Aula Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Cimahi.
Acara yang disiarkan secara langsung oleh salah satu televisi nasional ini sempat terganggu karena adanya aksi protes dari Budhi Setiawan, perwakilan pendukung Paslon No 1 yang meminta para pendukung Paslon No 2 Dan 3 yang mengenakan atribut kampanye berupa kaos bergambar Paslon dan no urut untuk keluar dari lingkungan kampus Unjani.
Menurut Budhi, hal ini sudah diatur dalam Undang-Undang Pemilu dan diputuskan Mahkamah Konstitusi.
''Semua yang menggunakan atribut kampanye silahkan keluar, ini area kampus. Jangan langgar aturan,'' tegas Budhi yang kemudian diajak membicarakan masalah ini di luar ruangan Debat Publik oleh petugas.
Isu Pendidikan Dan Kepemudaan
Dalam Debat Publik ini, ada sedikitnya tiga isu strategis yang menjadi perdebatan antar kandidat, yakni pendidikan, kepemudaan dan perluasan wilayah.
Hal ini terlihat saat Dikdik dari Paslon No 1 yang melemparkan pertanyaan mengenai peningkatan standar pendidikan yang akan dilakukan oleh Paslon No 2.
Menjawab itu, Ngatiyana menjelaskan bahwa Paslon No 2 memiliki program aksesibilitas pendidikan, memperbanyak ruang sudut baca, memberdayakan kembali musyawarah guru dan pemberian beasiswa berprestasi dan tidak mampu.
Menanggapi jawaban Ngatiyana, Dikdik menjelaskan bahwa pendidikan merupakan bagian penting dalam membangun SDM. Untuk itu, pemerintah telah menetapkan 8 standar nasional pendidikan yakni Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standar Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar Pembiayaan.
''Kita harus bisa memenuhi standar nasional pendidikan itu terlebih dahulu,'' jelas Dikdik yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan ini sambil menambahkan pihaknya pun memiliki program 10 ribu beasiswa pendidikan dari SD hingga kuliah.
Isu kepemudaan pun menjadi ajang perdebatan ketiga Paslon. Sebagai Calon Walikota termuda, Bilal menegaskan keberpihakannya kepada para pemuda Cimahi.
''Kami akan membuat musrenbang pemuda karena musrenbang selama ini tidak mengakomodasi aspirasi pemuda. Kami juga akan membentuk badan khusus di pemerintahan yang berisi para pemuda yang akan membantu keterlibatan dalam pemerintahan, bukan hanya di dinas pemuda dan olahraga saja,'' jelas calon walikota nomor urut 3 ini.
Sedangkan Calon Wakil Walikota Paslon No 2, Adhitia menilai bahwa kepemudaan harus dilibatkan dalam kurasi dalam pengambilan kebijakan.
Calon Wakil Walikota Nomor Urut 1, Bagja Setiawan menilai bahwa sangat salah jika indikator keberpihakan pemerintah terhadap pemuda adalah dilihat dari besaran dana hibah yang diberikan kepada organisasi kepemudaan.
''Untuk itu, dibutuhkan rencana induk kepemudaan supaya nanti akan dimasukan dalam rencana strategis (Renstra Kepemudaan) yang menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD,'' jelas mantan Ketua Komisi 4 DPRD Kabupaten Bandung Barat yang membawahi bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan dan kepemudaan ini.
Isu Perluasan Wilayah
Salah satu bahasan yang menarik dalam Debat Publik ini adalah terkait perluasan wilayah.
Bilal menilai bahwa luas wilayah Cimahi yang sangat kecil ini harus bisa dikembangkan dengan perluasan wilayah untuk bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD) dan kesejahteraan masyarakat.
''Kalau menurut saya, perluasan wilayah itu harus dilakukan,'' tegas Bilal.
Sedangkan Dikdik menegaskan bahwa meski memiliki luas wilayah kecil, Cimahi pun masih memiliki beberapa masalah terkait pelayanan publik yang belum optimal.
Untuk itu, Dikdik menegaskan bahwa jika dirinya dan Kang Bagja terpilih akan mengoptimalisasi layanan publik bagi massyarakat terlebih dahulu, termasuk di wilayah-wilayah perbatasan dengan Kota Cimahi
''Atas nama NKRI, jika dalam evaluasi otonomi daerah yang dilakukan pemerintah pusat dinilai pelayanan publik oleh Pemkot Cimahi sudah sangat baik, kami siap jika ditugaskan untuk melayani publik yang lebih luas,'' jelas Dikdik.
Meski diawali dengan protes terkait pelanggaran aturan kampanye di kampus, tapi pendukung Paslon No 2 dan 3 menolak untuk keluar dari ruangan saat diminta oleh petugas karena telah melanggar aturan kampanye. Mereka tetap mengikuti acara ini hingga tuntas.
Pelajar Cimahi Pelanggar Jam Malam Akan Dimasukkan ke Barak Militer, 2 Pusdik Sudah Disiapkan |
![]() |
---|
Petugas Bakal Ciduk dan Sanksi Pelajar Cimahi yang Beraktivitas di Luar di Atas Pukul 21.00 WIB |
![]() |
---|
40 Lokasi Nobar Persib Bandung vs Persijap Malam Ini di Bandung hingga Cimahi, Banyak yang Gratis |
![]() |
---|
Sikap Beragam 5 Bupati dan Wali Kota di Jabar Soal Arahan Dedi Mulyadi Menghapus Tunggakan PBB |
![]() |
---|
Ikuti Instruksi Dedi Mulyadi, Pemkot Cimahi Bebaskan PBB yang Nilainya di Bawah Rp 100 Ribu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.