Skema Berbagi Penumpang Versi Opang di Pasir Impun Bandung Ditolak, Ojol Antar Sampai Pangkalan

Opang di Pasir Impun sempat menyarankan driver ojol hanya mengantarkan penumpang sampai bawah, lalu dilanjutkan opang. Tetapi, saran itu ditolak.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Camat Mandalajati, Yati Sri Sumiati, menyaksikan penandatangan keputusan bersama menyelesaikan masalah ojol-opang di Pasir Impun, Mandalajati, Bandung, Selasa (10/9/2024) malam. 

TRIBUNJABAR.ID - Ojek pangkalan (opang) di Pasir Impun, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, sempat berharap bisa ada skema berbagi penumpang dengan ojek online (ojol).

Hal tersebut menyusul munculnya konflik antara ojol vs opang yang terjadi di Pasir Impun beberapa waktu lalu.

Konflik tersebut yakni karena adanya dugaan pemalakan kepada ojol yang menyebabkan driver hingga penumpang terluka.

Kedua belah pihak pun telah bermediasi dan menciptakan delapan kesepakatan.

Tetapi, di antara kesepakatan tersebut, tidak ada skema berbagi penumpang.

Perwakilan opang Pasir Impun, Riki Mulyana (47) mengatakan, belum semua opang menyetujui keputusan bersama saat mediasi.

Riki mengatakan, hanya ada dua orang menandatangani kesepakatan saat mediasi.

"Terutama soal yang poin tidak ada pembatasan itu, saya juga tidak menandatangani karena 100 persen tidak setuju, baru dua orang," ucap Riki saati ditemui, Rabu (11/9/2024). 

"Sedangkan anggota kita ada 136 orang, nah itu mereka belum memberikan persetujuan," tambahnya.

Sejumlah spanduk bertulisan kebebasan memilih transportasi terpajang di beberapa kompleks di Pasir Impun, Mandalajati, Rabu (11/9/2024).
Sejumlah spanduk bertulisan kebebasan memilih transportasi terpajang di beberapa kompleks di Pasir Impun, Mandalajati, Rabu (11/9/2024). (tribunjabar.id / Hilman Kamaludin)

Baca juga: "Kami Ngalah" Kata Opang di Pasir Impun Bandung, Biarkan Ojol Narik tapi Minta Perhatian Pemerintah

Menurut Riki, opang sempat memberi saran agar pemerintah mengakomodir adanya skema berbagi penumpang.

Misalnya, ojol hanya mengantar penumpang sampai bawah lalu dilanjutkan oleh opang.

Selain itu, poin kesepakatan yang juga masih memberatkannya yakni soal saran bergabung dengan ojol.

"Enggak semuanya setuju karena opang ada yang sudah tua dan tidak ada materi untuk mendaftar. Apalagi kita juga sudah membeli kartu anggota opang," ucapnya.

Atas hal tersebut, pihaknya meminta pemerintah untuk mencarikan solusi yang terbaik karena saat ini pendapatan opang sudah menurun drastis, apalagi jika keputusan bersama itu benar-benar dijalankan.

"Sekarang saja pendapatan kita hanya Rp30 ribu per hari dari pagi sampai sore, jadi buat beli beras saja enggak cukup," tuturnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved