Kisah Muhammad Syahrullah, Anak Penjual Keripik yang Jadi Praja IPDN, Ingin Bahagiakan Ibu
Keripik-keripik yang dititipkan di warung-warung itu telah membawa Sayahrullah selesai SMA dan lolos ke IPDN untuk melanjutkan studi.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana.
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Muhammad Syahrullah tak bisa menahan tangisnya. Air matanya meleleh saat dia berkisah tentang ibunya yang berupaya keras bertahan hidup dengan menjual keripik.
Keripik-keripik yang dititipkan di warung-warung di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, itu telah membawa Sayahrullah selesai SMA dan lolos ke IPDN untuk melanjutkan studi.
Lolos ke IPDN artinya sekolah gratis dan nanti akan lulus sebagai ASN siap kerja. Pekerjaan itu akan mengangkat derajat orang tua dan keuarganya.
Dia sedih, ibunya tidak bisa datang ke Jatinangor, Sumedang menyaksikannya dikukuhkan sebagai Praja Pratama IPDN angkatan 35 tahun 2024, di Lapangan Parade Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (3/10/2024), karena ibunya tak punya ongkos.
Baca juga: Kisah Cresentia, Anak Tukang Servis Barang Elektronik dari Merauke Jadi Praja IPDN pada Usaha Kedua
"Ayah sudah tiada sejak 2008," katanya. Matanya mulai berkaca-kaca.
Syahrullah mulanya tidak tahu apa itu IPDN, dia hanya mendengar cerita dari alumni IPDN di kampungnya, bahwa ada sekolah gratis dan lulus langsung kerja, namanya IPDN.
"Tidak tahu IPDN, tahunya ada kuliah gratis segala biaya ditanggung, tertarik tapi tidak tahu IPDN apa dan lulusannya jadi apa,"
"Tapi perlu ketekunan keras sebab masuk ke sekolah ini susah," katanya, menirukan informasi yang dia dapat.
Upaya yang panjang dia tempuh, hingga akhirnya dia lolos dan kini akan memulai perkuliahan di IPDN.
"Pernah ingin lolos? Belum terbayang dari dulu, katanya amat sangat sulit dan segala macamnya, dan kondisi keluarga juga tidak ada biaya,"
"Saya masih enggak percaya sudah masuk ke sini,"
"Untuk ibu, jangan bersedih tidak bisa datang ke sini. Doakan, ade jadi kebanggaan," katanya.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Lantik Praja IPDN, Beri Pesan Agar Tinggalkan Pelayanan yang Lambat dan Berbelit
Sebelum pergi ke IPDN, Muhammad menyempatkan dahulu berziarah ke makam ayahnya. Dia rindu betul kepada ayahnya, sekaligus mengingat-ingat pesan terakhir sang ayah kepadanya.
"Sebelum berangkat ke sini karena di sini bakal akan jarang kembali ke rumah, di hari-hari terakhir menyempatkan ke kuburan orang tua,"
"Dulu, bapak berpesan agar saya jangan melupakan ajaran agama, jaga agama baik-baik," kata Muhammad seraya menangis.
Hingga saat ini, dia tak menyangka bisa lolos ke IPDN. Sebab, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, tidak ada yang di keluarganya yang berstatus PNS bahka sekedar punya pekerjaan tetap.
"Masih tidak menyangka," katanya.
Kisah Wanita di Bandung Olah Daun Singkong Jadi Keripik Renyah, Kini Tembus Pasar Ekspor |
![]() |
---|
AHY Dorong Pengembangan PLTS Terapung di Bendungan Jatigede untuk Ketahanan Energi |
![]() |
---|
AHY Senang Sambangi Sumedang Lagi, Resmikan Jalan Lingkar Utara Jatigede, Berharap Ekonomi Meningkat |
![]() |
---|
Sekda Jabar Minta Lulusan IPDN Jadi Pemimpin Tangguh Hadapi Berbagai Tantangan |
![]() |
---|
Seribu Penari Umbul Buka Peresmian Jalan Lingkar Utara Jatigede Sumedang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.