Netanyahu dan Kabinetnya Ngumpet di Bunker saat Iran Lancarkan Serangan Rudal Balasan ke Israel
Netanyahu bahkan dikabarkan meminta menterinya agar tetap berada di dalam bunker untuk menghindari ancaman rudal yang terus berdatangan.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan anggota kabinetnya dikabarkan langsung memasuki bunker bawah tanah saat Iran melancarkan serangan rudal besar-besaran ke Israel, Selasa, 1 Oktober 2024 malam.
Mengutip pejabat Israel, media setempat melaporkan bahwa Netanyahu bersama para menterinya dipindahkan ke fasilitas perlindungan bawah tanah tatkala ratusan rudal yang ditembakkan Iran menghujani negara tersebut.
Netanyahu bahkan dikabarkan meminta menterinya agar tetap berada di dalam bunker untuk menghindari ancaman rudal yang terus berdatangan. Serangan rudal tersebut dilaporkan terjadi sekitar pukul 20:15 waktu setempat, dan menurut laporan dari Press TV, serangan ini melibatkan rudal balistik jarak jauh.
Iran mengonfirmasi bahwa aksi tersebut merupakan balasan atas serangan Israel sebelumnya yang menewaskan dua tokoh penting, yaitu Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.
Meskipun telah terjadi serangan besar-besaran, hingga saat ini belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban jiwa atau luka-luka di pihak Israel. Namun, Pasukan Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC) mengklaim bahwa sebagian besar rudalnya berhasil mengenai target dengan akurasi yang tinggi.
"Lebih dari 80 persen rudal IRGC dalam gelombang serangan pertama telah menghantam target," demikian pernyataan resmi dari IRGC yang dikutip oleh The Telegraph.
Kelompok Militan Dukung Iran
Respon terhadap serangan ini datang dari berbagai pihak, terutama dari kelompok-kelompok militan di Timur Tengah. Hamas, misalnya, secara terbuka menyatakan dukungan dan memuji serangan rudal Iran ke Israel.
"Kami merestui serangan rudal Iran yang muncul sebagai respons atas agresi Zionis terhadap rakyat Palestina dan Lebanon," ungkap Hamas dalam pernyataannya.
Serangan ini dianggap sebagai balasan yang tepat terhadap kejahatan yang telah dilakukan Israel di kawasan tersebut.
Hamas menambahkan bahwa langkah Iran ini merupakan pesan kuat bagi Israel dan pemerintahannya yang mereka sebut sebagai pemerintahan fasis.
Menurut Hamas, tindakan agresif Israel telah melampaui batas-batas norma kemanusiaan dan hukum internasional.
"Kami menegaskan bahwa balasan terhormat dari Iran ini adalah pesan yang kuat bagi Zionis dan pemerintahan fasisnya, yang bertujuan menghalangi mereka dan menghambat terorisme mereka. Kejahatan mereka, arogansi mereka, dan pelanggaran terhadap hukum internasional dan norma kemanusiaan telah melewati batas."
Tak hanya Hamas, Komite Koordinasi Perlawanan Irak juga menyuarakan dukungan mereka kepada Iran.
Mereka mengeluarkan ancaman bahwa jika Amerika Serikat terlibat dalam tindakan permusuhan terhadap Iran atau Israel menggunakan wilayah udara Irak untuk melakukan serangan, maka mereka akan menyerang pangkalan-pangkalan dan kepentingan AS di Irak dan kawasan sekitarnya.
Empat Sekutu Israel Akui Palestina, Pengamat Berharap Prabowo Singgung Isu Palestina di Sidang PBB |
![]() |
---|
Inggris, Kanada, Australia, Portugal Sepakat Akui Negara Palestina di Tengah Konflik Gaza |
![]() |
---|
Gelar Ajang Lari di Sentul Cara Aktor Dimas Seto Serukan dan Dukung Kemerdekaan Palestina |
![]() |
---|
Legenda Sepakbola MU Eric Cantoa Minta Publik Dunia Boikot Israel, Pertanyakan FIFA dan UEFA |
![]() |
---|
Seruan Penuh Keprihatinan dari Vatikan, Paus Leo XIV Kembali Minta Kedamaian di Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.