Pegiat Geowisata Sebut Ada Kesamaan Batuan di Gunung Padang Cianjur dengan Paraga Stone Tasikmalaya

Pegiat Geowisata, Deni Sugandi, mengatakan dalam ilmu kebumian, struktur batu seperti itu bernama Kekar Kolom yang juga ada di Gunung Padang.

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Kemal Setia Permana
Tribun Jabar/ Aldi M Perdana
Salah satu spot menarik di kawasan wisata Paraga Stone yang menawarkan keindahan struktur batuan unik di bantaran Sungai Cimedang. 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Berjarak tempuh sekira 41 kilometer dari Kota Tasikmalaya ke arah tenggara, sebuah lokasi menarik bernama Paraga Stone menjadi spot wisata yang menawarkan keindahan struktur batuan unik di bantaran Sungai Medang.

Paraga Stone sendiri tepatnya berlokasi di Kampung Bangbayang, Desa Karyamandala, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Susunan batu di sana seolah tampak saling bertumpuk pada kedua sisi bantaran Sungai Medang.

Pegiat Geowisata, Deni Sugandi, mengatakan dalam ilmu kebumian, struktur batu seperti itu bernama Kekar Kolom.

Baca juga: Paraga Stone Hadirkan Wisata Keindahan Struktur Batu Unik di Bantaran Sungai Cimedang Tasikmalaya

"Batuan tersebut disebutnya Kekar Kolom atau Columnar Joint. Struktur batuan seperti itu tidak hanya ada di Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya saja," tutur Deni, Rabu (21/8/2024).

Menurut Deni, batuan yang berada di Gunung Padang, Kabupaten Cianjur pun sama-sama Kekar Kolom.

Namun di Gunung Padang posisinya lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada di Salopa.

Di Salopa, bebatuan itu muncul ke permukaan karena dierosi oleh Sungai Medang.

Kemudian juga Batu Korsi yang berlokasi di Bungbulang, Kabupaten Garut, pun memiliki struktur batu seperti itu.

Bebatuan di kawasan wisata Paraga Stone
Salah satu spot menarik di kawasan wisata Paraga Stone yang menawarkan keindahan struktur batuan unik di bantaran Sungai Cimedang.

Kekar kolom sendiri, kata Deni, terbentuk dari magma yang bersifat cair dan berada di dalam perut bumi.

Kemudian seiring waktu, melalui mekanisme kegiatan letusan gunung api, setelah gunung api tersebut meletus besar, letusan keduanya merupakan letusan efusif atau proses letusan berupa lelehan lava yang dikeluarkan lewat retakan pada badan gunung api dan mengalir.

Baca juga: Teja Paku Alam Ungkap Rahasia Keberhasilannya Lakukan Save Berkali-kali Saat Dibombardir Dewa United

"Magma yang keluar dari perut bumi itu disebut lava. Nah, dari lava itulah yang membentuk Kekar Kolom seperti di Paraga Stone ini,"

"Jadi, ditafsir, di sekitar daerah Salopa zaman dulu, tepatnya di zaman oligo-miosen, ada sebuah gunung api yang umurnya tua, antara 30-20 juta tahun yang lalu. Bahkan, gunungnya sendiri sudah tidak tampak lagi. Nah, saat itu, bagian pulau Jawa Barat bagian Selatan masih berada di bawah permukaan laut," lanjut Deni.

Pada zaman oligo-miosen tersebut, di sebagian besar Jawa Barat sebelah Selatan terdapat jajaran pegunungan, yang oleh para peneliti dinamai sebagai Jajaran Gunung Api Selatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved