Breaking News

Puncak Bogor Kembali Dipenuhi Pedagang Kaki Lima, Bey Ingatkan Lama-lama Mereka Akan Merasa Nyaman

Bey pun meminta para pedagang kaki lima yang berjualan di kawasan Puncak, dapat mematuhi aturan yang berlaku.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ravianto
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Suasana kericuhan saat proses penertiban bangunan liar PKL di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Senin (24/6/2024) 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar), Bey  Machmudin mengintruksikan Satuan Polisi Pamong Praja dan Camat untuk melakukan pengawasan dan penertiban pedagang kaki lima, di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

Bey mengaku mendapatkan informasi ada pedagang kaki lima yang kembali berjualan di kawasan puncak Bogor menggunakan sepeda motor, setelah sebelumnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melakukan penataan bangunan.

"Ya, itu nanti bisa kerja sama dengan Satpol PP untuk penertiban. Jadi, sebenarnya hal seperti itu (PKL kembali bermunculan) kita kadang lakukan pembiaran, dan kalau mereka sudah nyaman kan repot padahal mereka langgar aturan," ujar Bey, di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (26/9).

Dikatakan Bey, pengawasan dan penertiban perlu dilakukan oleh Satpol-PP dan Camat sesegera mungkin, sebelum para pedagang PKL merasa nyaman berjualan di tempat yang dilarang.

"Jadi, setelah pak bupati tertibkan, tidak perlu oleh pak Bupati lagi tapi oleh Satpol PP dan camat untuk terus mengingatkan, karena kalau sudah nyaman itu repot," ucapnya.

Bey pun meminta para pedagang kaki lima yang berjualan di kawasan Puncak, dapat mematuhi aturan yang berlaku.

"Jadi, kita harus biasakan tegakkan aturan supaya mereka berjualan pada tempatnya," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bogor melakukan penataan di kawasan Wisata Puncak, Bogor, Jawa Barat. 

Memasuki hari ketiga, penertiban pedagang kaki lima itu kembali diwarnai kericuhan.

Dari video yang beredar, pedagang dan petugas di lapangan terlihat saling pukul.

Kepala Bidang Ketertiban Umum (Kabid Tibum) Satpol PP Kabupaten Bogor, Rhama Kodara mengatakan, kericuhan itu didasari karena salah satu pedagang menolak WC dan kamarnya dibongkar oleh petugas.

“Jadi di area gantole petugas sedang membersihkan sisa penertiban kemarin, namun di situ ternyata ada WC dan kamar yang memang perlu dibongkar,” ujar Rhama.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved