Mayat Dalam Karung di Tasik

Sakit Hati Ditagih Utang, Pedagang Baso Aci Masukkan Seorang Nenek ke Dalam Karung di Tasikmalaya

Menurut AKP Ridwan, korban sedang menagih cicilan utang, namun pelaku saat itu tidak mampu membayar.

tribunpriangan.com / Jaenal Abidin
Pelaku pembunuhan ditangkap polisi dan dibawa dalam konferensi pers di aula Polres Tasikmalaya, Senin (23/9/2024). 

TRIBUNJABAR.ID, KABUPATEN TASIKMALAYA – Motif sakit hati menjadi alasan utama H (46) melakukan pembunuhan terhadap PS (72) yang saat itu menagih utang di tempat usaha pelaku.

Kasus ini diawali dengan penemuan mayat perempuan lansia dalam karung di Sungai Cipinaha, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (15/9/2024).

Mayat dalam karung tersebut diidentifikasi sebagai PS, yang kemudian diketahui dibunuh H seorang pedagang baso aci.

"Motifnya adalah sakit hati. Tersangka dan korban memiliki riwayat utang piutang," ungkap Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta, dalam konferensi pers di Mapolres Tasikmalaya, Senin (23/9/2024).

Menurut AKP Ridwan, korban sedang menagih cicilan utang, namun pelaku saat itu tidak mampu membayar.

"Saat ditagih, pelaku meminta keringanan, tetapi korban menolak permintaan tersebut," jelasnya.

Hal ini memicu kemarahan pelaku, yang kemudian melakukan kekerasan hingga korban meninggal di lokasi kejadian.

"Pembunuhan terjadi di tempat usaha pelaku," tambahnya.

AKP Ridwan juga menjelaskan bahwa utang pelaku kepada korban tergolong besar dan sudah berlangsung sekitar lima tahun.

"Dari data yang kami kumpulkan, pelaku memiliki utang sebesar Rp 20 juta kepada korban. Mereka tidak memiliki hubungan keluarga, murni terkait utang piutang," tuturnya.

Kios milik terduga pelaku pembunuhan yang mayatnya dalam karung di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya diberikan police line oleh petugas gabungan.
Kios milik terduga pelaku pembunuhan yang mayatnya dalam karung di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya diberikan police line oleh petugas gabungan. (TribunPriangan.com/Jaenal Abidin)

Dihabisi dengan Cara Dicekik

Sebelumnya, korban dilaporkan hilang sejak Kamis sebelum ditemukan anak-anak yang sedang bermain di Sungai Cipinaha.

Polisi mengungkapkan kalau PS dibunuh dengan cara dicekik saat menagih hutang di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya.

"Modus yang dilakukan terhadap korban, pada saat di lokasi kejadian eksekusi mencekik dengan menggunakan lengan saat korban keluar dari tempat tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Ridwan Budiarta.

Kemudian korban terjatuh dan sempat teriak dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di lokasi tersebut.

Baca juga: Pembuang Mayat Dalam Karung di Sungai Cipinaha Ditangkap di Pasuruan, Langsung Jadi Tersangka

"Setelah tersangka melakukan eksekusi di lokasi, tersangka membuang barang bukti tidak jauh dari lokasi sekitar 600 meter untuk menghilangkan jejak termasuk sebagian barang bukti yakni Handphone milik korban di hancurkan," ucap AKP Ridwan kepada wartawan Tribun Priangan.com, 

Sedangkan pelaku yang seorang pedagang baso aci ini membuang korban dengan menggunakan kendaraan dimiliki tersangka membawa dan membuang di sungai Cipinaha.

Dibunuh di Kios B1 Pasar Cikurubuk

Kios yang disegel polisi ini merupakan kios penjual bumbu bakso aci.

Pedagang Pasar Cikurubuk mengungkap keseharian terduga pelaku sebelum adanya olah tempat kejadian perkara dilakukan petugas gabungan.

Olah tempat kejadian perkara ini dilakukan rangkaian kasus penemuan mayat dalam karung beberapa waktu lalu di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.

"Ga tahu, pernah denger rame di pasar, tapi ga tahu apa-apa kasusnya, tapi ga nyangka kalau bener mah," ungkap Tri Darmawan (24) seorang pedagang daun pisang yang kiosnya bersebelahan dengan kios terduga pelaku.

Untuk kesehariannya menurut Tri, bahwa terduga pelaku berdagang bumbu bakso aci  bersama istrinya.

"Dagang bumbu bakso Aci, berdua sama istri, tapi sekarang sama adiknya, karena si masnya ke Jawa," pungkasnya.

Bahkan kata Tri, pasca hilangnya seorang warga, polisi sempat mendatangi ke pasar Cikurubuk ke blok B1 tapi tak tahu keperluannya.

"Sesudah hilang ada polisi ke sini, bahkan tempat usahanya kemarin buka, tapi sekarang tutup karena yang jaga istrinya," kata Tri.

Selain itu, masih kata Tri kesehariannya kerap membaur dengan pedagang lain di sekitar kios.

"Orangnya biasa membaur, tapi untuk korban pun ga tahu, hanya kerap lewat depan warungnya," pungkasnya.

(Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved