Terungkap Keahlian Mantan Anggota JIS yang Dikirim ke Suriah, Ada yang Jadi Sniper

Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) periode 2008-2019, Para Wijayanto, mengungkap keahlian mantan anggota yang kini masih berada di Suriah. 

Editor: Giri
Tribunnews.com/Gita Irawan
Pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) periode 2008-2019, Para Wijayanto. 

Dia mengatakan para mantan anggota JI yang berada di Suriah memiliki keahlian masing-masing.

Di sana, kata Para Wijayanto, mereka ada yang menjadi pilot pesawat nirawak atau drone dan ada juga yang menjadi penembak jitu atau sniper.

Terhadap nasib para mantan anggota JI yang masih ada di Suriah ke depan, kata dia, nantinya mereka akan ditawari untuk pulang.

Menurutnya, untuk mereka yang masih bujangan relatif lebih mudah untuk pulang.

Namun demikian, saat mereka pulang mereka tetap harus bertanggung jawab secara hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Ya, pulang tetap bayar dulu penegakan hukumnya. Ini kan negara hukum masalahnya. Jadi itu, itu satu hal yang masuk akal, karena ya tadi, kita sudah makan ya kita bayar," kata dia.

"Kemudian yang sudah punya istri ini yang repotnya. Kalau yang warga negara sana, kalau istrinya mau, kan bisa pulang. Tapi sementara ada yang bilang, istrinya enggak mau. Ini bisa pulang, bisa enggak pulang," sambung dia.

Sebagai catatan, kepolisian pernah menyatakan Para telah memberangkatkan setidaknya sebanyak tujuh angkatan kader muda JI ke Suriah sejak 2013 sampai 2018.

Kader yang diberangkatkan tiap angkatan terdiri dari 10 sampai 12 orang dan total keseluruhan yang berangkat mencapai 96 orang.

Kepolisian menyebut mereka "paket lengkap" karena terdiri dari orang-orang yang memiliki keahlian di antaranya ahli IT, ahli manajemen, ahli medis, ahli bahasa, dan ahli bela diri.

Untuk diketahui, Para Wijayanto dibekuk di sebuah hotel di Bekasi pada Sabtu (29/6/2019) pagi terkait aktifitasnya dengan JI.

JI  merupakan organisasi terlarang yang identik dengan berbagai peristiwa aksi teror para anggotanya yang menelan banyak korban jiwa di Indonesia.

Teror tersebut di antaranya Bom Malam Natal (2000), Bom Bali I (2002), Bom Bali II (2005), Bom Hotel JW Marriot (2003), Bom Kedutaan Australia (2004), Bom Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton (2009), mutilasi 3 siswi SMA di Poso dan berbagai aksi teror lain yang diidentikkan dengan kelompok tersebut. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Eks Pimpinan Jamaah Islamiyah Cerita Nasib Para Mantan Anggotanya yang Masih Ada di Suriah

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved