Pembunuhan di Citepus Sukabumi

Warga Rasakan Efek Pembunuhan di Pantai Citepus Sukabumi, Usaha Sepi hingga Ada Kejadian Horor

Setiap malam kerap terjadi kejadian horor sebelum polisi berhasil mengungkap kasus tersebut.

|
Tribun Jabar/ M Rizal Jalaludin
Garis polisi masih terpasang di TKP pembunuhan terhadap Diki Jaya di Pantai Citepus, kejadian itu membuat warga resah karena kerap terjadi kejadian mistis dan membuat usaha kafe sepi. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Kejadian mistis dialami warga dan pemilik warung hingga kafe di lokasi pembunuhan terhadap Diki Jaya (21) yang terjadi di Kampung Wisata Pantai Citepus, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Salah seorang pemilik kafe, Kang Benen (40) mengatakan, setiap malam kerap terjadi kejadian horor sebelum polisi berhasil mengungkap kasus tersebut.

Sebelumnya, peristiwa pembunuhan terhadap Diki Jaya baru diketahui setelah korban ditemukan membusuk di semak-semak jurang pinggir Jalan Raya Sukabumi-Banten di Kampung Cilengka, Desa Pasirbaru, Kecamatan Cisolok, pada Minggu (29/9/2024) lalu.

Baca juga: Pembunuh Seorang Transgender di Citepus Sukabumi Sudah Diketahui Identitasnya, Langsung Dikejar

Korban ditemukan saat itu setelah sepekan terjadinya peristiwa pembunuhan, peristiwa pembunuhan terhadap korban terjadi pada 21 September 2024 sekira pukul 23.30 WIB di Pantai Citepus.

Selama sepekan sebelum adanya penemuan jasad korban, Kang Benen mengaku warga di sekitar lokasi mengalami kejadian mistis, terlebih kafe miliknya bersebelahan dengan TKP.

Setiap malam ia kerap mendengar suara tangisan dari belakang bangunan kafe, hingga ada yang mengetuk pintu dan minta pertolongan.

"Ada kayak seseorang nangis di belakang, ada yang ketok pintu, terus kaya minta tolong, (itu kejadian mistis) sebelum penemuan mayat, itu selama satu minggu kaya gitu," ujar Benen kepada Tribun di lokasi, Selasa (8/10/2024).

"Kalau ada yang minta tolong itu tiap jam 2, jam setengah 3 (dini hari) itu di belakang kaya ada yang nangis tapi tidak ada orangnya saat dicek, saat itu tidak tahu ada yang meninggal," ucap Benen.

Hal itu pun menurut Benen membuat usaha warung dan kafe di sekitar lokasi menjadi sepi. Terlebih saat sudah dipasangi garis polisi di TKP membuat para tamu ketakutan hingga tidak jadi datang.

"Buat keresahannya ya kalau ini bisa secepatnya selesai, garis polisi ini dilepas, jadi tamu-tamu itu pada takut, usaha jadi sepi, jadi pengaruh ke semuanya. Udah ada pas kejadian itu sepi semuanya, tamu-tamu jadi kurang, pas ada dipasang garis polisi tamu-tamu pada kabur, pada takut," kata Benen.

Baca juga: Pria Korban Pembunuhan di Citepus Sukabumi Biasa Dipanggil Ceuceu, Pak RW Bilang Dia ART

Saat ini, Benen mengatakan, peristiwa mistis sudah tidak dialami warga karena jasad korban sudah ditemukan dan kerap digelar pengajian oleh ustaz setempat.

Namun, para tamu masih ketakutan karena masih adanya garis polisi di lokasi kejadian.

"Kasus cepat selesai, garis polisi cepat dilepas, sekarang alhamdulillah udah nggk lah, karena ada pa ustaz yang ngaji. (Tapi) sekarang usaha masih sepi, banyak tamu yang takut, banyak yang pada pulang lagi (karena ada garis polisi, red)," ucap Benen.

Kronologi

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved