Opang di Pasir Impun Bandung Hanya Dapat Rp 30 Ribu Sehari Tapi Ogah Jadi Ojol, Ini Alasannya
Seorang pengemudi ojek pangkalan (opang) di Pasir Impun, Mandalajati, Bandung, Riki Mulyana (47), mengaku pendapatannya turun drastis sejak ada ojol
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Seorang pengemudi ojek pangkalan (opang) di Pasir Impun, Mandalajati, Bandung, Riki Mulyana (47), mengaku pendapatannya turun drastis sejak ada ojek online (ojol).
"Sekarang saja pendapatan kita hanya Rp 30 ribu per hari, dari pagi sampai sore. Jadi buat beli beras saja enggak cukup. Kalau sebelum ada ojol pendapatan saya Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu," kata Riki, Rabu (11/9/2024).
Meski pendapatan turun drastis, beberapa opang tetap ogah menerima tawaran menjadi ojol seperti yang tertuang dalam delapan poin kesepakatan antara opang dengan ojol.
"Soal saran gabung ojol juga enggak semuanya setuju karena opang ada yang sudah tua dan tidak ada materi untuk mendaftar. Apalagi kita juga sudah membeli kartu anggota opang," ucapnya.
Atas hal tersebut, pihaknya meminta pemerintah untuk mencarikan solusi yang terbaik karena saat ini pendapatan opang sudah menurun drastis, apalagi jika keputusan bersama itu benar-benar dijalankan.
"Terutama soal yang poin tidak ada pembatasan itu, saya juga tidak menandatangani karena 100 persen tidak setuju, baru dua orang (tanda tangan). Sedangkan anggota kita ada 136 orang, nah itu mereka belum memberikan persetujuan," kata Riki.
Baca juga: Situasi Terkini di Pasir Impun Bandung Setelah Kesepakatan Bersama Akhiri Konflik Ojol vs Opang
Menurutnya, dalam mediasi tersebut pemerintah tidak mengakomodasi saran opang yang menginginkan agar berbagi penumpang seperti penumpang yang ditarik ojol hanya sampai bawah, kemudian ke atas dilanjutkan oleh opang.
Pengeluaran dobel
Mengenai dua moda transportasi yang disarankan opang, masyarakat juga keberatan karena pengeluaran menjadi dobel.
"Intinya kalau warga cuma pengen minta kebebasan memilih transportasi. Mau milih opang atau ojol terserah warga," ujar Ketua RW 12 Karang Pamulang, Ngadiman, saat ditemui di Kantor Kecamatan Mandalajati, Selasa (10/9/2024).
Ia mengatakan, warga di 3 kompleks yakni Kompleks Citra Wanagari, Sayana, Panoramic ingin mudah dalam menggunakan transportasi, baik saat bekerja maupun saat mengantarkan anak pergi dan pulang sekolah.
"Alasannya (bebas memilih) mungkin banyak warga yang dari luar, nah kalau naik transportasi online bisa sampai ke rumah, jadi lebih gampang karena kan banyak yang pulang malam dan yang punya anak kecil dari rumah sampai ke sekolah," katanya.
Menurutnya, ketika warga menggunakan ojol tentu lebih mudah, sedangkan opang harus menunggu atau turun ke bawah.
Namun, saat ini warga sulit untuk mengakses ojol ketika akan berangkat dari rumah.
Baca juga: Kisruh Ojol vs Opang Pasir Impun, Dishub Kota Bandung: Tak Ada Regulasi Zona Merah-Zona Hijau
Sebut Trek Bandung Paling Sulit, M Zidane Raih Juara Umum FFA dan Campuran Open Trial Game Dirt 2025 |
![]() |
---|
Profil Selangor FC, Lawan Persib Bandung Berikutnya di ACL 2 2025/2026, 7 Kali Juara Liga Malaysia |
![]() |
---|
Bandung Dikunjungi 6,5 Juta Wisatawan di Semester III 2025, Sektor Kuliner Jadi Magnet Utama |
![]() |
---|
Persib Bandung Kehilangan 11 Pemain Selama Jeda, Siapkan Laga Berikutnya Lewat Gim Internal |
![]() |
---|
Dulu Orang Penting di Persib Bandung, Sosok Ini Kini Merapat ke Tim Rival, Tugasnya Ekstra Berat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.