10 Tahun Pemerintahan Jokowi
Berkah Ekonomi Waduk Jatigede Sumedang Dulu Ngojek Sekarang Punya Warung Ikan Bakar
Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang telah membawa berkah ekonomi bagi Wawan Ruslan (46), warga RT03/03 warga Kampung/ Cipicung, Kecamatan Jatigede
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Siti Fatimah
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang telah membawa berkah ekonomi bagi Wawan Ruslan (46), warga RT03/03 warga Kampung/ Cipicung, Kecamatan Jatigede.
Dulu, dia belasan tahun menjadi pengemudi ojek.
Kini, dia punya warung nasi penyedia ikan bakar "Puncak Permata" yang view-nya adalah Masjid Al-Kamil dan Menara Kujang Sapasang di Desa Pajagan, Jatigede.
Dia menjadi tukang ojek untuk rute di sekitar Jatigede. Rutenya mencari rupiah dulu, sebagian besar telah terendam waduk seluas 4.891,13 hektare itu.
Namun, meski bekerja sebagai ojek selama 14 tahun, Wawan bersama sang istrii, Siti (42) tekun menabung, sehingga dia pada 2008 mampu membeli secarik tanah di Kampung Panenjoan, Desa Pajagan, Kecamatan Jatigede, Sumedang. Harganya Rp150 ribu per tumbak.
"Tidak pernah menyangka akan seperti ini, akan menghadap ke Masjid Al-Kamil dan Menara Kujang Sapasang," kata Wawan kepada Tribun Jabar.id, di warung nasinya, Senin (16/9/2024) sore.

Tahun 2015, ketika Jatigede mulai digenangi, dia memanfaatkan tanahnya itu untuk dibangun di atasnya warung kopi.
Warung itu berdinding kayu dan beratap kain terpal. Menu yang disajikan sebatas kopi seduh dan mi instan.
Saat awal-awal penggenangan waduk, banyak warga lokal yang ingin melihat penggenangan itu, dan mereka datang ke sekitar warung kopi miliknya yang memang dataran tinggi dan bisa jelas melihat ke semua area waduk.
Mulailah ekonominya terangkat. Utang membuat bangunan warung kepada ibunya Rp3 juta terbayar. Warung juga terus mengalami renovasi.
"Dulu waktu jadi ojek, engak tentu penghasilan di kisaran Rp80-100 ribu. Kotor. Bersihnya paling Rp50-60 ribu,"
"Dulu sih warung nasi ini warkop biasa, ada kopi dan mi rebus. Semakin kesini, dari permintaan pengunjung minta liwet ikan bakar khas Jatigede, ada yang kelapa muda juga,"
"Tahun 2015 masih warkop, warung nasi dari 2018," katanya.
Perbandingan pendapatannya kini sangat jauh dari dahulu ketika masih ngojek. Kini, dia sehari bisa dapat Rp2 juta, dan jika akhir pekan, meningkat dua kali lipat menjadi Rp4-5 juta pada Sabtu-Minggu.
"Enggak menyangka akan sejauh ini, awalnya coba-coba saja, engak berfikiran seperti ini. Makanya alhamdulillah banget,"
"Buat saya, dengan bendungan ini ada dampak baik dari sisi eknomi. Mungkin kalau enggak ada bendungan, saya mungkin masih ngojek," katanya.
Selain ekonomi meningkat, dia pun bisa mempekerjakan warga sekitar. Setiap hari ada dua pegawai yang bekerja di warung nasinya. Namun, jika akhir pekan dan tanggal merah, pekerjanya bertambah menjadi 5-6 orang.
Di tempatnya itu, disediakan nasi liwet, ikan bakar, ayam bakar, kelapa muda, dan mi instan. Dari hasil usahanya ini, asetnya terus bertambah. Yang paling baru, dia punya mobil baru.
"Mobil nambah, jadi dua. Murni dari hasil warung ini," katanya.
Dia berharap usahanya terus maju.
Pemerintah juga terus mendukung kemajuan pariwisata di Jatigede.
Jalan-jalan memang sudah bagus, namun penyempurnaan perlu terus dilakukan.
"Pengunjung ada saja tiap hari yang nanya penginapan, terutama pengunjung yang jauh. Katanya pengin lihat view pagi, tapi memang belum ada. Enggak tahu ke depannya," katanya.
Usup Supriatna Yakin Hilirisasi Rumput Laut Bisa Bawa Maritim Indonesia Maju |
![]() |
---|
Tol Cisumdawu Bikin Alex Gesit Kemudikan Pikap, Permudah Akses Mobilitas |
![]() |
---|
Senangnya Petani di Garut Bisa Panen 3 Kali Setahun Berkat Irigasi Leuwigoong yang Dibangun Jokowi |
![]() |
---|
Telan Dana Rp 2,65 Triliun, Bendungan Sadawarna Jadi Harapan Baru Petani Indramayu |
![]() |
---|
Tingkatkan Perekonomian, Tokoh Masyarakat Handapherang Apresiasi Pembangunan Bendungan Leuwikeris |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.