Bursa Saham Dunia Anjlok, Harga Minyak dan Emas Meroket Setelah Serangan Rudal Iran ke Israel

Harga emas, yang sering dianggap sebagai aset aman di saat ketidakpastian, naik sekitar 1 persen, mencapai level tertinggi baru di atas $2.600.

istimewa
ilustrasi emas 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG -Bursa saham global mengalami kemerosotan tajam pada Selasa, 1 Oktober 2024, setelah Iran melancarkan serangan rudal ke Israel.

Kejadian ini menyebabkan kepanikan di pasar global, di mana para pelaku pasar khawatir bahwa ketegangan di Timur Tengah akan semakin meningkat, memperparah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas di Gaza.

Pasar Saham Jatuh di AS dan Eropa

Setelah kabar serangan ini mencuat, saham-saham di Amerika Serikat dan Eropa turun drastis. Bursa saham di Wall Street tertekan, dengan indeks Nasdaq—yang banyak diisi saham teknologi—tercatat turun 1,5 persen.

Padahal, sebelum serangan, pasar saham Eropa sempat dibuka lebih tinggi karena inflasi tahunan zona euro menunjukkan perlambatan yang signifikan.

Namun, momentum positif ini tak bertahan lama setelah berita serangan rudal membuat arah pasar berbalik secara tiba-tiba.

Saham-saham di AS pun turut mengalami penurunan, terutama karena reli sebelumnya mulai melemah jelang rilis data ekonomi yang diperkirakan akan mempengaruhi kebijakan suku bunga.

Selain itu, suasana pasar AS juga semakin buruk dengan mogoknya pekerja pelabuhan di Pantai Timur dan Teluk, yang bisa menyebabkan kerugian miliaran dolar per hari dan memperburuk inflasi.

"Peserta pasar melihat dengan cemas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan mogok di pelabuhan AS sambil menunggu data pekerjaan dan manufaktur AS yang penting minggu ini," ujar Joe Mazzola, ahli strategi dari Charles Schwab.

Baca juga: Netanyahu dan Kabinetnya Ngumpet di Bunker saat Iran Lancarkan Serangan Rudal Balasan ke Israel

Inflasi Zona Euro Melambat

Meskipun berita serangan rudal mendominasi pasar, data ekonomi menunjukkan bahwa inflasi di zona euro turun di bawah target dua persen yang ditetapkan oleh Bank Sentral Eropa (ECB) pada bulan September, ini merupakan kali pertama sejak 2021.

"Penurunan ini memberi ruang bagi ECB untuk kembali menurunkan suku bunga pada 17 Oktober," kata GianLuigi Mandruzzato, seorang ekonom dari EFG Asset Management.

Harga Emas dan Minyak Mentah Melonjak

Sementara pasar saham terpuruk, komoditas seperti emas dan minyak mentah justru menunjukkan kenaikan.

Harga emas, yang sering dianggap sebagai aset aman di saat ketidakpastian, naik sekitar 1 persen, mencapai level tertinggi baru di atas $2.600 atau sekitar Rp39,6 juta per ons. Kenaikan ini didorong oleh ketegangan geopolitik yang semakin memanas.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved