Benarkah Ada Andil Prabowo di Balik Batalnya Revisi UU Pilkada? Arteria Dahlan:Enggak Ada Sejarahnya

Arteria mulai mencurigai adanya instruksi agar membiarkan massa untuk menyampaikan aspirasinya

Igman Ibrahim/tribunnews
Sidang paripurna pengesahan Revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 10 tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Kamis (22/8/2024). 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, dicurigai memiliki andil dalam pembatalah revisi UU Pilkada.

Hal tersebut disampiakan Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP, Arteria Dahlan.

Arteria Dahlan bahkan mengaku tidak menyangka Prabowo Subianto bisa berbuat baik, padaha dicap otoriter.

Hal tersebut disampaikan Arteria Dahlan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (23/8/2024).

Baca juga: Puluhan Peserta Unjuk Rasa di DPRD Jabar Dievakuasi ke Posko Unisba Tadi Malam, 1 Terluka di Mata

Pada rapat bersama Menkumham RI, Supratman Andi Agtas, tersebut, Arteria Dahlah awalnya berbicara mengenai gelombang penolakan revisi UU Pilkada.

Menurut Arteria, pihaknya sudah mendengar ada gelombang penolakan massa pada Kamis (22/8/2024).

Hari ini, sehari setelah gelombang penolakan, dirinya datang ke Gedung DPR RI untuk mengikuti Rapat Paripurna.

Saat itu, kata Arteria, ia mencurigai pengamanan DPR tidak ketat di tengah gelombang penolakan yang begitu besar. 

Tiba-tiba, rapat paripurna ditunda yang saat itu dipimpin oleh orang kepercayaan Prabowo, Sufmi Dasco Ahmad.

"Malam hari saya dapat info akan ada gelombang massa. Nah pagi harinya saya curiga kok pengamanan DPR begini aja. Laporan kami katanya gelombang massanya besar. Makanya saya bilang ini ada sisi positifnya. Kok tiba-tiba jam 10 paripurnanya ditunda, ini sisi positifnya," kata Arteria.

Pada siang harinya, Arteria melihat massa pedemo sudah semakin ramai dan mulai melakukan sejumlah perusakan. Namun, dia kaget ternyata aparat keamanan seolah membiarkan tindakan tersebut.

"Siang hari bisa-bisanya pagar DPR dipretelin tidak ada yang menghambat. Coba zaman dulu pak, digebuk pak. Sorenya mahasiswa masuk dibiarkan saja. Kalau ada gesekan dikit wajar saja. Saya bilang sama Pak Kapolda ini kasihan ini Kapoldanya, di satu pihak dia harus humanis di pihak lain dia harus amankan objek vital negara," ungkapnya.

Baca juga: Reza Rahadian Turun ke Jalan Ikut Unjuk Rasa, Pertanyakan Sikap Anggota DPR: Anda Ini Wakil Siapa?

Dari kejadian itu, menurut Arteria, ia pun mulai mencurigai adanya instruksi agar membiarkan massa untuk menyampaikan aspirasinya. Dia pun menduga instruksi itu berasal dari Prabowo yang juga presiden terpilih RI.

Saat itu, Arteria pun tidak menyangka Prabowo yang selama ini dicap otoriter bisa bertindak humanis demi pemerintahannya ke depan. PDIP pun memberikan apresiasi terhadap sikap Prabowo.

"Kesimpulannya apa? ini saya bicara apa adanya yang saya sampaikan juga ke banyak teman-teman, ini mohon maaf ini, kalau tidak ada Pak Prabowo tidak bisa kejadian pak. Kesimpulannya apa, orang yang kita anggap otoriter, totaliter, tiran, militeristik, tapi kalau kita kasih kesempatan berbuat baik bisa," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved